Berita Viral

Kisah Perjuangan Sopir Ojol Beli Mobil untuk Anak, Sempat Ditolak Diler karena Data dan Pekerjaan

Seorang sopir ojek online (ojol) sempat viral, karena kisah perjuangannya yang ingin beli mobil untuk anaknya. 

Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
TIKTOK
Kisah Perjuangan Sopir Ojol Beli Mobil untuk Anak, Sempat Ditolak Diler karena Data dan Pekerjaan 

SURYA.CO.ID - Seorang sopir ojek online (ojol) sempat viral, karena kisah perjuangannya yang ingin beli mobil untuk anaknya. 

Kisah ini terungkap dalam unggahan TikTok @masraflitoyota, belum lama ini. 

Pemilik akun yang diketahui bernama Rafli, merupakan karyawan di diler Toyota di kawasan Jakarta Selatan.

Rafli bercerita, awal mula dirinya didatangi oleh sopir ojol yang mengaku ingin membeli mobil MPV seperti Toyota Calya matik atau Toyota Avanza.

Mobil itu diperuntukan buat anaknya yang ingin menjadi pengemudi taksi online.

Pengendara ojol itu meminta DP rendah Rp 10 sampai Rp 15 juta, dengan angsuran yang tidak terlalu membebankan di tiap bulannya.

Pada saat itu sopir ojol yang merupakan pria paruh baya mengaku sudah memiliki hitungan yang lebih murah dari sales Toyota lainnya. Namun, karena satu dan lain hal, permintaan sopir ojol itu ditolak.

“Gue tanya ‘bapak ada kendalanya apa? kan sudah dapat hitungan lebih murah dari Rafli kasih?’" tanya Rafli

Kemudian sopir ojol menjawab, permintaannya ditolak oleh diler karena terkait data dan pekerjaan.

“Jadi gini mas, tadi saya ke diler Toyota daerah sini, lalu saya ditanya soal data dan pekerjaan, saya bilang kerjaan saya ojol, saya punya rumah pribadi di Depok, terus penghasilan saya dari ojol memang tidak pasti."

“Data saya katanya kena batas umur. Nah, mereka kasih hitungan dan minta foto KTP saya, ya memang saya nego agar tidak memberatkan saya."

"Tapi respon mereka kurang baik. Seolah saya kalau mau deal nurut sama hitungan salesnya, dan sales itu nanya, memang mobilnya buat apa? Saya bilang buat anak saya narik taksi online."

Begitu penjelasan Rafli mengenai percakapannya dengan sopir ojol tersebut.

Akhirnya Rafli pun paham alasan sopir ojol itu sampai ditolak oleh diler sebelumnya.

Namun di sisi lain, ia juga merasa harus membantu sopir ojol yang berniat membeli mobil untuk anaknya, agar perekonomian keluarga bisa sedikit terbantu dari penghasilan taksi online.

Singkat cerita, Rafli pun menyetujui permintaan sopir ojol itu, dan meminta KTP, NPWP, serta berkunjung ke rumah bapak tersebut sebagai SOP.

Begitu sampai Rafli disambut oleh istri dari sopir ojol tersebut, serta ketiga anaknya. Salah satunya adalah anak lelaki berusia 24 tahun yang akan ingin dibelikan mobil oleh sang bapak.

Dalam unggahan itu, Rafli juga menceritakan bahwa rumah sopir ojol itu berada di komplek perumahan kecil.

Setelah berbincang, sang istri dari sopir ojol itu mengaku keberatan dengan tawaran angsuran yang diberikan oleh Rafli. Ia meminta Rafli untuk memberikan angsuran yang lebih murah agar tidak memberatkan di kemudian hari.

“Di sini gue mau jelasin sekalian ke teman-teman, skema kredit di leasing. Kalau mau DP kecil, angsuran akan tinggi dan begitupun sebaliknya. Jadi customer harus pilih salah satu, enggak bisa dua-duanya,” tulis unggahan itu.

“Di dalam angsuran ada yang namanya pokok hutang, biaya admin, asuransi selama tenor berlangsung, ada asuransi kendaraan dan jiwa, lalu ada juga keuntungan leasing. Sekadar pesan nih, jangan sampe asuransi jiwa atau ACP dihilangkan, cuma karena ingin angsuran murah. Bahaya di kemudian hari,” lanjut unggahan itu.

“Terus gue juga jelasin ke ibunya, kalau bungan DP 10 persen, 15 persen, 20 persen dan seterusnya itu beda-beda. Semakin kecil DP-nya maka akan semakin mahal bunganya. Semoga teman-teman juga paham,” tambahnya.

Akhirnya, istri dari sopir ojol pun paham dan menyetujui penawaran yang diberikan oleh tenaga penjual Toyota itu.

Ternyata suami istri itu diketahui merupakan pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) di Pemda. Uang pensiunan mereka ditabung untuk hari tua, sebagian dibuat usaha membuat kontrakan.

Sang istri pun bercerita sempat menginvestasikan uang pensiunannya kepada salah satu rekannya untuk dibuatkan usaha, namun nahasnya, ia malah menjadi korban penipuan.

Dari dulu, pasangan suami istri itu mengaku tidak berpikir untuk memiliki mobil, sampai akhirnya sang anak mengungkapkan keinginannya untuk bekerja sebagai pengemudi taksi online dengan niat membantu perekonomian keluarga.

Dengan bantuan Rafli, sopir ojol beserta keluarga langsung memutuskan untuk membeli mobil Toyota Calya tipe G transmisi manual. Unit mobil tersebut sudah di delivery ke konsumen pada akhir 2022 lalu.

“Thanks pak H*** sudah percaya sama Rafli, sudah banyak sharing saat proses, bahkan seakan sebagai ayah saat kita diskusi tentang pernikahan dan pendidikan,” tulis unggahan itu.

Penjelasan Perusahaan Pembiayaan

Terkait hal ini, Ronald Adrian Laurence, DRM and Dealer Financing Head TAF menjelaskan, bagi konsumen yang ingin membeli mobil secara kredit, pihaknya tidak memiliki jenis pekerjaan yang dihindari.

Terkecuali kalau berkaitan dengan pekerjaan yang melanggar Undang Undang, seperti tidak pidana pencucian uang, indikasi penipuan, dan lain sebagainya. 

"Tentunya seluruh customer akan kami proses terlebih dahulu dengan dokumen-dokumen pendamping seperti KTP, KK, dan NPWP yang bersangkutan. Biasanya customer juga akan melengkapi dengan dokumen finansial seperti slip gaji, ataupun rekening koran," ucap Ronald, dikutip dari Kompas.com, Selasa (31/10/2023).

Ronald melanjutkan, jika calon pembeli mobil bukan karyawan terdaftar atau tidak mempunyai nomor rekening tetap bisa diproses melalui survei dan analisa.

"Karena lewat proses survei, kami juga bisa menganalisa usahanya yang bersangkutan, dan menilai kapasitas dari customer tersebut walaupun yang bersangkutan tidak melampirkan dokumen keuangan dari bank," lanjutnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved