8 Program Pemkot Batu Dinilai Berhasil Turunkan Angka Stunting Tiap Bulan Sepanjanng 2023

Lewat beragam program, Pemkot Batu berupaya penuh untuk menekan angka stunting melalui Dinas Kesehatan.

Penulis: Dya Ayu | Editor: Akira Tandika
Freepik via Tribunnews
Ilustrasi stunting. Angka stunting di Kota Batu berhasil turun per bulannya sepanjang tahun 2023. 

SURYA.CO.ID, Batu - Pemerintah Kota Batu berupaya untuk menekan angka stunting yang terjadi di kota wisata berikon buah Apel itu.

Beragam program dan kegiatan dilakukan Pemkot Batu melalui Dinas Kesehatan agar angka stunting semakin berkurang setiap tahunnya. 

Dari data Dinas Kesehatan Kota Batu, sejak tahun 2019 hingga tahun 2023 ini presentase stunting di Batu terus menurun.

Prevalensi balita stunting berdasarkan data bulan timbang Agustus beberapa tahun terakhir, tahun 2019 25,4 persen, tahun 2020 14,83 persen, tahun 2021 13,8 persen, tahun 2022 14,4 persen dan tahun 2023 belum diketahui karena bulan timbang digeser pada bulan Oktober ini sehingga datanya belum tersedia.

"Secara jumlah absolut jumlah balita stunting di Kota Batu pada tahun 2023 berdasarkan data sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) sudah mengalami penurunan yang cukup signifikan," kata Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Batu, Monika Kartikaning kepada Suryamalang.com, Senin (30/10/2023).

Jumlah balita stunting di Kota Batu tahun 2023 mulai bulan Januari sebanyak 1724 anak, Februari 1564 anak, Maret 1718 anak, April 1606 anak, Mei 1575 anak, Juni 1505 anak, Juli 1476 anak dan Agustus 1441 anak.

Menurut Monika jumlah balita stunting di Kota Batu setiap bulannya mengalami penurunan tak lepas dari program yang dijalankan Pemerintah Kota Batu dalam mengatasi stunting. 

Ada 8 program prioritas intervensi gizi spesifik dari sektor kesehatan, yaitu Pelaksanaan pos gizi stunting di 24 desa/ kelurahan dengan sasaran 360 balita stunting, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal tinggi protein selama 90 hari untuk 613 balita gizi kurang dan 387 ibu hamil Kurang Energi Kronis, Pendampingan pada 1309 balita stunting dengan melibatkan tokoh masyarakat, organisasi keagamaan, masyarakat dan perempuan, pihak swasta melalui program ananda bergizi.

Program keempat ialah Pemberian Makanan Tambahan Khusus berupa susu khusus untuk 650 balita dan 100 ibu menyusui dengan riwayat melahirkan BBLR yang diberikan atas dasar rekomendasi dokter spesialis, Pemeriksaan dokter spesialis untuk menegakkan diagnosa balita stunting, Program keenam yakni Kelas ibu hamil dan pendampingan atau kunjungan rumah untuk ibu hamil beresiko tinggi.

"Program berikutnya ialah pembinaan kesehatan reproduksi melalui kelas pra konsepsi dan pembinaan di KUA dan lembaga keagamaan untuk calon pengantin dan Program Skrining Hipotiroid Kongenital untuk semua bayi baru lahir," ujarnya.

Sementara itu disampaikan Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, persoalan menurunkan angka stunting menjadi salah satu fokus Pemerintah Kota di tahun 2024 mendatang.

Untuk itu dalam RAPBD Tahun 2024 yang diajukan ke DPRD, diproyeksikan anggaran belanja sebesar Rp 1,163 triliun, diantaranya akan dipergunakan untuk penghapusan kemiskinan ekstrem, penurunan tingkat pengangguran melalui kegiatan pelaksanaan Bedah Rumah, Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi Kelompok Penerima Manfaat yang memenuhi syarat, untuk penurunan stunting dan kualitas kesehatan melalui kegiatan penguatan intervensi stunting.

"Sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo dan Ibu Gubernur Jawa Timur serta harapan kami agar angka stunting terus ditekan dengan program-program yang sudah dijalankan. Kami akan terus berusaha secara optimal. Kami yakin dan optimis angka balita stunting di Kota Batu semakin berkurang dan masyarakatnya maju serta semakin makmur,” jelas Aries Agung Paewai. (myu)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved