Berita Lamongan

Mahasiswa Kembali Gelar Demo Tuntut Penyelesaian Dualisme Kepemimpinan di Unisla

Aksi mahasiswa ternyata tidak dilanjutkan dengan pengosongan kelas, sepert surat pemberitahuan yang dikirim ke Polres Lamongan dan tersebar luas

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/hanif manshuri
Mahasiswa Universitas Islam Lamongan (Unisla) kembali menggelar demo menuntut agar segera ada penyelesaian permasalahan di kampus terkait dualisme kepemimpinan, Rabu (25/5/2023). 

SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Mahasiswa Universitas Islam Lamongan (Unisla) kembali menggelar demo menuntut agar segera ada penyelesaian permasalahan di kampus terkait dualisme kepemimpinan, Rabu (25/5/2023).

Sekitar 100 mahasiswa bergerak dari arah selatan jalan Veteran menuju pintu gerbang Unisla.

Beberapa menit orasi dipimpin Ketua BEM Unisla, Chevlin Akbar Putra Mandala kemudian merangsek masuk ke komplek kampus dan konsentrasi ke pintu utama Unisla.

Di tempat ini, massa mahasiswa bergantian berorasi yang intinya minta agar ada penyelesaian masalah yang hingga kini masih berlarut-larut.

Kali ini mahasiswa memperpanjang deadline untuk menyelesaikan dalam waktu 7 x 24 jam.

Persoalan adanya intimidasi dari sejumlah dosen pada para mahasiswa juga disampaikan.
Hampir di semua fakultas mahasiswa diintimidasi dan ancaman mendapatkan nilai buruk, jika para mahasiswa ikut aksi demo.

Pendemo membawa bukti adanya intimidasi yang masuk di WhatsApp di HP para mahasiswa yang dikirim oleh dosen.

Ancaman yang masuk di WhatsApp tersebut di screenshot hingga ratusan lembar dan ditempel di tembok dan kaca pintu gerbang kampus.

"Kami buktikan membawa jumlah massa lebih banyak lagi. Kami datang hanya ingin minta agar ada penyelesaian sesuai dengan tuntutan kami sebelumnya, " ungkap Ketua BEM Unisla, Chelvin Akbar Putra Mandala.

Aksi mahasiswa ternyata tidak dilanjutkan dengan pengosongan kelas, sepert surat pemberitahuan yang dikirim ke Polres Lamongan dan tersebar luas.

Usai menggelar aksi, orasi, menempel screenshot di tembok bangunan kampus.
Mahasiswa juga memasang spanduk raksasa di lantai atas Kampus Unisla.

Isi spanduk raksasa bertuliskan Warning Unisla Darurat. Hentikan Dualisme di Unisla Lamongan.

Sementara itu, meski kedua kubu yakni gerbong Pj Rektor Dody Eko Wijayanto dan gerbong Pj Rektor Abdul Ghofur menemui massa, tidak diberi kesempatan untuk berbicara pada para mahasiswa.

Massa mahasiswa balik kanan ke tempat titik kumpul semua di jalan Veteran Barat Rusunawa.

Ditanya rencana pengosongan kelas yang tidak dilakukan, Ketua BEM Unisla, Chelvin Akbar Putra Mandala menjelaskan, ia masih mempertimbangkan apa yang diinginkan mahasiswa.

Yang jelas, pihaknya telah menyampaikan 7 tuntutannya dan mematok deadline 7 x 24 jam pihak Universitas harus sudah memberikan keputusan yang terbaik bagi mahasiswa.

BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved