Anak Pamen TNI Tewas

KONDISI Sebenarnya Anak Perwira TNI yang Tewas Terpanggang di Ring 1 Lanud, Orangtua Masih Histeris

Kondisi sebenarnya CHR (16), anak perwira TNI AU yang ditemukan tewas di Pos Spion Lanud Halim Perdanakusuma terungkap.

Editor: Musahadah
kolase tribun jakarta
Kepala Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Brigjen Hariyanto mengungkap kondisi sebenarnya jasad anak perwira TNI AU yang ditemukan di fring 1 Lanud Halim Perdanakusuma. 

SURYA.CO.ID - Terungkap kondisi sebenarnya jasad CHR (16), anak perwira TNI AU yang ditemukan tewas di Pos Spion Lanud Halim Perdanakusuma, Makasar, Jakarta Timur, Minggu (24/9/2023). 

Ternyata anak perwira TNI AU ini mengalami luka bakar hingga 91 persen dengan derajat kedalaman dua dan tiga.

Hal ini terungkap dari hasil otopsi yang dilakukan tim dokter RS Polri Kramat Jati, Jakarta.

Menurut Kepala Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Brigjen Hariyanto, luka bakar 91 persen dengan derajat dua sampai tiga itu berarti terbakar sampai jaringan otot.

Dia menjelaskan, secara medis ada empat derajat kedalaman luka bakar, derajat satu yakni dengan contoh kasus luka karena terkena air panas yang mengakibatkan kulit kemerahan.

Baca juga: 4 KEJANGGALAN Tewasnya Anak Perwira TNI AU di Ring 1 Lanud Halim: Sisa Bensin hingga Status Roblok

Luka bakar derajat dua mengakibatkan kulit melepuh, luka bakar derajat tiga dapat mengakibatkan luka hingga jaringan bawah kulit, dan derajat empat bahkan dapat berdampak hingga tulang.

Meski mengalami luka bakar parah. namun yang menjadi penyebab kematian CHR bukan kebakaran, melainkan enam luka tusuk senjata tajam pada bagian bawah dada yang mengakibatkan kehabisan darah.

"Saat terbakar dia masih hidup. Kalau dilihat organnya pucat jadi sangat mungkin penyebab kematiannya karena luka tusuk karena terdapat kumpulan darah di dalam perut," ujarnya.

Hariyanto menuturkan dari hasil autopsi luka tusuk senjata tajam dialami CHR tembus hingga kedalaman sekitar 6,5 meter, dan diameter sekitar 2 hingga 3 sentimeter.

Namun apakah luka tusuk tersebut akibat penganiayaan atau bukan, RS Polri Kramat Jati penentuan hal tersebut kewenangan penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur yang menangani kasus.

"Luka tusuk di sebelau sini (kiri) tiga dan kanan tiga. Yang sebelah kanan yang mengenai pembuluh darah di perut sehingga banyak pendarahan di rongga perut," tuturnya.

Terpisah, polisi terus mencari bukti-bukti baru kasus tewasnya CHR (16) anak perwira menengah TNI AU yang ditemukan terpanggang di Pos Spion, Ujung Landasan 24, Lanud Halim Perdanakusuma, Minggu (24/9/2023) malam.

Sebelumnya polisi telah menyita sejumlah barang bukti seperti pisau dapur, baju dan celana yang terbakar, map, tutup botol merah dan ponsel korban.

Terbaru, polisi kini memeriksa CCTV untuk mencari bukti baru kasus ini.

Kalau sebelumnya ada 11 titik CCTV yang diperiksa, kini ada tambahan 7 titik CCTV baru yang juga diperiksa polsi.

"Kalau kemarin (kita periksa) 11 (titik CCTV) hari ini akan kita tambah tujuh titik CCTV tambahan, jadi total ada 18 titik CCTV," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Leonardus Simarmata di Mapolres Metro Jakarta Timur, Rabu (27/9/2023).

Berdasar hasil penyelidikan gabungan dilakukan Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur dengan Satuan Polisi Militer (Pom) Lanud Halim Perdanakusuma, lokasi CHR ditemukan tewas bukan area sembarang.

Area Pos Spion tersebut merupakan ring 1 yang tidak dapat dimasuki secara bebas, namun CHR bisa masuk karena merupakan putra dari anggota perwira menengah (Pamen) TNI AU.

"Hingga saat ini tim penyidik Polres Metro Jakarta Timur Kombes bersinergi dengan Satpom Halim Perdanakusuma, Subdit Jatanras Ditkrimum Polda Metro Jaya masih melakukan penyelidikan," ujarnya.

Di samping penyelidikan dengan pemeriksaan saksi-saksi dan pemeriksaan CCTV, Leonardus menuturkan pihaknya juga melibatkan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri.

Sejak Selasa (26/9/2023) tim Fisika Forensik Puslabfor Bareskrim Polri sudah melakukan olah TKP untuk menelusuri penyebab api yang membakar tubuh CHR hingga menderita luka bakar 91 persen.

 Kemudian tim Kimia, Biologi, dan Forensik Puslabfor Bareskrim Polri untuk mencari jejak DNA di sekitar lokasi kejadian, sehingga diharapkan kasus tewasnya CHR dapat segera terungkap.

"Nanti kita akan sandingkan hasil penyelidikan, temuan, fakta alat bukti dengan keterangan ahli dari Puslabfor sehingga sinkron. Tidak ada pertentangan daripada bukti yang didapat," tuturnya.

Garis polisi terpasang di di Pos Spion Ujung Landasan 24 yang jadi lokasi tempat penemuan jasad CHR (16), anak perwira menengah TNI Angkatan Udara yang tewas terbakar di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur,

Leonardus menuturkan pihaknya juga sudah mengirim perangkat gawai handphone, komputer, laptop, dan tablet milik CHR untuk proses uji digital forensik di Puslabfor Polri.

Pasalnya dari hasil penyelidikan Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur, sebelum meninggal dunia CHR sempat mengunggah postingan terkait kematian pada akun game Roblox.

Isi postingan tersebut yakni 'hi, if you see this i probably already dead', atau bila diartikan dalam bahasa Indonesia yakni kalau kamu melihat ini saya mungkin sudah meninggal.

"Ini tulisannya, lalu kami koordinasi dengan Asosiasi Psikologi Forensik atau Apsifor untung mengetahui motif daripada kejadian," lanjut Leonardus.

Keluarga Syok

Ilustrasi Jasad dan lokasi ditemukannya anak perwira TNI AU terpanggang di area ring 1 Lanud Halim Perdanakusuma.
Ilustrasi Jasad dan lokasi ditemukannya anak perwira TNI AU terpanggang di area ring 1 Lanud Halim Perdanakusuma. (kolase tribun jakarta/istimewa)

Hingga kemarin, jajaran Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur belum dapat memeriksa orang tua CHR karena pihak keluarga masih berduka atas kejadian ini.

Leonardus menuturkan pihaknya akan menunggu orang tua korban hingga dapat dimintai keterangan untuk keperluan proses penyelidikan mengungkap sebab meninggalnya CHR.

"Sampai saat ini kami belum bisa melakukan pemeriksaan terhadap orang tua, terutama ibu. Karena beliau masih kalau kita ajak bicara masih histeris. Jadi memang kesulitan belum bisa," tuturnya.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Rabu (27/9/2023) akses masuk di Wira Yudha Trikora Lanud Halim Perdanakusuma, dijaga oleh beberapa prajurit TNI AU.

Tidak sembarangan orang yang diizinkan masuk ke dalam.

Pengemudi mobil atau sepeda motor akan diberhentikan di pintu masuk. Prajurit yang bertugas akan meminta identitas mereka yang datang.

Termasuk pengemudi ojek online atau ojol. Kompas.com lalu mencoba meminta izin untuk masuk ke dalam, tetapi beberapa prajurit yang bersiaga langsung memberhentikan. Semua dilakukan atas dasar protokol keamanan yang ketat.

"Maaf, mas. Bukan tidak mau memberikan akses, tapi memang kami sudah diperintahkan untuk seperti itu," kata seorang prajurit di lokasi. Kompas.com sempat bernegosiasi untuk masuk karena hendak meliput, tetapi petugastetap tidak mengizinkan.

"Memang sudah perintahnya demikian," jelas seorang prajurit TNI AU yang lain. (kompas.com/tribun jakarta)

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Polisi Periksa 11 CCTV Usut Kasus Anak Perwira TNI AU Tewas di Lanud Halim Perdanakusuma

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved