Ukraina dan Eropa Timur Ketar-ketir Pasukan Wagner Group Diasingkan di Belarusia, Ini Penyebabnya

Pengasingan pasukan Wagner Group ke Belarusia setelah batal mengkudeta Rusia, malah bikin beberapa negara ketar-ketir. Ini penyebabnya.

Libya Observer
ilustrasi pasukan Wagner Group. Ukraina dan Eropa Timur Ketar-ketir Pasukan Wagner Group Diasingkan di Belarusia. 

SURYA.co.id - Pengasingan pasukan Wagner Group ke Belarusia setelah batal mengkudeta Rusia, malah bikin beberapa negara ketar-ketir.

Contohnya Ukraina yang langsung mengirimkan pasukannya ke perbatasan Ukraina-Belarusia.

Selain itu, negara-negara NATO di Eropa Timur juga memperingatkan bahwa pengasingan pasukan Wagner Group akan membuat ketidakstabilan semakin besar.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Jumat (30/6/2023) memerintahkan pengamanan lebih ketat di perbatasan Ukraina-Belarus.

Dia mengaku telah diberitahu tentang situasi di Belarus oleh dinas intelijen Ukraina GUR, dinas intelijen asing, dan penjaga perbatasan.

Seperti diketahui, Belarus telah menjadi tempat pengasingan pasukan tentara bayaran Wagner ussai mereka membatalkan pemberontakan di Rusia.

"Atas keputusan Stavka (kepala staf), Panglima Tertinggi (Valery) Zaluzhny, dan Jenderal (Sergey) Nayev, maka diinstruksikan untuk memperkuat arah utara untuk menjamin perdamaian.

Ada tenggat waktu yang tepat," kata Zelensky dalam sebuah video yang diposting di Telegram, dilansir dari Kompas.com.

Presiden Belarus Alexander Lukashenko sebelumnya telah menawarkan perlindungan kepada bos Wagner, Yevgeny Prigozhin, setelah ia mengakhiri pemberontakan bersenjata seminggu yang lalu.

Pemberontakan yang dilakukan Wagner tersebut bisa dikata menjadi tantangan terbesar bagi pemerintahan Putin di Rusia sejauh ini.

Lukashenko adalah sosok yang telah mendukung Putin selama perang melawan Ukraina dan mengizinkan pasukan Rusia untuk ditempatkan di Belarus.

Dia sempat mengatakan bahwa pasukan Belarus akan mendapatkan keuntungan dari pengalaman tempur para komandan Wagner.

Sementara itu, Negara-negara NATO di Eropa Timur memperingatkan bahwa pemindahan pasukan tentara bayaran Rusia pimpinan Wagner ke Belarusia akan menciptakan ketidakstabilan regional yang lebih besar.

Meski begitu Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan aliansi itu siap mempertahankan diri terhadap ancaman apa pun.

"Jika Wagner menyebarkan pembunuh berantai di Belarus, semua negara tetangga menghadapi bahaya ketidakstabilan yang lebih besar," kata Presiden Lithuania Gitanas Nauseda setelah pertemuan di Den Haag dengan Stoltenberg dan para pemimpin pemerintah dari enam sekutu NATO lainnya, dilansir dari Reuters.

"Ini benar-benar serius dan sangat memprihatinkan, dan kami harus membuat keputusan yang sangat kuat. Ini membutuhkan jawaban yang sangat, sangat keras dari NATO," tambah Presiden Polandia Andrzej Duda.

Bos Wagner Yevgeny Prigozhin tiba di Belarus pada hari Selasa (27/6/2023) di bawah kesepakatan yang dinegosiasikan oleh Presiden Alexander Lukashenko yang mengakhiri pemberontakan tentara bayaran di Rusia pada hari Sabtu.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan para pejuang Wagner akan ditawari pilihan untuk pindah ke sana.

Stoltenberg dari NATO mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan apa artinya ini bagi sekutu NATO, dan menekankan peningkatan pertahanan sayap timur aliansi dalam beberapa tahun terakhir.

"Kami telah mengirim pesan yang jelas ke Moskwa dan Minsk bahwa NATO ada untuk melindungi setiap sekutu, setiap jengkal wilayah NATO," kata Stoltenberg.

"Kami telah meningkatkan kehadiran militer kami di bagian timur aliansi dan kami akan membuat keputusan lebih lanjut untuk lebih memperkuat pertahanan kolektif kami dengan pasukan yang lebih siap dan lebih banyak kemampuan di KTT mendatang," tambahnya.

Stoltenberg mengatakan pemberontakan itu menunjukkan bahwa perang ilegal Putin melawan Ukraina telah memperdalam perpecahan di Rusia.

"Pada saat yang sama kita tidak boleh meremehkan Rusia. Jadi yang lebih penting adalah kita terus memberikan dukungan kepada Ukraina," tambahnya.

Polandia berharap ancaman yang ditimbulkan oleh pasukan Wagner akan menjadi agenda pada pertemuan puncak 31 anggota NATO di Vilnius, Lithuania, 11-12 Juli.

Yevgeny Prigozhin Bos Wagner Group Disebut Ada Hubungan Dengan Indonesia

Bos Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, semakin jadi sorotan setelah batal mengkudeta militer Rusia.

Yevgeny Prigozhin oleh FBI disebut punya hubungan dengan Indonesia.

Hal ini tampak dalam rilis daftar pencarian orang (DPO) yang diterbitkan FBI belum lama ini.

Melalui laman fbi.gov, Prigozhin masuk DPO FBI lantaran ia diduga terlibat dalam upaya untuk menipu AS.

Prigozhin diduga melakukan hal itu dengan cara merusak, menghalangi, dan mengalahkan fungsi sah Komisi Pemilihan Federal, Departemen Kehakiman, dan Departemen Luar Negeri AS.

FBI juga menyertakan informasi bahwa Prigozhin bisa berbicara bahasa Rusia dan memiliki hubungan dengan beberapa negara termasuk Indonesia.

Menanggapi info tersebut, Juru Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah mengatakan pihaknya tidak mempunyai informasi soal kaitan antara Prigozhin dengan Indonesia.

Kemungkinan, menurutnya, Polri yang memiliki informasi soal Prigozhin yang masuk DPO FBI tersebut.

"Mungkin kepolisian ada informasi melalui komunikasi dengan FBI sebagai sesama penegak hukum," katanya, melansir dari Kompas.com, Minggu (2/7/2023).

Sementara itu, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Sandi Nugroho dan Karo Penmas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan belum memberikan respons terkait hal di atas.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved