Press Release

Idul Adha Tanpa Pembatasan dan PMK, Jadi Trigger Kebangkitan Peternak Lokal Jatim

Andi membeli sapi kurban jenis Limousin dengan berat 545 kilogram dari peternakan Rojokoyo di Lamongan Jatim.

Foto Istimewa Kadin Surabaya
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya, HM Ali Affandi LaNyalla M Mattalitti (tengah) saat menyerahkan sapi kurban di kantor DPD Demokrat yang diterima oleh Ketua DPD Demokrat sekaligus Wagub Jatim, Emil Dardak. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Momentum Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah atau tahun 2023 ini berhasil menjadi trigger (pendorong) kebangkitan peternak sapi dan kambing serta domba di Jawa Timur (Jatim).

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya, HM Ali Affandi LaNyalla M Mattalitti, mengatakan, karena dalam ketentuan ajaran Islam, hewan yang dibuat kurban adalah onta, sapi, kerbau, kambing dan domba.

"Nah, Jatim ini lumbung ternak, populasi ternak sapi dan kambing di Jatim sangat besar. Ini perlu dibangkitkan kembali pasca terpuruk akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku menyerang Jatim pada tahun lalu," kata Andi, panggilan akrab HM Ali Affandi LaNyalla M Mattalitti usai menyerahkan hewan kurban di kantor Partai Demokrat Jatim, Surabaya, Jumat (30/6/2023).

Sebagai wujud dari upaya menggerakkan peternak lokal, Andi membeli sapi kurban jenis Limousin dengan berat 545 kilogram dari peternakan Rojokoyo di Lamongan Jatim.

"Pemilik peternakan Rojokoyo ini anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Surabaya yang juga aktif di Satuan Pelajar-Mahasiswa Pemuda Pancasila. Ini wujud kolaborasi dalam membangkitkan peternak sapi lokal," jelas Andi.

Pada tahun 2022 populasi sapi potong di Jatim mencapai 5,07 juta ekor, naik dari tahun 2021 yang mencapai 4,9 juta ekor. Sementara untuk kambing atau domba populasinya mencapai 3,89 juta ekor naik dari tahun 2021 sebesar 3,74 juta ekor.

"Jatim berkontribusi sebesar 27 persen terhadap nasional, terbesar dibanding provinsi lain di seluruh Indonesia," ungkap Andi yang saat ini juga caleg DPR RI dari Partai Demokrat Dapil I Surabaya dan Sidoarjo tersebut.

Besarnya potensi peternakan Jatim ini harus terus dikembangkan agar mampu mengangkat tingkat kesejahteraan masyarakat dan mengurangi angka pengangguran di desa.

Program peternakan sapi potong harus terus digalakkan di desa-desa karena kebutuhan sapi potong di Indonesia cukup besar. Terlebih untuk memenuhi pasar daging sapi premium, Jatim masih harus impor.

"Kebutuham daging sapi pabrikan, hotel, restoran serta supermarket kelas premium masih disuplai dari impor. Ini harus diminimalisir dengan peningkatan kualitas daging sapi lokal, salah satunya melalui pelatihan SDM peternakan. Bagaimana cara menyembelih, itu juga harus diajarkan agar kualitas daging sapi yang dihasilkan bisa premium," pungkas Andi.

BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved