Jasad Pensiunan Guru Tinggal Tengkorak
Sosok Pensiunan Guru yang Jasadnya Tinggal Tengkorak di Lubang Sumur SD di Citeureup Bogor
Inilah sosok pensiunan guru ditemukan tinggal tengkorak di lubang sumur di SDN 05 Tarikolot, Citeureup, Bogor.
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Sosok pensiunan guru ditemukan tinggal tengkorak di lubang sumur di SDN 05 Tarikolot, Citeureup, Bogor.
Jasad tinggal tengkorak diduga pria berinisial J (65) itu ditemukan petugas kebersihan, Kamis (7/12/2023).
"TKP berada di SDN 05 Tarikolot," kata Kapolsek Citeureup Kompol Yufrialdi dalam keterangannya saat dikonfirmasi via Humas Polsek Citeureup, Jumat (8/12/2023).
Saat ditemukan, kondisi jasad sudah terpisah-pisah diduga karena terlalu lama di dalam sumur.
Menurut pihak Polsek, korban ini diduga warga sekitar yang sempat dikabarkan hilang tak ada kabar.
"Diduga hilang dua tahun yang lalu," katanya.
Polsek Citeureup dan Tim Inafis Polres Bogor pun telah melakukan olah TKP temuan kerangka jenazah dalam sumur tersebut.
Penyebab korban ditemukan tewas dalam sumur sementara ini masih belum diketahui pasti.
"Masih dalam proses penyelidikan," ungkapnya.
Kisah Lain : Ibu dan Anak Ditemukan Tinggal Tengkorak
Sebelumnya, juga heboh soal temuan jasad tinggal tengkorak di Perumahan Bukit Cinere Indah, Depok, Jawa Barat.
Identitas jasad itu diketahui bernama David Ariyanto dan ibunya, Grace Arijani Harahapan (65).
Dalam foto yang diterima TribunJakarta (grup surya.co.id), tangan David dan Grace terlihat saling bergandengan.
Diduga keduanya sudah meninggal dunia sekitar sebulan sebelum ditemukan.
Diketahui, selama ini David memang hanya tinggal berdua bersama sang ibu setelah ayahnya meninggal dunia pada 2011 silam.
Dari pengakuan warga setempat tidak pernah mengetahui ada keluarga atau kerabat yang berkunjung di rumah tersebut.
Semasa hidupnya David Ariyanto dikenal sebagai pribadi yang tertutup.
David Ariyanto hanya keluar rumah jika ada keperluan bersama sang ibu.
Ia menemani Grace berbelanja setiap hari Kamis.
Keduanya biasanya pergi menggunakan taksi Bluebird.
Rutinitas hari Kamis ini lah yang menjadi misteri, apakah mereka hanya berbelanja atau ada kegiatan lain yang berkaitan dengan kematiannya.
Menurut keterangan tetangga bernama Ratna, David tidak bekerja dan belum menikah.
"Dia memang tinggal berdua aja, suaminya (Grace) sudah meninggal dari sekitar tahun 2011," kata Ratna.
Bahkan, saat ayah David Ariyanto meninggal pada tahun 2011 silam, tak semua warga komplek mengetahui kabar duka itu.
"Ya dia sekedar say hello aja kalau ketemu. Waktu itu suaminya meninggal juga ga pada tahu semua. Kebetulah saya tahu karena rumah saya sebelah Ketua RT, sisanya enggak ada yang tahu karena nggak dibawa ke sini tapi ke rumah duka," kata Ratna.
Ratna mengatakan, David Ariyanto dan Grace makin tertutup saat suaminya meninggal.
Grace dan David Ariyanto hanya keluar rumah seperlunya. Misalnya untuk membuang sampah atau menyapu halaman. Setelahnya mereka kembali masuk ke rumah.
"Kadang saya kalau lagi jalan pagi suka negur dan ajak dia buat ikut jalan juga tapi gapernah mau," kata Ratna.
Terbaru, Polda Metro Jaya melakukan sterilisasi di tempat kejadian perkara (TKP) penemuan jasad ibu dan anak yang sudah menjadi tengkorak.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan, sterilisasi dilakukan untuk menganalisis jejak orang luar di TKP selain korban.
"Kita juga sterilitasnya dari awal sehingga tim labfor bisa menganalisis apakah ada jejak-jejak orang di luar dua jenazah ini sebelum kejadian," kata Hengki kepada wartawan, Jumat (8/9/2023).
Selain itu, sambung Hengki, polisi juga menganalisis jejak racun di lokasi penemuan jasad kedua korban.
"Kemudian dari labfor juga menganalisis apakah di seputaran TKP itu ada jejak jejak racun dan sebagainya. Kemudian juga dari Inafis berusaha mendapatkan identitas daripada korban," ujar dia.
Di sisi lain, Polda Metro Jaya juga menggelar olah TKP ulang pada hari ini.
Dalam olah TKP ulang nanti, jelas Hengki, penyidik Polda Metro Jaya akan melibatkan Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor).
"Asosiasi Psikologi Forensik yang akan menganalisis secara retrospektif autopsi psikologi," ujar dia.
Apsifor juga akan menganalisis tulisan berjudul "To You Whom Ever" yang ditemukan di laptop milik salah satu korban.
"Karena nanti dari tulisan itu, dalam bahasa Inggris ya tulisannya, akan terlihat apakah memang ini adalah tulisan daripada jenazah, apa motivasinya," ucap Hengki.
"Intinya kami mengedepankan scientific crime investigation. Biar alat bukti yang mengarahkan apa yang kira-kira terjadi di TKP tersebut," imbuh dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.