Niat Puasa Ayyamul Bidh Bulan Zulkaidah 1444 H

Berikut bacaan Niat Puasa Ayyamul Bidh Bulan Zulkaidah 1444 H yang bertepatan pada Tanggal 2, 3, 4 Juni 2023

|
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
Surya.co.id
Ilustrasi - membaca niat Puasa Ayyamul Bidh 

SURYA.CO.ID - Berikut bacaan Niat Puasa Ayyamul Bidh Bulan Zulkaidah 1444 H yang bertepatan pada Tanggal 2, 3, 4 Juni 2023

Mengutip keputusan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), tanggal 1 Zulkaidah 1444 H jatuh bertepatan pada 21 Mei 2023 M.

Jika diruntut, maka Puasa Ayyamul Bidh tanggal 13, 14, 15 yang dikerjakan setiap bulan Hijriyah sebagai berikut:

2 Juni 2023 M / 13 Dzulqadah 1444 H

3 Juni 2023 M / 14 Dzulqadah 1444 H

4 Juni 2023 M / 15 Dzulqadah 1444 H

Sebelum mengerjakannya ibadah puasa sunnah tersebut, umat Muslim wajib membaca niat.

Niat Puasa Ayyamul Bidh

نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaytu shauma ayyamil bidl lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “Saya niat puasa Ayyamul Bidl (hari-hari yang malamnya cerah), karena Allah ta’ala.” 

Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh

Mengerjakan Puasa Ayyamul Bidh merupakan amalan sunnah, seperti yang tertuang dalam hadist Nabi.

Dari Abu Dzar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya,

“Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR. Tirmidzi no. 761 dan An Nasai no. 2425. Abu ‘Isa Tirmidzi mengatakan bahwa haditsnya hasan).

1. Puasa Sepanjang Tahun

Salah satu keutamaan Puasa Ayyamul Bidh adalah mendapatkan ganjaran pahala seperti puasa sepanjang tahun.

صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

“Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR Bukhari nomor 1979).

2. Untuk Menyempurnakan Ibadah Wajib

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ

“Sesungguhnya perkara pertama kali yang dihisab pada hari kiamat dari amal seorang hamba adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka sungguh dia beruntung dan selamat. Jika shalatnya buruk, maka sungguh dia celaka dan rugi. Jika terdapat suatu kekurangan pada shalat wajibnya, Allah Ta’ala berfirman, “Periksalah, apakah hamba-Ku memiliki ibadah sunnah yang bisa menyempurnakan ibadah wajibnya yang kurang?” Lalu setiap amal akan diperlakukan sama seperti itu.” (HR. Tirmidzi no. 413, An-Nasa’i no. 466, shahih)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved