Berita Surabaya
Pakar Air dan Limbah dari ITS: Revitalisasi Pipa PDAM Penting, Namun Harus Perhatikan Tekniknya
Pakar dari Laboratorium Air Minum dan Air Limbah ITS meminta PDAM Surabaya berhati-hati saat proses revitalisasi pipa lama
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Pakar dari Laboratorium Air Minum dan Air Limbah Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Prof Ir Eddy Setiadi Soedjono menilai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Surabaya harus berhati-hati dalam melakukan proses revitalisasi pipa lama. Terutama, dalam memilih teknik yang digunakan.
Misalnya, dalam menggunakan metode Horizontal Directional Drilling (HDD) atau pengeboran terarah horizontal. Melalui metode ini, PDAM tak membutuhkan galian terbuka.
"Asal metodenya itu benar dan prosesnya dijalankan dengan baik, maka perisitiwa itu bisa diantisipasi," kata Prof Eddy di Surabaya, Sabtu (5/8/2023).
Berbicara pada kasus rusaknya jalan di Pasar Kembang akibat pemasangan pipa PDAM, Prof Eddy memberi dugaan penyebab kejadian tersebut.
"Dengan menggunakan metode ini, ketika pipa didorong maju, maka tanah dan udara akan ke belakang," ujarnya.
"Namun dari peristiwa ini sepertinya tanah dan lumpur ikut terdorong ke depan. Nah, semakin lama tanah yang tertarik ini tidak bisa ke bawah, kiri atau ke kanan, maka tanah ke atas. Akibatnya, jalan ikut terangkat. Kalau ini dilakukan dengan baik, peristiwa ini tak terjadi," imbuh Prof Eddy.
Menurutnya, pihak rekanan (vendor) sebagai kontraktor pengerjaan proyek tersebut harus berhati-hati.
"Kalau tanah yang muncul ke belakang sedikit, petugas seharusnya curiga. Kalau pipanya masuk, tapi tanahnya tidak keluar, maka petugas harus curiga 'kemana tanah ini?'," ucapnya.
Ia mengakui, metode pemasangan pipa menggunakan metode HDD memiliki sejumlah keuntungan. Di antaranya, petugas tak perlu menyiapkan galian terbuka.
"Kalau memasang pipa di bawah jalan raya atau rel kereta api, memang harus menggunakan teknik ini," ungkap Prof Eddy.
"Namun kalau di jalan biasa (bukan jalan protokol), memang bisa menggunakan teknik galian. Apalagi kalau menggunakan teknik itu (HDD) juga lebih mahal," jelas alumni Environmental Engineering dari University of Birmingham, Inggris ini.
Sekalipun demikian, pihaknya mendukung pergantian pipa lama milik PDAM. Selain mengoptimalkan kualitas air, juga untuk menjaga tekanan air ke pelanggan.
Pakar yang telah melakukan penelitian berjudul perilaku Mikroorganisme Dalam Lapisan Schmutzdecke Pada Unit Filter Pasir Untuk Mengolah Limbah Domestik (2020) ini, mengungkapkan kemungkinan air PDAM Surabaya sebenarnya layak minum.
"Ada satu hal yang kadangkala kurang diperhatikan adalah kualitas air. Jadi, air yang keluar dari PDAM bisa jadi bisa diminum. Sesuai namanya, air minum. Sehingga, kita sebenarnya tak perlu beli air minum dalam kemasan (AMDK) karena air yang keluar dari pabrik sudah seharusnya bisa diminum," Prof Eddy menuturkan.
"Mereka punya bukti bahwa air mereka sebenarnya layak minum. Kalau disuruh minum di pabriknya sana, mungkin masih mau," kata lagi.
Berita Surabaya
PDAM Surya Sembada Surabaya
Prof Ir Eddy Setiadi Soedjono
berita viral
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
| Berita Surabaya Hari Ini: Peluncuran Koperasi Digital, Jadwal Commuter Line yang Baru |
|
|---|
| Berita Surabaya Hari Ini: Golkar Buat Lomba Cipta Oleh-oleh, Investasi Mulai Naik, Prestasi Pelajar |
|
|---|
| 8 Landmark dan Ikon Budaya Kota Surabaya, Daya Tarik Wisata Ibu Kota Jawa Timur |
|
|---|
| Rute dan Lokasi Parkir Parade Surabaya Vaganza, Hari Ini 25 Mei 2025 Mulai Pukul 13.00 WIB |
|
|---|
| Patuhi Larangan Wisuda SMA/SMK di Jatim, Ini Cara Sederhana SMAN 2 Surabaya Rayakan Kelulusan Siswa |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Prof-Ir-Eddy-Setiadi-Soedjono.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.