Terduga Teroris di Bekasi

GELAGAT Karyawan PT KAI Terduga Teroris Sebelum Ditangkap Bikin Ketua RT Kaget, Ini Rekam Jejaknya

Terungkap gelagat DE, oknum karyawan PT Kereta Api Indonesia atau PT KAI, sebelum ditangkap tim Densus 88 Antiteror Polri, Senin (4/8/2023) siang.

Editor: Musahadah
kolase tribun jakarta
Gelagat DE, terduga teroris di Bekasi terungkap. Oknum karyawan PT KAI ini diduga melakukan kamuflase. 

SURYA.CO.ID - Terungkap gelagat DE, oknum karyawan PT Kereta Api Indonesia atau PT KAI, sebelum ditangkap tim Densus 88 Antiteror Polri, Senin (4/8/2023) siang.

Ternyata DE yang diduga terafiliasi dengan ISIS ini tengah bersiap melancarkan aksi teror. 

Dari penangkapan dan penggeledahan yang dilakukan polisi di rumah DE di Perumahan Persona Anggrek Harapan, RT 07 RW 27, Bekasi Utara, Kota Bekasi pada Senin (14/8/2023, polisi mendapati senjata api berbagai jenis lengkap dengan ratusan amunisi.

Selain itu ditemukan bendera berlambang ISIS dan buku-buku yang terkait ajaran terorisme. 

Temuan ini mengagetkan Ichwanul Muslimin, Ketua RT setempat. 

Baca juga: SOSOK Oknum Karyawan PT KAI Terduga Teroris di Bekasi, Sifatnya Beda Jauh dengan Orang Tua

Dikatakan Ichwanul, selama enam bulan tinggal di perumahan, DE terbilang jarang berinteraksi dengan warga setempat. 

Meski demikian, DE suka ikut rapat bersama pengurus lingkungan RT. 

"Kalau keluarganya jarang (interaksi), tapi kalau rapat RT dateng dia makanya kita enggak nyangka," jelasnya. 

Kepribadian DE terbilang ramah, selain ikut rapat RT dia juga ikut dalam kegiatan lingkungan diantaranya membantu perbaikan saluran melalui sumbangan dana. 

"Ramah, kalau ngobrol enggak, karena kita interaksinya kalau dia mau berangkat kerja aja," jelas dia. 

Aktivitasnya sering dihabiskan untuk bekerja, dia diketahui merupakan pegawai BUMN yang berdinas di PT KAI (Kereta Api Indonesia). 

"Jarang berbincang panjang lebar enggak ada," jelas dia. 

Terpisah, Juru bicara Densus 88 Anteror, Polri Kombes Aswin Siregar, mengungkapkan, DE kini tengah dalam masa pelatihan sebelum melakukan teror atau amaliyah.

Peristiwa kerusuhan di Mako Brimob 2018 silam yang memantiknya untuk bersiap melakukan aksi teror.

Puluhan senjata yang dimilikinya itu juga didapatkan demi melancarkan aksi amaliyah yang tengah dipersiapkannya.

"Saya memahami paham daulah (negara, red) pada tahun 2014 dan berbaiat kepada ABU BAKAR AL BAGHDADI (membaca teks baiat di media sosial) saat ramainya ISIS di Indonesia," aku DE seperti ditirukan Kombes Aswin dalam keterangannya.

"Saya menjadi terinsipirasi dan memiliki ghiroh yang tinggi untuk melalukan amaliyah sehingga saya mencari informasi jual beli senjata api," imbuhnya.

Aktivitas DE saat ini masih berlatih menembak di kawasan Gunung Geulis setiap dua bulan sekali.

Senjata yang sering digunakan pelaku DE untuk latihan adalah Baikal Makarov buatan Rusia dengan ukuran peluru 9 milimeter.

Sementara itu, kabar penangkapan DE langsung direspons PT Kereta Api Indonesia (KAI). 

Vice President Publik Relations PT KAI, Joni Martinus mengatakan, PT KAI menghargai proses hukum yang sedang berjalan.

Pihaknya, kata Joni, juga akan menindak tegas karyawannya jika nantinya terbukti terlibat dalam kasus terorisme.

"Terkait dugaan adanya keterlibatan oknum pegawai kereta api Indonesia dalam praktik terorisme, kereta api Indonesia menghargai proses hukum yang sedang berjalan," ungkap Joni, dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa (15/8/2023).

"Manajemen kereta api Indonesia akan menindak secara tegas karyawannya jika terbukti terlibat dalam kasus terorisme," sambungnya.

Joni menuturkan, PT KAI akan berkomiten untuk turut memberantas kejahatan terorisme di lingkungan perusahaan.

"Kereta api Indonesia berkomitmen untuk turut memberantas kejahatan terorisme di lingkungan perusahaan dengan terus mengingatkan seluruh jajaran mengenai integeritas dan nasionalisme," ungkapnya.

Berikut rekam jejak DE

1. Pendukung ISIS

Barang DE yang disita Densus 88 (kiri)
Penampakan rumah kontrakan DE di Bekasi, sekaligus lokasi penangkapan (kanan)
Barang DE yang disita Densus 88 (kiri) Penampakan rumah kontrakan DE di Bekasi, sekaligus lokasi penangkapan (kanan) (KOLASE KOMPAS.COM/FIRDA JANATI)

Sudah sejak lama pelaku DE tertular paham Islamic State atau ISIS dan sejak 2014 berbaiat kepada pemimpin ISIS Abu Bakar Al Baghdadi.

Menurut pengakuan DE seperti disampaikan Kombes Aswin, pelaku saat itu tersihir eforia propaganda global ISIS saat sedang gencar-gencarnya.

Terilhami Pelaku Teror Kerusuhan Mako Brimob

Empat tahun berlalu sejak berbaiat, pelaku DE lalu mengambil garis tegas tak cuma menjadi pengagum ISIS tapi juga aktor.

Pemicunya adalah kerusuhan di Mako Brimob pada 2018 silam, di mana para pelaku onar saat itu adalah tersangka tindak pidana terorisme.

Kerusuhan dari Mako Brimob itu disiarkan para pelaku teror melalui media sosial Telegram dan sontak menyita perhatian publik skala nasional dan global.

Pelaku DE melihat kerusuhan di Mako Brimob melalui televisi, bukan dari Telegram. Begitu pengakuannya.

"Saya menjadi terinsipirasi dan memiliki ghiroh yang tinggi untuk melalukan amaliyah," ungkap pelaku DE seperti ditirukan Kombes Aswin.

2. Cari Info Jual Beli Senjata

Dari peristiwa di Mako Brimob itu, pelaku DE mulai mencari info soal jual beli senjata api untuk kemudian melakukan amaliyah, gampangnya operasi teror.

Dari semua kasus terorisme, para pelaku menggunakan bahasa seragam untuk operasional di lapangan dengan bahasa amaliyah.

Benang merah dari pengakuan pelaku DE, penyidik Densus 88 Antiteror kemudian mendapati beragam senjata api dari pistol hingga laras panjang di rumahnya di Bekasi.

Selain itu, penyidik Densus 88 Antiteror turut menyita boks berisi ratusan amunisi bentuknya peluru tajam dan bendera khas ISIS warna hitam.

Sementara di luar itu ada buku-buku karya Wahabi yang ikut disita. Salah satunya buku pegangan pelaku teror Supri, penjahit di Boyolali, yang belum lama ditangkap.

Bukum yang sama juga ditemukan saat penyidik Densus 88 Antiteror menggeledah rumah pelaku DE.

3. Latihan Tembak di Gunung Geulis

Langkah pelaku DE mempersiapkan amaliyah cukup terukur. Dia mempersiapkan diri dengan i'dad atau latihan berupa mengasah kemampuan menembak.

DE mengaku berlatih rutin menembak dua bulan sekali di Gunung Geulis, Kabupaten Bogor, menggunakan pistol Baikal Makarov buatan Rusia dengan peluru 9 milimeter.

"Saat ini saya masih tahap i'dad (latihan, red). Saya melakukan i'dad di Gunung Geulis sebanyak 2 bulan sekali. Saya melakukan i'dad selama 6 jam," ucap pelaku DE.

4. Propagandis ISIS di Medsos

Sepak terjang pelaku DE tak hanya mempersiapkan latihan, tapi juga menjadi propagandis di media sosial untuk membangunkan sel-sel tidur para jihadis.

"Pelaku aktif melakukan propaganda di media sosial dengan cara memberikan motivasi untuk berjihad dan menyerukan agar bersatu dalam tujuan berjihad melalui Facebook," terang Kombes Aswin.

Biasanya pelaku DE menyebarkan propaganda berupa poster digital berisi teks pembaruan baiat dalam bentuk bahasa Arab dan Indonesia kepada pemimpin ISIS, yaitu Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi.

Hasil penulusuran penyidik Densus 88 Antiteror, pelaku DE pernah menguji coba pistol rakitan di sebuah perkebungan dan mempostingnya di Facebook.

5. Admin Grup Khusus Penggalangan Dana

Pelaku DE juga tercatat masuk dalam grup Telegram BEL4J4R PEDUL1 MUH4J1R. Grup khusus ini bertujuan menggalang dana mengatasnamakan APM oleh YUSHA.

Di grup khusus ini, pelaku DE sebagai admin dan pembuat beberapa channel Telegram, yakni Arsip Film Dokumenter dan Breaking News.

Breaking News, ungkap Kombes Aswin, merupakan channel update teror global yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Pegawai PT KAI Terciduk Densus 88 Terinspirasi Pelaku Teror Kerusuhan Mako Brimob, Aktif Galang Dana

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved