Ibadah Haji 2023

Kerja Keras PPIH Arab Saudi, Berhasil Beri 20 Kloter Jemaah Haji Tasrih untuk Bisa Masuk Raudhah

Tidak butuh waktu lebih dari 24 jam, PPIH Arab Saudi kembali berhasil mendapatkan tasrih untuk 20 kloter jemaah haji Indonesia.

surya.co.id/galih lintartika
Petugas PPIH Arab Saudi saat menujukkan tasrih milik jemaah haji yang sudah keluar. 

SURYA.CO.ID, MADINAH - Kerja keras Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi untuk terus memaksimalkan cara agar jemaah haji mendapat tasrih (surat izin) masuk ke raudhah Masjid Nabawi akhirnya membuahkan hasil.

Tidak butuh waktu lebih dari 24 jam, PPIH Arab Saudi kembali berhasil mendapatkan tasrih untuk 20 kloter jemaah haji Indonesia.

Sebelumnya, sudah tiga kloter yang mendapatkan tasrih untuk masuk raudhah.

“Perkembangan terbaru, ada sekitar 20 kloter yang sudah mendapatkan kloter jam 12 waktu Arab Saudi tadi. Allhamdulillah, jemaah haji bisa segera masuk ke raudhah,” katanya, Sabtu (27/5/2023).

Dia mengatakan, PPIH terus menginput nama- nama jemaah.

Harapannya, ketika jemaah haji tiba di Madinah, tasrihnya sudah keluar dan bisa langsung masuk ke raudhah.

“Saya mengimbau ke jemaah yang tasrihnya belum keluar, jangan panik, jangan takut. Kami akan upayakan maksimal agar bisa segera keluar, dan Alhamdulillah sekarang tidak ada pembatasan usia masuk raudhah,” jelasnya.

Tahun kemarin, kata dia, masuk raudhah ada pembatasan usia. Di atas usia 65 tahun, dilarang masuk ke raudhah.

Namun, sekarang berubah. Semuanya diperbolehkan masuk, termasuk jemaah lansia.

“Tasrih untuk masuk ke raudhah itu berlaku hanya sekali, bisa berlaku dua kali, jadi bagi jemaah yang tasrihnya sudah keluar, bisa dimanfaatkan dengan sebaik mungkin kesempatan itu,” terangnya

Selain itu, ia meminta jemaah bagi yang sudah keluar tasrihnya memperhatikan betul jadwalnya. Jangan sampai kelewat dari jadwalnya.

Jika kelewat, sudah tidak bisa masuk ke raudhah karena sudah kadaluwarsa surat izinnya.

“Kalau semisal tertidur sudah tidak ada toleransi dan itu menjadi kerugian bagi jemaah. Tapi, bagi jemaah yang sakit, pihaknya sedang berkoordinasi termasuk kirim surat untuk ada tolerasi,” paparnya.

Minimal, kata Zaenal, ada masa waktu penangguhan. Ketika hari kunjungan, ternyata jemaah itu sakit, bisa diganti di hari lain.

“Tapi harus dipastikan benar - benar sakit dan ada permohonan penundaan masa berlaku tasrih,” ujarnya.

Didalam tasrih yang sudah dibagikan ke jemaah itu berisikan informasi yang lengkap.
Mulai waktu kapan mereka berkunjung, hari dan jamnya itu sudah dicantumkan. Itu harus diingat jemaah.

BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved