Pilpres 2024
BIODATA 3 Eks Kapolri yang Dukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024, Ada yang Diberhentikan Jokowi
Iniah sosok tiga mantan Kapolri yang mendukung pasangan capres-cawapres, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2023.
SURYA.CO.ID - Iniah sosok tiga mantan Kapolri yang mendukung pasangan capres-cawapres, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2023.
Tiga mantan Kapolri ini adalah Jenderal (Purn) Polisi Sutarman, Jenderal (Purn) Polisi Idham Aziz, dan Jenderal (Purn) Polisi Sutanto.
Tiga mantan Kapolri ini hadir saat Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada Rabu (25/10/2023) hari ini.
Nama tiga mantan Kapolri ini disebutkan Prabowo saat menyapa para relawannya di Hall Indonesia Arena di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
Prabowo mengapresiasi kehadiran semua pihak yang mendukungnya, termasuk tiga mantan Kapolri.
Baca juga: Respons Mahfud MD saat Prabowo-Gibran Daftar ke KPU, Cawapres Ganjar Santai Kehilangan Basis Suara?
“Tiga mantan Kapolri Jenderal (Purn) Polisi Sutarman, Jenderal (Purn) Polisi Idham Aziz, Jenderal (Purn) Polisi Sutanto,” kata Prabowo usai mendaftarkan diri di KPU, Jakarta, Rabu siang.
Selain itu, Prabowo juga menyampaikan apresiasi kepada sejumlah tokoh nasional lainnya, di antaranya Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia ke-5 Jenderal TNI (Purn) Wiranto serta eks KSAU Marsekal TNI (Purn) Imam Sufaat.
Tak hanya itu, ia menyampaikan apresiasi kepada tokoh-tokoh agama yang turut hadir, termasuk Habib Luthfi bin Yahya.
“Juga tokoh religus, tokoh agama Habib Luthfi bin Yahya yang telah membacakan doa pada saat kami ada di Stadion Indonesia Arena. Kami ucapkan tima kasih kepada semua unsur yang sudah bekerja keras mengantar kami ke sini,” ujar Prabowo.
Diketahui, Prabowo dan Gibran didukung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang terdiri dari sembilan partai. Kesembilan partai itu adalah Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelora, Partai Garuda, Prima, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Setelah resmi mendaftar, Prabowo-Gibran dijadwalkan menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh yang difasilitasi KPU RI di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (26/10/2023) besok.
Sejalan dengan itu, KPU RI akan melakukan pemeriksaan atau verifikasi terkait dokumen persyaratan pendaftaran yang diserahkan pasangan Prabowo-Gibran dn dua pasangan lain sebelumnya, Anies-Muhaimin, Ganjar-Mahfud.
Jika ada dokumen yang tidak memenuhi kelengkapan, KPU RI mempersilakan bakal capres-cawapres dan tim untuk menyerahkan dokumen perbaikan pada 26 Oktober hingga 1 November 2023.
Dokumen perbaikan itu akan diverifikasi kembali sampai 2 November 2023 dan diberi tahu hasilnya pada 3 November 2023.
Jika bakal capres-cawapres masih tidak memenuhi syarat, maka partai politik pengusung harus mengusulkan calon pengganti dengan tenggat waktu 8 November 2023.
Berikut profil dan biodata tiga mantan Kapolri pendukung Prabowo-Gibran:
1. Jenderal (Purn) Sutarman

Sutarman lahir di Weru, Sukoharjo, Jawa Tengah pada tanggal 5 Oktober 1957.
Setelah menamatkan sekolahnya di jenjang STM, Sutarman sempat mendaftarkan diri ke AKABRI namun tidak lolos karena usianya belum mencukupi.
Tak larut dalam kesedihan, Sutarman yang cekatan kemudian memilih profesi sebagai kuli bangunan.
Tak hanya itu, sulung dari lima bersaudara itu juga kembali berjualan bambu keliling.
Sejak kegagalan pertamanya masuk Akabri, Sutarman tak lagi berpikir untuk kembali mendaftar.
Namun, jalan hidupnya akhirnya menjadi polisi setelah diterima AKABRI dalam pendaftaran tahun berikutnya.
Saat menginjak 25 tahun, Sutarman menjadi Kepala Staf Lalu Lintas Kepolisian Restor Bandung.
Setelah itu Sutarman diangkat menjadi Kepala Kepolisian Sektor Dayeuh, Bandung.
Pada 2000, Sutarman menjabat sebagai Ajudan Presiden Abdurrahman Wahid.
Karier Sutarman di kepolisian semakin melejit.
Dalam waktu lima tahun, Sutarman menjabat sebagai Kapolda Kepulauan Riau, Kapolda Jawa Barat, hingga Koplda Metro Jaya.
Setelah menjadi Kapolda Metro Jaya, Sutarman ditarik ke Mabes Polri dan dilantik menjadi Kabareskrim.
Saat masih menjabat sebagai Kabareskrim, pernah terjadi insiden polisi mengepung Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) saat terjadi kasus petinggi Mabes Polri yang ditangani KPK.
Sutarman diangkat sebagai Kapolri pada 2013 menggantikan Jenderal Timur Pradopo.
Komisaris Jenderal Sutarman resmi menggantikan Jenderal (Pol) Timur Pradopo setelah dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, pada 25 Oktober 2013.
Karir Sutarman sebagai Kapolri berakhir pada16 Januari 2015 setelah diberhentikan secara hormat oleh Presiden Jokowi.
Pemberhentian Sutarman dan pengangkatan Komjen Boedi Gunawan sebagai Kapolri oleh Presiden Jokowi menuai banyak protes dari masyarakat.
Presiden Jokowi kemudian menunjuk Wakapolri Badrodin Haiti menjadi petugas pelaksana Kapolri.
Pernah diberitakan Kompas.com, setelah tidak lagi menjabat sebagai Kapolri, Sutarman ingin mendedikasikan hidupnya untuk membantu rakyat.
Ia menolak tawaran Jokowi untuk menjadikannya sebagai duta besar atau komisaris badan usaha milik negara.
"Saya terima kasih sudah ditawarkan itu. Saya bekerja di pemerintahan hampir 34 tahun."
"Sisa hidup saya akan saya gunakan untuk membantu rakyat yang masih membutuhkan," ujar Sutarman di Kompleks Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (21/1/2015) siang.
Sutarman menegaskan tidak akan terjun lagi ke pemerintahan atau dunia politik.
Ia ingin pulang kampung ke Sukoharjo, Jawa Tengah.
Dia tak berkantor lagi di Mabes Polri sampai masuk masa pensiun pada Oktober 2015.
Berikut jabatan-jabatan yang pernah diemban Sutarman:
- Kepala Staf Lantas Polres Bandung Polda Jabar (1982)
- Kapolsek Dayeuh Polres Bandung Polda Jabar (1982)
- Kasat Lantas Polres Sumedang Polda Jabar (1983)
- Danki Tar Akpol (1986)
- Kasubbag Renset Dit Pers Polda Metro Jaya (1988)
- Kapolsek Metro Kebon Jeruk Restro Jakbar (1989)
- Kapolsek Metro Penjaringan Restro Jakut (1991)
- Paban Muda III / Binkar Spers ABRI (1993)
- Kabag Bintibmas Dit Binmas Polda Metro Jaya (1995)
- Kapusdalaops Polwil Timor Timur Polda Nusra (1996)
- Kapolres Lombok Timur Polda NTB (1996)
- Kabag Top / DSP Subdit Diaga Dit Minpers POLRI (1997)
- Kabag Diawan / Gassus Subdit Dalkar Minpers POLRI (1997)
- Kabag Dalkar Dit Pers Polda Metro Jaya (1997)
- Kapolres Bekasi, Polda Metro Jaya (1999)
- Ajudan Presiden RI (2000-2001)
- Kapoltabes Palembang Polda Sumsel (2001-2003)
- Dirreskrim Polda Jatim (2003-2004)
- Kapolwiltabes Surabaya Polda Jatim (2004-2005)
- Kapolda Kepri (2005-2008)
- Kaselapa Lemdiklat Polri (2008-2010)
- Kapolda Jawa Barat (2010)
- Kapolda Metro Jaya (2010-2011)
- Kabareskrim Polri (2011-2013)
- Kapolri (2013-2015)
2. Idham Azis

Idham Azis lahir di Kendari, pada 30 Januari 1963.
Ia lulusan Akpol angkatan 1988.
Di kepolisian, Idham Azis memiliki sepak terjang yang tak perlu diragukan lagi.
Sepak terjangnya di Polri kerap berhasil mengungkap sejumlah kasus besar yang menyedot perhatian publik.
Sebut saja dalam membongkar kasus terorisme seperti Bom Bali.
Idham Azis memiliki keahlian khusus di bidang terorisme.
Tak hanya itu, ia juga berhasil menggarap kasus mutilasi 3 siswi di Poso.
Kemudian, Jenderal Idham Azis pun terlibat pula dalam operasi Camar Maleo.
Operasi Camar Maleo ini merupakan operasi gabungan antara Polri dan TNI untuk menangkap kelompok Santoso, di Sulawesi Tengah.
Setelah itu, operasi gabungan ini semakin besar menjadi Operasi Tinombala.
Idham Azis pun disebut turut terlibat di dalamnya.
Selain itu, disebutkan pula jenderal yang satu ini turut berhasil membongkar kasus besar lain.
Kasus tersebut yakni pengungkapan sindikat internasional penipuan mencapai lebih dari Rp 100 miliar.
Sindikat ini melancarkan aksi kriminalnya secara online.
Baca juga: NAMA Eks Kapolri Idham Azis Disebut di Sidang Pembunuhan Brigadir J, Ini Kaitan dengan Ferdy Sambo
Berhasil mengungkap sejumlah kasus besar, Jenderal yang satu ini juga kerap menempati posisi strategis.
Sebelum menjadi Kabareskrim Polri, pernah menjadi Wakil Kepala Densus 88 Antiteror Polri.
Setelah itu, ia pun sempat duduk menjadi Kapolda Sulawesi Tengah hingga Kapolda Metro Jaya
Berikut riwayat pendidikan Idham Azis
Pendidikan Umum
- SD (1976)
- SMP (1979)
- SMA (1982)
- S2 KIK IV (2001)
- Pendidikan Polri
- AKABRI A (1988)
- PTIK (1995)
- SESPIM (2002)
- SESPIMTI (2011)
Pendidikan Kejuruan
- PA SERSE (1990)
- PA LINGKUNGAN HIDUP (1995)
- ASSESSMENT RESKRIM (2011)
Riwayat jabatan
- 02–12–1988: Pamapta Kepolisian Resor Bandung
- 15–01–1989: Kepala Urusan Bina Operasi Lalu Lintas Kepolisian Resor Bandung
- 28–04–1991: Kepala Kepolisian Sektor Dayeuhkolot Resor Bandung
- 05–04–1993: Kepala Kepolisian Majalaya Resor Bandung Kepolisian Wilayah Priangan
- 01–07–1999: Kepala Unit VC Satuan Serse UM Direktorat Serse Kepolisian Daerah Metro Jaya
- 27–08–2001: Wakil Kepala Satuan Serse UM Direktorat Serse Kepolisian Daerah Metro Jaya
- 08–05–2002: Perwira Menengah Sekolah Staf & Kepemimpinan Dediklat Polri
- 14–12–2002: Kepala Satuan I Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya
- 25–02–2003: Kepala Satuan III/UM Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya
- 10–09–2004: Wakil Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat
- 14–10–2004: Inspektur Bidang Operasi Inspektorat Wilayah Daerah Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah
- 03–06–2005: Kepala Unit Pemeriksaan Sub Detasemen Investigasi Densus/Anti-Teror
- 17–01–2006: Kepala Unit IV Direktorat I/Keamanan & Transnasional Badan Reserse Kriminal Polri
- 09–06–2008: Kepala Sub Detasemen Investigasi Densus 88/Anti-Teror Badan Reserse Kriminal Polri
- 19–12–2008: Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat
- 17–10–2009: Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya
- 29–09–2010: Wakil Kepala Densus 88/Anti-Teror Polri
- 25–03–2013: Direktur Tindak Pidana Korupsi Badan Reserse Kriminal Polri
- 03–10–2014: Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah
- 28–02–2016: Inspektur Wilayah II Inspektorat Wilayah Umum Polri
- 23–09–2016: Kepala Divisi Profesi & Pengamanan Polri
- 20–07–2017: Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya
- 22–01–2019: Kepala Badan Reserse Kriminal Polri
- 01–11–2019: Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.
3. Jenderal (Purn) Sutanto

Melansir dari Wikipedia, Jenderal Sutanto lahir 30 September 1950.
Ia adalah Kepala Badan Intelijen Negara Indonesia (BIN) sejak 22 Oktober 2009 hingga 19 Oktober 2011.
Sebelumnya ia adalah Kapolri sejak 8 Juli 2005 hingga 30 September 2008.
Lulusan Akabri tahun 1973 ini sebelumnya adalah Kepala Badan Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Narkotika Nasional.
Ia pernah menjadi ajudan Presiden Soeharto pada tahun 1995–1998, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatra Utara (2000), dan Kapolda Jawa Timur (17 Oktober 2000-Oktober 2002).
Pendidikan:
- Akabri Kepolisian (Lulusan Terbaik) (1973)
- Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) (1983)
- Sespim Polri, Lembang, Bandung (1990)
- Sus Jur Pa Rengar Hankam, Bandung (1985)
- Lemhannas (2000)
Karier:
- Pamapta Konwiko 74 Jakarta Selatan PMJ (1973-1975)
- Kapolsek Metro Kebayoran Lama PMJ (1978-1980)
- Kapolsek Metro Kebayoran Baru PMJ (1980)
- Komandan Detasemen Provoost Polda Jatim (1990-1991)
- Kapolres Sumenep Polda Jatim (1991-1992)
- Kapolres Sidoarjo Polda Jatim (1992-1994)
- Paban Asrena Polri (1994-1995)
- Ajudan Presiden RI (1995-1998)
- Wakapolda Metro Jaya (1998-2000)
- Kapolda Sumatra Utara (2000)
- Kapolda Jawa Timur (17 Oktober 2000-Oktober 2002)
- Kalemdiklat Polri (24 Oktober 2002-28 Februari 2005)
- Kalakhar BNN (28 Februari 2005-Juli 2005)
- Kapolri (8 Juli 2005-30 September 2008)
- Komisaris Utama PT Pertamina (Januari 2009-21 Oktober 2009)
- Kepala Badan Intelijen Negara (21 Oktober 2009 - 19 Oktober 2011)
- Komisaris Independen MNC Group (2011-2019)
- Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (5 Oktober 2021-sekarang)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "3 Eks Kapolri Dukung Prabowo-Gibran Maju pada Pilpres 2024"
Habib Najib : Kiai Kampung se-Indonesia Akan Gelar Doa Bersama, Doakan Pemerintahan Baru |
![]() |
---|
Megawati Belum Tentukan Sikap Politik PDIP di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Sumber Kekayaan Raffi Ahmad yang Digadang-gadang Masuk Bursa Menteri Prabowo dan Cawagub Jateng |
![]() |
---|
Kekayaan Eko Patrio Politisi asal Nganjuk yang Disiapkan Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran |
![]() |
---|
Rekam Jejak Eko Patrio yang Disiapkan Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, Asal Nganjuk Jatim |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.