Pesawat TNI AU Jatuh
Biodata Marsma Agung Sasongkojati yang Diminta Investigasi Mendalam Pesawat TNI AU Jatuh di Pasuruan
Inilah profil dan biodata Marsama TNI R Agung Sasongkojati yang diminta investigasi mendalam insiden pesawat TNI AU jatuh di Pasuruan.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Inilah profil dan biodata Marsama TNI R Agung Sasongkojati yang diminta investigasi mendalam insiden pesawat TNI AU jatuh di Pasuruan.
Diketahui, KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo memerintahkan agar insiden dua pesawat EMB-314 Super Tucano milik TNI Angkatan Udara (AU) yang terjatuh di Kabupaten Pasuruan, Kamis (16/11/2023) lalu diinvestigasi secara mendalam.
Perintah itu disampaikan kepada Kadispenau Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati.
"Kepala Staf TNI Angkatan Udara berpesan kepada saya agar investigasi ini dilakukan secara mendalam," kata Kadispenau dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/11/2023), melansir dari Kompas.com.
Investigasi mendalam dilakukan untuk mendapatkan informasi selengkap-lengkapnya.
"Investigasi ini bertujuan untuk memperbaiki prosedur yang ada, serta untuk meningkatkan keselamatan terbang dan kerja," jelasnya.
Agung menyebutkan, penyelidikan akan dilakukan oleh pusat kelayakan dan keselamatan TNI Angkatan Udara.
Lantas, seperti apa profil dan biodata Agung?
Melansir dari Wikipedia, Marsma TNI R Agung Sasongkojati lahir 25 Maret 1966.
Ia adalah seorang perwira tinggi TNI-AU yang sejak 27 April 2023 mengemban amanat sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara.
Sebelumnya, dia menjabat sebagai Paban III/Hanwildirga Spotdirga.
Riwayat Jabatan:
Komandan Lanud Sam Ratulangi
Dosen Penuntun Golongan V Sekkau (2007)
Asops Pangkosekhanudnas III/Medan
Kasubdispenum Dispenau
Paban III/Hanwildirga Spotdirga
Kadispenau (2023).
Tim Investigasi TNI AU Turun ke Lokasi
Tim Investigasi TNI AU terjun ke lokasi jatuhnya pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano bernomor registrasi TT-3111 di area Gunung Kundi, Desa Wonorejo, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Pasuruan, Jumat (17/11/2023).
Rombongan tiba di Posko Tim Pencarian Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, sekira pukul 08.30 WIB.
Kepala Pusat Kelaikan Keselamatan Terbang dan Kerja TNI Angkatan Udara (Kapuslaiklambangjaau), Marsda TNI Benedictus Benny tampak turut hadir di lokasi.
Marsda TNI Benedictus memimpin proses investigasi mengenai jatuhnya dua pesawat tempur TT-3111 dan TT-3103.
Satu persatu tim berangkat menuju titik pesawat tempur TT-3111 terjatuh mengendarai motor.
Mengingat, medan yang ditempuh begitu ekstrem. Terjal maupun curam.
Bukan hanya itu, sejumlah personil gabungan yang terdiri antara lain, TNI AU, TNI AD, Kepolisian, dan BBTNBTS, bersiaga di pos.
"Kedatangan kami untuk melakukan investigasi," kata Marsda TNI Benedictus.
TNI AU akan Evakuasi Seluruh Puing-puing Pesawat
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Agung Sasongko Jati menyatakan proses evakuasi bangkai pesawat Tucano yang mengalami kecelakaan tengah dilakukan oleh petugas.
Petugas yang terdiri atas prajurit TNI/Polri, masyarakat telah mengetahui titik lokasi. Petugas di lapangan menghadapi kendala medan yang sulit.
"Kemungkinan nanti dipotong dan dibawa dengan helikopter," ujar Agung, Jumat (17/11/2023).
Dijelaskan Agung, saat ini tim investigasi telah mencapai lokasi dan mengumpulkan data-data kecelakaan.
Mereka juga mengamankan barang-barang dan flight data recorder dari pesawat.
"Yang penting sekarang adalah bagaimana membuat keluarga berada dalam bantuan kami dari AU. Kami juga mohon kepada masyraakat membantu kami menyelediki kecelakaan ini. Kami sampaikan terima kasih, kepada aparat teritorial, pecinta alam dan penduduk sekitar dengan sepenuh hati menolong," katanya.
Agung mengatakan, evakuasi barang-barang pesawat segera dilakukan karena ada sejumlah bahan peledak berada di pesawat.
Bahan peledak itu bukan senjata, tetapi alat teknis untuk mengatasi gangguan teknis. Agung mengatakan akan mengambil seluruhnya.
"Akan diambil seluruhnya. Kami tidak akan biarkan itu tergeletak karena di pesawat ada peralatan bahan peledak, tapi peledak untuk keperluan misal memaksa roda mendarat ketika terhalang. Itu menggunakan bahan peledak dan sangat berbahaya jika jatuh ke orang yang tidak tahu," ujarnya.
Pihak TNI-AU belum bisa menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menvakuasi bangkai pesawat. Pasalnya, medan yang berada di titik lokasi cukup sulit.
Agung juga mengatakan, Pesawat Tucano yang kecelakaan berada dalam kondisi siap diterbangkan, modern dan canggih.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.