Persebaya Surabaya

Minta PSSI Buka Evaluasi Wasit, Persebaya Surabaya: Umumkan secara Terbuka Struktur Komite Wasit

Manajemen Persebaya Surabaya mendesak agar PSSI terbuka dalam evaluasi wasit.

Penulis: Khairul Amin | Editor: irwan sy
Surya.co.id
Manajer Persebaya Surabaya, Yahya Alkatiri saat menghadiri Wawancara Ekslusif di Studio Harian Surya dan Tribun Jatim Network, Surabaya. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Manajemen Persebaya Surabaya mendesak agar PSSI terbuka dalam evaluasi wasit.

Sampai hari ini, Selasa (12/7/2023), belum ada penjelasan apa pun dari PSSI terkait wasit-wasit yang bermasalah, baik mereka yang mengambil keputusan kontroversial pada pekan pertama maupun pekan kedua.

Padahal, akibat kejadian-kejadian ganjil hingga pekan kedua Liga 1 ini, publik mendesak sangat kencang untuk adanya evaluasi wasit di Liga 1 2023/2024.

Persebaya Surabaya menjadi salah satu klub yang ikut dirugikan dari keputusan kontroversial wasit.

Persebaya meminta PSSI melakukan evaluasi terhadap wasit Thoriq Alkatiri yang melakukan kesalahan fatal dalam pertandingan Persebaya vs Barito Putera (8/7/2023) di GBT.

Namun, surat Persebaya ke PSSI tertanggal 9 Juli, hingga saat ini belum direspons PSSI.

”Kami menunggu bagaimana PSSI menyikapi keputusan-keputusan kontroversial di Liga 1 pada pekan 1 dan 2. Bukan hanya laga Persebaya lawan Barito, namun pertandingan-pertandingan lain,” kata Yahya Alkatiri, manajer Persebaya.

Ia sangat yakin keputusan wasit yang bermasalah itu bisa menggerus kepercayaan publik akan proses transformasi sepak bola Indonesia.

"Kalau hal itu terjadi, PSSI dan klub akan serba salah, melakukan apa pun tidak akan dipercaya publik,” jelasnya.

Jika ditilik ke belakang, dari laga-laga yang berjalan, memang pada laga pekan kedua ada beberapa kejadian yang mengundang kontroversi.

Selain wasit Thoriq yang tidak memberikan penalti kepada Persebaya setelah Song Ui-Young ditarik bek Barito di kotak penalti, keputusan kurang tepat juga diberikan oleh wasit Nendi Rohaendi yang memimpin laga Bhayangkara hadapi Rans Nusantara.

Pada laga ini ada dua keputusan yang berujung gol dan semuanya menguntungkan Rans.

Dari tayangan video yang beredar luas di media sosial, penalti yang diberikan Nendi di menit ke-36 pada Rans setelah Abdul Rahman dilanggar di dalam kotak penalti tidak tepat.

Jelas terlihat bahwa Rahman menjatuhkan diri alias diving.

Kesempatan tendangan penalti dimaksimalkan Rans mencetak gol juga unggul 1-0.

Keputusan kontroversi kedua, gol penyerang Bhayangkara Dendy Sulistyawan menit ke-83 dianulir oleh wasit dan hakim garis.

Posisinya dianggap offside, padahal, dari video yang beredar luas, posisi Dendy onside.

”Publik saat ini dengan mudah bisa menilai mana wasit yang tidak benar, mana klub yang selalu diuntungkan wasit. Publik mengamati secara langsung kinerja wasit melalui video dan foto yang demikian mudah viral. Sangat bahaya jika PSSI tidak terbuka dalam melakukan evaluasi pada wasit. Jangan-jangan PSSI akan kehilangan kepercayaan seperti dulu lagi,” ujar Yahya.

Masa kepemimpinan PSSI terdahulu, sebenarnya pernah ada keterbukaan terkait evaluasi pada wasit-wasit yang bermasalah.

Pernah ada wasit yang dihukum delapan pekan tidak boleh memimpin dan hal itu diumumkan PSSI secara terbuka.

Kondisi tersebut sebenarnya diterima oleh publik dengan sangat positif.

Namun, belakangan tidak dilanjutkan.

Evaluasi kembali dilakukan secara tertutup, dan publik tidak tahu bagaimana sanksi yang diberikan pada pada wasit-wasit bermasalah.

Selain keterbukaan proses evaluasi wasit, Yahya juga meminta PSSI terbuka soal bagaimana struktur dan personel yang ada di Komite Wasit.

”Yang kami tahu saat ini adalah ketua komite wasit langsung dipegang Pak Erick Thohir yang juga ketum PSSI. Namun, siapa yang di bawah beliau tidak pernah tahu. Jangan-jangan orang lama yang bermasalah dan terus bercokol,” jelas Yahya.

Ditambahkannya, saat ini Persebaya terus melakukan komunikasi secara lisan dengan PSSI, mendesak agar surat yang mereka kirimkan segera dijawab, juga mendesak agar proses evaluasi dan perbaikan disampaikan ke publik.

Hanya dengan cara itulah, kesalahan-kesalahan wasit yang banyak terjadi pada kompetisi yang baru berjalan dua pekan ini tidak terlalu menggerus kepercayaan publik kepada PSSI.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved