Persebaya Surabaya
ANALISIS PERSEBAYA - Biarkan Pelatih yang Baru Bekerja
Lingkaran Setan. Begitu kata yang terbesit untuk menggambarkan nasib Persebaya Surabaya di Liga 1 2023-2024
Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Fatkhul Alami
NEWS ANALISYS oleh Abdullah Faqih, Wartawan Harian Surya
SURYA.co.id | SURABAYA - Lingkaran Setan. Begitu kata yang terbesit untuk menggambarkan nasib Persebaya Surabaya di Liga 1 2023-2024. Istilah itu meminjam dari pernyataan CEO Persebaya, Azrul Ananda pada September 2022 silam.
Saat itu, Azrul mengajukan pengunduran diri dari jabatannya daripada Persebaya harus terjebak di lingkaran setan.
Lingkaran setan yang dimaksud adalah seruan-seruan out baik terhadap pelatih, manajer maupun pemain saat tim mendapatkan hasil buruk.
Solusi itu hanya akan terus menimbulkan pengulangan yang tak berujung jika akhirnya dilakukan. Beruntung Persebaya musim lalu mampu membenahi performa hingga seruan-seruan out itu perlahan menghilang.
Di musim baru, Persebaya mengusung ambisi tinggi untuk bisa naik level tak hanya jadi penantang papan atas tetapi untuk menjadi juara.
Niat untuk membawa Persebaya juara itu ditegaskan langsung oleh Azrul di depan puluhan ribu Bonek yang hadir di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.
Alih-alih menjadi penantang juara, Persebaya malah jadi pesakitan di papan bawah.
Hasil dari 22 pertandingan dengan perolehan 26 poin membuat Bajul Ijo lebih dekat ke zona degradasi (5 poin) daripada zona championship (12 poin).
Capaian medioker itu membuat Persebaya kini justru tercebur ke lingkaran setan yang sedari awal berusaha dihindari.
Lingkaran setan seperti apa? Pergantian pelatih, misalnya. Persebaya sudah berganti nahkoda sebanyak tiga kali. Mulai dari Aji Santoso yang mengakhiri empat tahun kebersamaannya dengan Bajul Ijo.
Langkah pelatih asal Kabupaten Malang itu harus terhenti meski baru memimpin Persebaya di enam pertandingan. Aji kemudian diganti oleh Uston Nawawi. Sebagai caretaker, Uston sukses membawa Persebaya ke jalur kemenangan.
Regulasi terkait lisensi membuat Uston akhirnya harus digantikan oleh pelatih baru asal Spanyol yaitu Josep Gombau. Entrenador Josep Gombau ironisnya tak diberi waktu lama untuk membesut Bajul Ijo.
Hanya setelah rentetan hasil buruk di 6 pertandingan, eks Pelatih Timnas Australia U23 itu langsung didepak dari jabatannya. Selepas Gombau, Uston kembali ditunjuk sebagai caretaker. Namun periode keduanya tak semulus di periode pertama.
Uston masih belum bisa melepaskan Bruno Moreira Dkk dari performa buruk 9 pertandingan tanpa kemenangan.
Lingkaran Setan tak cukup terjadi di posisi pelatih saja. Bahkan, posisi manajer pun tak luput dari desakan mundur. Manajer Yahya Alkatiri akhirnya meletakkan jabatannya setelah suara ketidakpuasan dari supporter semakin tak terbendung.
Ketidakstabilan di dalam tubuh internal Persebaya tentu sedikit banyak memengaruhi performa tim di atas lapangan.
Pergantian pelatih dari satu nama ke nama lainnya membutuhkan proses adaptasi karena filosofi bermain yang diterapkan tiap juru taktik memiliki perbedaan. Sehingga tak heran jika karakter permainan Persebaya semakin tak terlihat musim ini.
Karakter permainan yang mengandalkan bola-bola bawah, umpan pendek, serta permainan yang ngosek, ngeyel dan wani. Lantas muncul pertanyaan, kapan Persebaya bisa mentas dari lingkaran setan ini?
Ambisi untuk mengejar gelar juara sebetulnya sah-sah saja untuk dicanangkan oleh setiap tim.
Tetapi, bukannya tujuan harus berbanding lurus dengan proses?
Membahas proses persiapan di awal musim, Persebaya nampaknya tak belajar dari kesalahan yang dilakukan dari musim ke musim.
Kesalahan itu adalah melepas pemain kuncinya. Memang, sebagian besar skuad musim sebelumnya dipertahankan, termasuk 3 dari 4 pemain asing yang tampil impresif.
Tetapi yang harus menjadi catatan penting kali ini adalah pemain lokal langganan starter yang bertahan hanya Ernando Ari, Alwi Slamat dan Arief Catur saja.
Pemain lokal lainnya mayoritas merupakan penghangat bangku cadangan yang akhirnya dilepas juga pada pertengahan musim.
Pemain kunci seperti Rizky Ridho, Koko Ari, Alta Ballah hingga pemain lokal paling subur musim lalu yaitu Ahmad Nufiandani harus berpisah.
Posisi pemain yang dilepas itu kemudian diisi oleh pemain-pemain yang masih harus dipoles lagi.
Walhasil, Persebaya tak bisa lepas dari ketergantungan dengan pemain asingnya terutama dalam urusan produktivitas gol.
Dari total 23 gol yang dicetak, 19 diantaranya diceploskan oleh pemain asing sedangkan 3 gol berasal dari pemain lokal, 1 gol lainnya hasil dari bunuh diri lawan.
Persebaya sejatinya punya kesempatan kedua untuk memperbaiki komposisi pemain di bursa transfer paruh musim.
Tetapi dengan alasan satu dan lain hal, tak ada pemain lokal baru yang memiliki kualitas untuk langsung menembus 11 pertama. Sehingga mau tidak mau, pemain lokal saat ini harus bisa step up untuk bisa mengimbangi pemain asing.
Biarkan Pelatih Baru Bekerja
Harapan terakhir Persebaya akhirnya harus bergantung pada sisa 12 pertandingan di tahun 2024.
Dengan perolehan poin yang lebih dekat ke zona degradasi, tugas utama tentu adalah menyelamatkan tim daripada membidik posisi empat besar.
Demi bertahan di Liga 1, pergantian pelatih nampaknya akan kembali terjadi dengan isu kedatangan Paul Munster yang makin kencang.
Pelatih berusia 41 tahun tentu bukan sosok baru di sepak bola tanah air. Pria berpaspor Swedia itu pernah menjadi juru taktik untuk Bhayangkara FC pada tahun 2019 hingga 2022 silam.
Pendukung tentu berharap kedatangan Paul Munster bisa langsung memberikan dampak positif terhadap hasil yang diraih.
Namun yang harus diingat, pelatih bukanlah pesulap. Mereka pasti membutuhkan waktu untuk mengenal pemainnya dan menemukan sistem yang cocok dengan profil skuad yang dimiliki.
Sehingga jika tak ingin kembali ke lingkaran setan yang sama, pendukung harus memberikan kesabaran yang ekstra.
Kurangi ekspektasi dan berikan waktu bagi pelatih baru untuk bekerja. Syukur-syukur bila ia bisa menemukan racikan paling pas untuk Bruno Moreira Cs di sisa musim.
Sehingga tim saat ini bisa menjadi fondasi yang kuat untuk pembentukan tim musim depan, bukan malah melakukan perombakan total seperti yang sudah-sudah.
Toh, mengakhiri musim di posisi ke-5 atau ke-15 sekalipun tak akan ada bedanya. Semuanya sama yaitu tidak bisa lolos ke Championship Series maupun terdegradasi ke Liga 2.
Berita Persebaya Hari Ini: 2 Pilar Absen Lawan PSM Makassar Edu Perez Siapkan Skuad Beda |
![]() |
---|
Pelatih Persebaya Eduardo Perez Siapkan Skuad Berbeda untuk Hadapi PSM Makassar |
![]() |
---|
Daftar 7 Pemain Utama PSM Makassar Yang Absen Lawan Persebaya |
![]() |
---|
Dime Dimov Disorot, Pelatih Persebaya Surabaya : Padahal Dia Bermain Fantastis! |
![]() |
---|
Kabar Terbaru Rachmat Irianto Siap Masuk Line Up Persebaya vs PSM Makassar, Koko Ari Belum Pulih |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.