Berita Viral

IDENTITAS Pelaku Pembullyan Pelajar Di Cipanas yang Viral Paksa Korban Cium Kaki, Ini Nasibnya

Inilah identitas para pelaku aksi pembullyan pelajar di cipanas yang viral di media sosial. Pelaku paksa korban cium kaki.

kolase instagram dan Tribun Jabar
Tangkap layar video Pembullyan Pelajar Di Cipanas yang Viral Paksa Korban Cium Kaki (kiri), salah satu pelaku (kanan). 

SURYA.co.id - Akhirnya terungkap identitas para pelaku aksi pembullyan pelajar di cipanas yang viral di media sosial.

Dalam video viral yang beredar, tampak para pelaku pembullyan memaksa korban untuk mencium kaki.

Tak butuh waktu lama polisi berhasil mengamankan para pelaku.

Kapolsek Pacet AKP Hima Rawasli Pratama mengungkapkan, ketujuh orang pelaku perundungan terhadap siswa SMP antara lain AJ (23) dan enam orang pelajat yang masih berusia di bawah umur, yakni RJ, PN, ARJ, JR, AS dan MPA.

"Dari ketujuh pelaku itu di antaranya, AJ (23) sudah dewasa, sedangkan enam orang lainnya masih berusia di bawah umur, yakni RJ, PN, ARJ, JR, AS dan MPA," ungkap AKP Hima, Sabtu (17/6/2023).

Seperti dilansir dari Tribun Jabar dalam artikel 'Tujuh Pelaku Perundungan Siswa SMP di Cianjur Ditangkap, Korban Disuruh Cium Kaki Hingga Ditendang'.

Berdasarkan hasil pemeriksaan lanjut dia, pelaku AJ (23) memaksa para korban untuk mencium dan push up, bahkan para korban itu mendapatkan tendangan di badan hingga kepala.

"Selain pelaku kita juga berhasil mengamankan sejumlah barang bukti lain, yaitu satu unit motor, satu buah telepon gengam dan ikat pinggang," ucapnya.

Ia mengatakan, pelaku AJ menganiaya korban dengan cara menabrak dengan sepeda motor, dan memukulinya dengan ikat pinggang,

"Pelaku perundungan yaitu AJ (23) dikenakan Pasal 76c jo pasa 80 ayat 1 Undang-Undang no 35 tahun 2014, dengan tuntutan 3 tahun 6 bulan," katanya.

"Kami akan melanjutkan pemeriksaan terhadap anak serta koordinasi dengaan Balai Pemasyarakatan (Bapas), terkait dengan beberapa pelaku yang masih di bawah umur," ucapnya.

Dia menambahkan, pihaknya akan segera memanggil pihak sekolah dan orangtua korban serta pelaku.

Sebelumnya, aksi perundungan atau bullying di kalangan remaja kembali terjadi.

Kali ini, aksi bullying dialami sejumlah remaja di Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Dalam video yang beredar luas dan viral di media sosial, terlihat sebanyak enam orang remaja laki-laki diminta untuk mencium kaki tujuh orang remaja yang ada di hadapannya.

Pada awal tayangan, para remaja yang dirundung itu terlihat tengah duduk di sebuah teras rumah.

Dalam video, sang perekam kemudian meminta mereka untuk berjalan jongkok menghampiri patra perundung yang berada di depannya.

"Sok atuh muter (ayo keliling)," ucap seorang remaja laki-laki yang merekam video.

Sesuai dengan aba-aba perekam video, enam remaja laki-laki itu pun mulai berjalan jongkok dan mulai menciumi kaki para perundung.

Mereka berbaris menciumi kaki para perundung sebanyak dua kali, kanan dan kiri sembari terus berjalan jongkok.

Tak ada bantahan ataupun perlawanan dari para korban.

Mereka menciumi kaki para perundung mulai dari remaja pertama yang duduk di paling pojok hingga seorang remaja laki-laki ketujuh yang terlihat berdiri.

Tatapan mereka terlihat kosong dengan wajah yang ketakutan.

Mereka pun tak membalas ketika seorang remaja yang tengah berdiri menendang kepala mereka.

Meski tak dijelaskan secara rinci, ritual mencium kaki itu diungkapkan sang perekam video sebagai bentuk tanda patuh remaja dari Cianjur yang sowan ke remaja Cipanas.

"Cianjur ke Cipanas," ujar sang perekam video.

Video yang diunggah pertama kali oleh akun Instagram @infojawabarat pada Jumat (16/6/2023) malam itu pun menuai komentar dari masyarakat.

Mereka menghujat dan mencela para pelaku perundungan.

Namun, lantaran video tersebut mengandung aksi kekerasan, postingan tersebut dihapus oleh Instagram.

Video serupa pun kembali diunggah akun instagram @jktnewss maupun sejumlah akun media sosial lainnya.  

Dalam caption, admin @jktnewss menyebutkan peristiwa tersebut terjadi di Cipanas, Jawa Barat.

Meski demikan, tak dijelaskan secara rinci identitas para korban maupun para pelaku perundungan.

"Perhatian! Video mengandung kekerasan. Lagi! Kasus perundungan kembali terjadi. Kali ini di Cipanas, Cianjur. Dalam video viral yang berdurasi 38 detik tersebut terlihat 5 orang pelajar dipaksa bersujud kepada pelajar lainnya secara bergantian. Tak hanya itu, di akhir video terlihat pria berjaket hitam dengan memakai topi terlihat jelas menendang 5 pelajar tersebut dengan kakinya," tulis admin @jktnewss.

Guru Bully Siswa hingga Nangis

Di kasus sebelumnya, Seorang guru tega membuat siswanya sedih hingga menangis sesenggukan.

Siswa tersebut tak kuasa membendung kesedihan usai di-bully oleh sang guru.

Ia diejek oleh gurunya lantaran memiliki tubuh yang gendut.

Bahkan, siswa tersebut juga dibanding-bandingkan dengan temannya yang memiliki badan lebih kurus.

Setelah diejek, siswa itu menjadi sedih.

Ia pun menangis hingga terseduh-seduh sepulang dari sekolah.

Tidak sedikit yang menyayangkan perilaku guru yang dinilai tidak terpuji itu.

Kisah ini tersebar di media sosial usai diunggah oleh orang tua siswa. Berikut kisah selengkapnya.

Melansir TribunnewsMaker.com, seorang anak kecil menangis setelah dikatai gendut oleh guru di sekolahnya.

Dikutip oleh World of Buzz pada 15 April 2023, video anak tersebut menjadi viral di Malaysia.

Guru di Malaysia berpikir bahwa tidak apa-apa mempermalukan murid ini di depan teman-teman sekelasnya,

Dalam video berdurasi 30 detik yang telah ditonton lebih dari 300 ribu kali di TikTok ini, gadis tersebut terdengar menangis tersedu-sedu.

"Guru mempermalukan anak saya di depan teman-temannya,

Guru itu bahkan membandingkannya dengan teman-temannya yang lebih kurus,

Dari jauh, saya bisa melihatnya menangis, ketika dia masuk mobil, tangisannya langsung meledak," kata sang Ibu.

Ejekan gemuk tidak berhenti sampai di situ, karena sang guru mengatakan bahwa ia bahkan mungkin tidak akan menikah jika ia mempertahankan berat badannya.

Menjelang akhir video, orang tua murid tersebut menyebutkan bahwa masalah ini telah selesai.

Ia memutuskan untuk mengambil jalan yang lebih baik dan tidak menghukum guru tersebut atas tindakannya.

"Kasus ini telah diselesaikan ketika saya mengajukan keluhan kepada kepala sekolah,

Guru tersebut telah diminta untuk membuat surat pernyataan,

Namun saya memutuskan untuk mengambil jalan yang lebih baik,

Saya berharap masalah ini akan menjadi pelajaran bagi guru dan orang lain,

Mempermalukan tubuh seharusnya tidak dinormalisasi,

Anak-anak juga memiliki perasaan," kata Ibu tersebut.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved