Pemilu 2024
Rekam Jejak Erfin Caleg Bondowoso Nekat Jual Ginjal Demi Kampanye, Pernah Jual Warisan untuk Desa
Inilah rekam jejak Erfin calon anggota legislatif DPRD Dapil I Kecamatan Bondowoso, Jawa Timur, yang nekat jual ginjal
Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID - Hingga saat ini sosok Erfin Dewi Sudanto (47), calon legislatif (caleg) asal Bondowoso, Jawa Timur, yang jual ginjal masih jadi sorotan.
Terbaru, Erfin mengungkap rekam jejaknya sebelum memutuskan mencalonkan diri sebagai anggota legislatif DPRD Daerah Pemilihan I Kecamatan Bondowoso, Tenggarang, dan Wonosari.
Caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini ternyata mantan Kepala Desa (Kades) Bataan periode 2007-2013.
Saat itu, ia menjalankan amanat secara totalitas, meski gaji yang diterima hanya Rp 450 ribu, dan baru naik menjadi Rp 1.050.000 di akhir jabatan.
“Saya waktu pelayanan pada masyarakat luar biasa walaupun gajinya sedikit,” kata Erfin dikutip dari Kompas.com.
Bahkan, saat itu Erfin mengaku sempat menjual rumah warisannya untuk kegiatan di desa.
Dia mengaku mendapatan penghargaan dari bupati Bondowoso saat itu, yakni Amin Said Husni.
Setelah masa jabatan habis, Ervin maju lagi di Desa Bataan. Namun karena biaya mendaftar besar, akhirnya ia tidak jadi maju menjadi calon kepala desa.
Tak berhenti di situ, Ervin juga sempat maju dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) selanjutnya, namun ia mengaku dijegal dengan tidak lolos di tahapan administrasi.
“Tahun 2021 kemarin saya nyalon lagi, tapi di Desa Kajar, tapi tidak jadi dan ada pada posisi nomor dua,” aku dia.
Jual ginjal
Setelah itu, Ervin mendatangi salah satu ketua partai di Bondowoso.
Ia ditawari untuk maju sebagai anggota DPRD. Alasannya, Erfin terkenal baik dan memiliki massa di daerah pemilihannya.
“Saat itu saya bilang apa adanya, saya sekarang tidak punya apa-apa, kondisi ekonomi saya ambruk total, mohon maaf jangan paksa saya nyaleg, karena biaya besar,” ungkap dia.
Namun, ketua partai itu meyakinkan dirinya akan membantu dengan berbagai program. Hal itu membuat Erfin sepakat untuk maju sebagai Caleg.
“Setelah terjun di lapangan, warga sudah banyak yang tahu saya mau maju di Pileg, setelah pemberkasan kurang dua bulan, saya tidak dikasih kabar, ternyata saya digeser, ada yang mengganti posisi saya,” papar dia.
Selanjutnya, Erfin bertemu dengan salah satu temannya yang juga menjadi Caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) di Kabupaten Banyuwangi.
“Besok paginya saya sowan ke ketua PAN, setelah bertemu beliau mengiyakan saya untuk maju sebagai Caleg,” jelas dia.
Pria kelahiran 23 Juni 1976 ini mengaku setelah terjun ke lapangan, banyak usulan dan harapan dari masyarakat. Namun tak dipungkiri, ada sejumlah warga yang juga menanyakan soal uang.
“Ada yang tanya tentang uang berapa yang mau dibuat ganti kalau pencoblosan untuk datang ke TPS,” ujar dia.
Perlu modal besar
Erfin menyadari bahwa modal kebaikan saja untuk maju sebagai caleg tidak cukup.
"Perlu modal uang yang besar. Teman saya itu saat Pileg 2019 bisa habis sekitar Rp 2 miliar untuk caleg DPRD,” ungkap dia.
Di satu sisi, kondisi ekonominya tidak sedang baik-baik saja.
“Akhirnya dari sana saya tekad bulat untuk menjual ginjal saya,” terang dia.
Erfin mengaku tidak tenang jika tidak bisa berbuat untuk masyarakat, warga miskin, lansia, hingga dhuafa. Hal itulah yang menggerakkan dirinya menjual ginjal walaupun merasa sangat berat.
Erfin mengaku sempat ada warga yang menghubungi dirinya melalui WhatsApp terkait hal tersebut.
“Tanya apakah sudah diangkat ginjalnya, mau dikasihkan berapa,” terang ayah dua anak itu.
Setelah itu, Erfin menghubungi orang tersebut untuk mendatangi dirinya.
“Ini tidak ada pabriknya, coba kalau ada yang mau hadir ke rumah saya, saya share lokasi,” ucap dia.
Namun setelah itu, dia tak mendapatkan respons dari warga tersebut. Erfin menilai warga yang menghubungi itu hanya iseng untuk menguji keseriusannya menjual ginjal.
Respons PAN Jatim
Terpisah, PAN Jawa Timur bereaksi terkait adanya kabar calegnya yang nekat menjual ginjal.
Ketua Harian Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN Jatim Achmad Rubaie mengaku, cukup terkejut saat mendengar cerita itu dari medsos.
"Secara resmi kami belum mendengar kabar itu secara langsung. Tapi kami tentu akan memanggil guna minta penjelasan," kata Rubaie kepada SURYA.CO.ID saat dikonfirmasi dari Surabaya, Selasa (16/1/2024).
Menurut Rubaie, pihaknya perlu mendengar langsung alasan dibalik cerita itu dari Erfin.
Sebab, baginya alasan menjual organ tubuh demi biaya kampanye tak patut dilakukan.
PAN juga tak sependapat jika harus mengorbankan anggota tubuh demi politik. Sebab, organ tubuh harus dijaga dengan baik, selain tidak diperkenankan secara aturan maupun agama.
Namun, Rubaie belum mau berandai-andai sebelum mendengar secara langsung penjelasan dari Erfin.
Sikap PAN secara organisasi, akan dipertimbangkan setelah mendengar penjelasan langsung.
"Kami akan bertanya dulu, apa yang menjadi kesulitan dalam pencalegan ini. Kami akan komunikasi terlebih dahulu," ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.