SOSOK Maya Bracken WNI yang Tewas Ditusuk di Inggris: Punya 3 Anak, Jasad Pria 18 Tahun Jadi Misteri

SURYA.CO.ID I LONDON - Inilah sosok Mayawati Bracken atau Maya Bracken (56), warga negara Indonesia (WNI) yang tewas ditikam di sebuah pedesaan Pangbourne, di Berkshire, Inggris. 

Jasad Maya Bracken ditemukan dalam kondisi bersimbah darah di dalam mobil mewahnya, Lexus pada  Kamis (4/1/2024) lalu.  

Kasus ini terungkap setelah polisi mendapat laporan adanya kecelakaan yang melibatkan mobil Lexus di A340 Tidmarsh Road pada Kamis (4/1/2024) pukul 17.45. 

Tiba di lokasi, polisi mendapati Maya sudah bersimbah darah dengan luka tusuk. 

Maya sempat mendapatkan perawatan medis, namun nyawanya tidak tertolong. 

Baca juga: Ancaman Roy Suryo Usai 2 Somasi Tak Digubris Ketua KPU Hasyim Asyari, Begini Sindiran Keras Gibran

Sekitar setengah jam kemudian atau pukul 18.15, petugas mendapat laporan adanya jasad pria berusia 18 tahun di jalur kereta api dekat stasiun Pangbourne.

Jasad pria ini penuh luka setelah ditabrak kereta api.

Penyidik forensik menemukan pisau dapur bergagang hitam di dekat stasiun kereta api di Pangbourne sebagai bagian dari penyelidikan kasus ini.

Polisi menduga tewasnya Maya dan laki-laki 18 tahun ini masih terkait.

Kepala unit kejahatan besar, Det Supt Kevin Brown, menyebut penyelidikan ini kompleks dan mengatakan tidak ada orang lain yang dicari terkait kematian keduanya.

Tidak ada nama yang diungkapkan untuk kedua korban tetapi keluarga dekat dari keduanya telah diberitahu.

"Kami masih berada di tahap awal penyelidikan yang kompleks ini, tetapi saat ini kami tidak mencari siapa pun terkait dengan kematian keduanya," kata Brown.

"Kami masih menyelidiki tetapi menganggap dua kematian itu terkait; kami tetap terbuka terhadap keadaan masing-masing. Tidak ada ancaman lebih luas terhadap masyarakat dari kejadian sedih dan tragis ini.

"Kami meminta siapa pun yang memiliki informasi tentang kematian tersebut untuk menelepon 101 atau membuat laporan di situs web kami, dengan mencantumkan nomor referensi 43240005369."

Sementara itu, Kedutaan Besar RI London sedang mengklarifikasi kasus tersebut kepada otoritas keamanan setempat, termasuk mengenai status kewarganegaraannya. 

Berdasarkan catatan KBRI London, paspor Maya  sudah habis masa berlaku pada 16 agustus 2023 dan belum ada permintaan perpanjangan.

Sementara, kasus ini langsung mengguncang desa kecil berpenduduk lebih dari 3 ribu jiwa yang selama ini dikenal tenang dan damai.

Istri Pangeran William Kerajaan Inggris, Kate Middleton, bahkan tumbuh di daerah tersebut saat dia bersekolah di St Andrew's Prep School dari usia empat hingga 13 tahun. 

Dia pernah menggambarkan masa-masanya di Pangbourne sebagai 'tahun paling bahagia dalam hidup saya' dan bahkan bermimpi untuk kembali ke desa dan bekerja sebagai guru suatu hari nanti.

Lalu, siapa sebenarnya Maya Bracket? 

Dikutip dari Daily Mail, Maya berasal dari Indonesia namun tinggal di Hong Kong sebelum pindah ke Inggris sekitar sepuluh tahun silam.

Penduduk setempat mengatakan dia telah berpisah dari suaminya dan tinggal di rumah bersama anak-anaknya.

Maya diketahui memiliki tiga anak. 

Seorang teman berkata: 'Ini benar-benar menghebohkan. Maya adalah wanita yang luar biasa, unik, dan lucu yang membuat semua orang yang bertemu dengannya tersenyum. RIP untuk seorang wanita cantik.'

Tetangga lainnya, yang tidak ingin disebutkan namanya, menggambarkan Maya sebagai orang yang 'bahagia' namun 'sangat pendiam' dan telah tinggal di jalanan selama beberapa waktu.

'Dia wanita yang sangat cantik, dia sudah tinggal di sini cukup lama. Sebagian besar dari kami (tetangga) menyapa ketika kami keluar karena sebagian besar dari kami berjalan ke kota untuk mengambil koran di pagi hari.

'Selain melambai di jalan, saya tidak tahu banyak tentang dia, dia biasanya menyapa dan saya bertanya bagaimana kabar anak-anaknya.

'Dia selalu tampak bahagia tapi dia adalah orang yang sangat pendiam dan tidak banyak bicara tentang dirinya sendiri,' sebut tetangga Maya dikutip dari Daily Mail. 

Teman yang lain berkata: 'RIP Maya. Saya sangat terkejut, dia adalah orang yang sangat baik.'

Maya tinggal di sebuah rumah yang luas di Flowers Hill dengan tujuh kamar tidur.

Polisi menggeledah tempat itu untuk mengungkap kasus pembunuhan ini.

Seorang teman Ms Bracken, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada MailOnline bahwa Maya adalah wanita yang cantik, sangat baik dan murah hati kepada orang lain.

"Dia menyayangi semua anaknya. Dia memiliki anak kembar, laki-laki dan perempuan, dan seorang putra lagi. Dia akan melakukan apa pun untuk mereka," tuturnya.

"Maya senang ngobrol, ramah banget dan sering undang teman-teman Indonesia ke rumahnya untuk makan-makan," kata Lusiana, salah seorang yang mengenalnya.

"Beliau ramah dan suka banget support acara Indonesia. Sama staf-staf wisma juga ramah," ujar Sari Percaya, istri Dubes Indonesia di Inggris, Desra Percaya.

Sari menambahkan bahwa dirinya terakhir bertemu Maya pada 30 November di sebuah restoran Indonesia di London Raya.

Bahkan mereka sempat bertukar pesan pada Rabu (03/01) atau sehari sebelum Maya meninggal dunia.

"Terakhir kita WA-an hari Rabu (03/01/2023) minggu ini. Dia kirim foto tahun baruan bersama anak-anaknya," papar Sari Percaya kepada wartawan Endang Nurdin yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Teman Maya yang enggan disebut namanya menyayangkan kejadian yang “mengerikan” dan “tak terduga” tersebut.

“Dia berasal dari Indonesia tetapi bertemu suaminya Michael, di Hong Kong,” ujarnya seperti dikutip dari Daily Mail.

“Saya tidak yakin dia pernah tinggal di sana, karena dia dan Maya berpisah segera setelah rumah itu selesai dibangun,” katanya kemudian. (berbagai sumber/dailymail/bbc/MailOnline)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Misteri Kematian Maya Bracken, WNI yang Tewas Ditikam di Inggris dan Temuan Mayat Remaja