Puasa Bulan Dzulhijjah Berapa Hari? Ini Penjelasan Ustadz Abdul Somad

SURYA.CO.ID - Umat Muslim akan menyambut Bulan Dzulhijjah 1444 H atau Bulan Zulhijah dalam waktu dekat.

Dalam Kalender Hijriyah, Bulan Dzulhijjah merupakan bulan ke-12 atau bulan terakhir.

Bulan Dzulhijjah merupakan bulan istimewa karena umat Muslim akan merayakan Idul Adha atau hari Raya Kurban pada tanggal 10 Dzulhijjah.

Bulan ini juga dikenal dengan Bulan Haji, sebab menjadi waktu pelaksanaan ibadah haji.

Ustadz Abdul Somad menerangkan, pada bulan yang istimewa ini umat Muslim dianjurkan untuk mengerjakan amalan Puasa Sunnah.

Lantas berapa hari puasa yang disunnahkan di Bulan Dzulhijah?

Menjawab hal ini, Ustadz Abdul Somad menyampaikan Puasa Sunnah yang dianjurkan oleh para Ulama berpatokan pada hadist Nabi berikut.

"Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Zulhijah)," (HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir).

"Di hadits itu tak ada dijelaskan secara spesifik umat muslim harus melaksanakan ibadah tertentu," kata Ustadz Abdul Somad, dikutip Surya Online dari kanal Youtube Thuink Uink yang diunggah 22 Juli 2019.

"Namun menurut pengamatan para sahabat terhadap Nabi Muhammad SAW, beliau selama 10 hari awal bulan Dzulhijjah sering berpuasa sunah," jelas Ustadz Abdul Somad

“Artinya, jika kita rajin beramal saleh selama 10 hari awal bulan Dzulhijjah, maka Allah akan lebih mencintai kita,” jelasnya.

Puasa Arafah 9 Dzulhijjah

Pada ceramah Ustadz Abdul Somad lainnya, dijelaskan puasa sunnah yang paling utama di Bulan Dzulhijjah adalah Puasa Arafah 9 Dzulhijjah.

"Apa Keutamaannya? Hadist Riwayat Muslim, 'Mengampunkan dosa yang lalu dan yang akan
datang'," jelas Ustadz Abdul Somad, dikutip dari unggahan Youtube Fodamara Tv pada 9 September 2016 lalu.

Niat Puasa Tanggal 1-7 Dzulhijjah

  نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’âlâ.”

Puasa Tarwiyah 8 Dzulhijjah

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘ālā

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah SWT.”  

Puasa Arafah 9 Dzulhijjah

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى 

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati Arafah lillahi ta‘ala. 

Dalil Keutamaan Bulan Dzulhijjah

Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu bulan mulia bagi Umat Islam.

Bulan Dzulhijjah berasal dari kata Dzul yang artinya pemilik dan Hijjah artinya yang menunaikan haji.

Sehingga arti dari Bulan Dzulhijjah adalah bulan bagi Umat Islam melaksanakan ibadah haji.

Selain itu keistimewaan bulan Dzulhijjah lainnya adalah bulan perayaan Idul Adha atau Hari Raya Qurban.

Rasulullah SAW bersabda bahwa sepuluh hari pertama Bulan Dzulhijjah sangat disukai Allah SWT.

Umat Islam pun dianjurkan memperbanyak amalan saleh pada waktu tersebut. Di antaranya puasa, sholat sunnah, dzikir, membaca Al Qur'an dan bersedekah.

"Tidak ada hari di mana amal saleh pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari dari Bulan Dzulhijjah." Mereka bertanya, "Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?" Beliau menjawab, "tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apa pun." (HR. Bukhari).