4 Anak Tewas Membusuk

Tabiat Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak yang Membusuk di Jagakarsa Terkuak, Pak RT dan Tetangga Sepakat

Terungkap tabiat P, ayah dari empat anak yang tewas membusuk di rumah kontrakan di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan. 

Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
KOLASE TRIBUN JAKARTA
Tetangga P, terduga pembunuh 4 anak yang membusuk di Jagakarsa (tengah) Lokasi dan kondisi 4 anak yang ditemukan membusuk (kanan dan kiri) 

SURYA.CO.ID - Terungkap tabiat P, ayah dari empat anak yang tewas membusuk di rumah kontrakan di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan. 

Tabiat P ini rupanya sudah diketahui oleh warga sekitar. 

Tak heran, mereka pun sepakat menganggap P adalah sosok yang tertutup.

Seorang tetangga bernama Titin Rohmah (49) menyebut, bukan hanya P yang tertutup. Istri P, D, pun juga jarang bersosialisasi dengan warga sekitar.

"Suami istri tertutup, maksudnya nggak pernah ngobrol sama tetangga," kata Titin, dikutip dari Tribun Jakarta.

Bahkan, Titin menyebut D hanya keluar rumah saat pergi bekerja. Sedangkan, P keluar rumah ketika mengajak anak-anaknya bermain.

"Istrinya nggak pernah keluar, di dalam saja. Suaminya keluar kalau ngajak main anak-anaknya," ungkap dia.

Hal senada juga diutarakan Ketua RT setempat bernama Yacob yang mengatakan bahwa P baru sekali melapor saat hendak menempati rumah kontrakan.

"Boleh dibilang enggak (sosialisasi). Ke rumah saya nggak pernah kayaknya. Waktu itu baru lapor sekali ke saya, tapi nggak bawa identitas. Jadi nama juga belom jelas, lupa," ujar Yacob.

Lebih lanjut, Yacob mengungkapkan, P sudah berbulan-bulan tidak membayar biaya sewa rumah kontrakan yang ditempatinya.

"Karena sudah enam bulan belum dibayar ini kontrakan, baru tiga bulan dia bayar," ungkapnya.

Sudah beberapa bulan terakhir ini, P tidak memiliki pekerjaan alias pengangguran. Hanya sang istri yang bekerja sebagai karyawan swasta.

"Tadinya supir, sekarang nganggur. Kalau istrinya kerja, tapi nggak tau di mana," ujar Yacob.

Pertengkaran Sempat Diketahui Tetangga

Sementara empat hari sebelum penemuan mayat empat anak tersebut, tepatnya Sabtu (2/12/2023),  P melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) pada D.

"Awalnya hari Sabtu KDRT, istrinya di KDRT dibawa ke rumah sakit," kata Titin.

Mulanya, jelas Titin, adik pelaku datang ke rumah dengan tujuan untuk mengantar D ke kantor tempatnya bekerja.

Adik pelaku kemudian mencoba memanggil D, namun tidak ada jawaban. Saat pintu rumah dibuka, P ternyata sedang memukuli istrinya.

"Pertama datang adiknya mau nganter kerja (istri pelaku) ke kantor. Dipanggil nggak keluar, pas ditendang pintu istrinya lagi digebukin Pak Panca," ujar Titin.

Adik pelaku sempat memanggil Titin untuk meminta pertolongan. Titin pun segera mendatangiSe rumah yang dihuni pelaku dan korban.

Ketika itu Titin melihat kondisi D yang sudah babak belur. Ada tiga hingga empat benjolan di wajah korban.

Bahkan, menurut Titin, D sampai muntah darah akibat dipukuli suaminya.

"Adiknya manggil ibu, 'tolong tolong katanya'. Ibu datang lah ke sana. Istrinya sudah pada benjol jidatnya, ada tiga atau empat, muntah darah," ungkap dia.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved