SURYA Kampus
Sosok Edysul Isdar Wisudawan yang Diterima S2 di 2 Kampus Top Dunia, Bikin Rektor UIN Makassar Iri
Inilah sosok Edysul Isdar, wisudawan UIN Makassar yang viral dapat beasiswa S2 di dua kapus top dunia. Bikin rektor iri.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Sosok Edysul Isdar salah satu wisudawan UIN Makassar menyita perhatian publik karena kesuksesannya.
Edysul medapat beasiswa S2 di dua kampus top luar negeri, yakni Harvard University dan Stanford University.
Atas pencapaian itu, Prof Hamdan Juhannis mengungkapkan, meskipun sudah Guru Besar atau Professor, dia tetap merasa iri dengan prestasi membanggakan Edysul Isdar.
Mantan Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Pengembangan Lembaga ini masih memimpikan menjadi seperti Edysul Isdar.
“Segera setelah menyelesaikan studinya sudah dapat tawaran dari dua universitas terbaik di dunia, dapat beasiswa dari Stanford dan Harvard," ungkap Prof Hamdan Juhannis, melansir dari uin-alauddin.ac.id.
Menurut Guru Besar Sosiologi Pendidikan ini, berdasarkan rangking universita, Universitas Harvard berada pada peringkat dua, sementara Stanford Peringkat dua.
Penulis Buku Melawan Takdir ini menuturkan, Edysul Isdar menjadi mimpi bagi semua wisudawan hari itu, tidak hanya wisudawan UIN Alauddin Makassar, tapi berkuliah di Stanford dan Harvard adalah impian semua orang di dunia.
“Edysul ini adalah contoh terbaik untuk mimpi-mimpi semua anak, berkuliah di universitas terbaik di dunia. Saya saja yang S3 universitas terbaik di Australia tapi saya tidak bisa belajar di Harvard dan Stanford seperti Edysul. Dia akan menjadi wakil UIN Alauddin. Saya merasa speechles,” katanya.
Lebih lanjut, menurutnya, ini adalah sebuah kebanggan bagi UIN Alauddin Makassar dan sebuah terobosan baru pasalnya belum ada alumni yang langsung mendapatkan tawaran beasiswa dari universitas terbaik di dunia itu.
Sementara itu, Edysul Isdar, mengaku ada beberapa tahapan yang dilakukannya sehingga bisa diterima di dua kampus terbaik dunia.
Edysul menjelaskan, dirinya terlebih dahulu mengapply sertifikat Internasional yang diproleh selama studi di UIN Alauddin Makassar.
"Saya submit itu sertifikat-sertifikat internasional saya, karena dari dulu sudah sering ikut lomba internasional dapat medali dan sertifikat," jelasnya.
"Sertifikat inilah yang saya gunakan sebagai penunjang di kedua kampus tersebut. Alhamdulillah, walau belum dapat sidik jari, tapi dapat LoA,” sambung Edysul.
Pria asal Lappariaja Kabupaten Bone mengaku, sertifikat itu dikumpulkannya sejak semester lima. Dirinya rutin mengikuti lomba internasional seperti di Kanada, Polandia, Malaysia Thailand, Singapura dan sebagainya.
“Saya belum pilih mana universitas yang saya akan masuki, tapi kemungkinan besar saya saat ini saya pilih Stanford karena sudah plus beasiswa, untuk Harvard baru lulus kampus, tapi bila nanti plus beasiswa bisa jadi pilih di Harvard,” pungkasnya.
Ditolak PTN Tapi Diterima di 13 Kampus Top Dunia

Sebelumnya, nasib serupa juga dialami pemuda bernama Khaidar Khamzah.
Khaidar Khamzah merupakan salah satu siswa yang cukup berprestasi di Indonesia.
Namun, nasibnya tak mujur saat mendaftar di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Meski ditolak di kampus dalam negeri, Khaidar tak menyerah dan mencoba daftar di kampus luar negeri.
Hasilnya di luar dugaan, Khaidar diterima di 13 kampus top dunia.
Khaidar adalah anak seorang petani asal desa Jatimakmur, Brebes, Jawa Tengah.
Ia menceritakan kisahnya saat hadir dalam acara FYP di Trans7.
"Iya mungkin qadarullah bukan rezeki saya ya untuk melanjutkan di dalam negeri, karena memang sebelumnya ketika saya kelas 11, saya telah mengikuti program persiapan dari kemendikbud untuk melakukan study approach.
Jadi pada saat itu, kita tetap diberi kesempatan untuk mendaftar di dalam negeri, namun qadarullah saya enggak lolos," kata Khaidar.
Khaidar memutuskan untuk masuk di University of Toronto dengan program beasiswa.
Ia mengambil jurusan ekonomi di universitas top tersebut.
"Saat ini saya telah diterima di University of Toronto untuk program beasiswa Indonesia Maju karena setelah saya compare dari universitas yang menerima saya, rangking tertinggi ada di University of Toronto untuk program ekonomi," ungkapnya.
Meski berkuliah di luar negeri, tapi Khaidar berkeinginan untuk memajukan Indonesia.
Ia bercita-cita menjadi ekonom agar bisa ikut serta dalam membangun perekonomian negara kelak.
"Cita-citanya saya sendiri pengin jadi ekonom di Indonesia, saya ingin berkontribusi untuk pembangunan ekonomi di Indonesia," ujar Khaidar.
Khaidar sudah menorehkan prestasi, baik di Tanah Air ataupun kancah internasional.
Sederet kompetisi pernah dijuarainya.
"Kebetulan saya juga siswa yang cukup aktif di sekolah, jadi saya sering mewakili sekolah untuk mengikuti kompetisi di tingkat regional, nasional, atau internasional," katanya.
"Untuk kompetisi yang pertama alhamdulillah saya dapat medali emas pada kejuaraan robotic tingkat nasional, pada saat itu saya buat robot mobile yang diprogram. Terus dilanjutkan ke tingkat Asia Tenggara, waktu itu di Singapura, namun karena COVID-19 dilaksanakan secara virtual, tapi alhamdulillah saya mendapatkan medali perunggu. Terus terakhir dari tingkat internasional di Korea Selatan, alhamdulillah saya dapat medali perunggu untuk kategori kreatif." ujar Khaidar.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Edysul Isdar
wisudawan
UIN Makassar
Kampus Top Dunia
Diterima S2 di 2 Kampus Top
Harvard University
Stanford University
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
SURYA Kampus
Perjuangan Roihan Kuli Angkut Diterima di Unesa, Guru SMA Patungan Demi Bantu Biaya Kuliah |
![]() |
---|
PTN BH dan Universitas Asing Bertambah, PTS Hadapi Tantangan Berat Raih Mahasiswa Baru |
![]() |
---|
Ksatria Muda Unair akan Taklukkan Gunung Arjuno Demi Kontribusi Hijau |
![]() |
---|
FKG Unair Gandeng Pemkab Pasuruan dan PDGI, Edukasi Kesehatan Gigi dan Penanganan Bibir Sumbing |
![]() |
---|
Perjuangan Ulin Nuha, Mahasiswa UGM Akhirnya Dapat Beasiswa di Jepang Setelah Gagal Seleksi 3 Kali |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.