Berita Gresik

Mengenal Tradisi Rabu Wekasan Desa Suci Gresik, Tradisi Silaturahmi Kedua Setelah Idul Fitri

Tradisi Rabu Wekasan merupakan tradisi turun temurun masyarakat Desa Suci, Kecamatan Manyar, Gresik.

Penulis: Willy Abraham | Editor: irwan sy
willy abraham/surya.co.id
Tradisi Rabu Wekasan di Desa Suci, Kecamatan Manyar, Gresik, Senin (11/8/2023) malam. 

SURYA.co.id | GRESIK - Tradisi Rabu Wekasan merupakan tradisi turun temurun masyarakat Desa Suci, Kecamatan Manyar, Gresik.

Ada dua tumpeng raksasa dan beberapa tumpeng mini diarak mulai dari Balai Desa Suci hingga Sendang Sono atau sumber mata air warisan Sunan Giri.

Tokoh masyarakat Desa Suci, Khoirul Huda, mengatakan tradisi ini tidak hanya organisasi keagamaan, tapi juga organisasi pemuda sebagai simbol persatuan.

Mereka berjalan sejauh lebih dari 1 KM dimulai dari Balai Desa Suci Hingga Masjid Suci bagian utara bernama Mambaut Tho'at sebelah Sendang Sono.

"Semua ini tujuannya sebagai ungkapan rasa syukur hari lahirnya Desa Suci, karena Rabu Wekasan juga dituliskan sebagai hari turunnya 320.000 bala'," kata Huda sapaan akrabnya, Selasa (12/9/2023).

Kepala Desa Suci, Achmad Rizal, mengatakan tradisi ini juga disebut dengan tegal deso atau silaturahmi kedua setelah hari raya Idul Fitri.

"Momen Rabu Wekasan adalah momen membahagiakan berkumpul bersama keluarga. Masyarakat dari berbagai daerah biasanya akan mengunjungi famili atau sahabatnya di Desa Suci, mengincipi lezatnya makanan khas Lontong Bumbu Ladan. Selain itu, budaya yang masih ada saat ini yakni mandi di dalam Sendang Sono setiap hari Selasa malam Rabu jam 12 malam, masyarakat percaya dapat membawa berkah dan menyembuhkan berbagai penyakit," kata dia.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved