Persebaya Surabaya

Pandangan Pengamat Persebaya Surabaya, Dhion Prasetya, Soal Kepemimpinan Uston Nawawi

Persebaya Surabaya mulai kembali bangkit di bawah kepemimpinan pelatih karteker, Uston Nawawi.

Penulis: Khairul Amin | Editor: irwan sy
ist/dok pribadi
Pengamat Persebaya Surabaya, Dhion Prasetya. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Persebaya Surabaya mulai kembali bangkit di bawah kepemimpinan pelatih karteker, Uston Nawawi.

Tidak hanya menang di dua laga terakhir, permainan khas Persebaya Surabaya yang sebelumnya sempat hilang mulai muncul kembali.

Lini pertahanan Persebaya Surabaya juga lebih solid, hanya kebobolan satu gol di dua laga bersama Uston Nawawi.

Bahkan kemenangan terakhir saat taklukkan Persita 1-0, selain menjadi kemenangan kandang pertama, hasil ini juga menjadi clean sheets pertama Persebaya musim ini.

Mengenai kiprah Persebaya di bawah tangan dingin Uston Nawawi, pengamat Persebaya, Dhion Prasetya, membuat ulasan khusus yang disampaikan pada surya.co.id, Selasa (15/8/2023).

Upaya Uston Nawawi untuk Persebaya
Penunjukkan Uston Nawawi sebagai caretaker Pelatih Persebaya menggantikan Aji Santoso pasca kekalahan 1-2 di kandang sendiri atas Persikabo 1973 Bogor di pekan ke-enam sejatinya bukanlah tanpa sebab.

Pemilik rekor pencetak gol terbanyak sepanjang masa sebanyak 63 gol bersama Persebaya Surabaya ini memang dipersiapkan oleh manajemen untuk menjadi pelatih kepala dengan regulasi yang disyaratkan operator Liga Indonesia.

Oleh Persebaya, pria asal Klagen, Sukodono, Sidoarjo yang saat ini memiliki lisensi A AFC disekolahkan untuk mendapatkan lisensi A AFC Pro.

Tidak kurang empat modul pelajaran lagi harus dituntaskan sebelum akhirnya Uston mendapatkan lisensi A AFC Pro.

Sebelum ditunjuk menjadi caretaker, Uston Nawawi ditugaskan menjadi asisten pelatih dari Aji Santoso dan terakhir ditunjuk merangkap sebagai Direktur Teknik.

Uston Nawawi mengawali debutnya di pekan ke-tujuh melawan tuan rumah Bhayangkara Presisi Indonesia FC (BPIFC) di BRI Liga 1 dengan tantangan yang besar.

Mental pemain yang turun pasca gagal meraih kemenangan di lima laga terakhir dan sederet permasalahan lainnya di dalam tim harus dibenahi oleh pelatih yang identik dengan nomor punggung sembilan saat bermain ini dalam waktu yang singkat.

Kemenangan 1-2 melawan BPIFC menjadi jawaban atas tantangan itu semua.

Persebaya memperagakan permainan yang berbeda, meski masih tetap menggunakan formasi 4-3-3.

Ketika bertahan, formasi ini lantas berubah menjadi 5-4-1 ketika diserang oleh lawan.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved