Pilpres 2024

Pengamat Politik Nilai 'Efek Jokowi' Masih Jadi Rebutan Kontestan Pilpres 2024

Efek dukungan Joko Widodo (Jokowi) akan jadi rebutan para kontestan di Pilpres 2024 mendatang. 

Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: irwan sy
Tribunnews.com
Foto Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pengamat politik menilai efek dukungan Jokowi akan jadi rebutan para kontestan di Pilpres 2024 mendatang. 

SURYA.co.id, SURABAYA - Efek dukungan Joko Widodo (Jokowi) akan jadi rebutan para kontestan di Pilpres 2024 mendatang. 

Pengamat politik yang juga Direktur Surabaya Survei Center (SSC), Mochtar W Oetomo, mengatakan sebagai presiden dua periode dan masih memiliki pendukung yang relatif kuat, arah dukungan Jokowi maupun orang dekatnya bisa mendongkrak elektoral kontestan. 

Ia melihat indikasi tersebut dari pemanggilan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka oleh PDI Perjuangan, Senin (22/5/2023) kemarin. 

Gibran yang merupakan putra sulung Jokowi dipanggil PDI Perjuangan seusai diketahui menemani Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu relawan pada Jumat (19/5/2023) malam di Solo, Jawa Tengah.

Dalam pemanggilan kemarin, PDI Perjuangan berpesan kepada Gibran di antaranya adalah mengenai kewaspadaan soal manuver politik jelang tahun kontestasi serta berbagai dinamikanya. 

Mochtar menilai, upaya tersebut sebagai bentuk antisipasi PDI Perjuangan agar isu pertemuan di Solo itu tidak menggelinding liar dan berpotensi jadi manuver politik kompetitornya. 

"Dalam konteks pusaran Pilpres 2024, terlihat sekali Jokowi masih cukup powerfull," kata Mochtar saat dihubungi dari Surabaya, Selasa (23/5/2023). 

Pengaruh Jokowi dinilai masih potensial akan jadi rebutan.

Apalagi Mochtar melihat hampir seluruh nama kandidat posisi cawapres merupakan Jokowi's Men.

Terlebih Jokowi juga punya simpul relawan yang selama ini dikenal solid. 

Hal ini dinilai menjadi kelebihan Jokowi.

Dalam kacamata Mochtar, hal itu juga mengindikasikan bahwa Jokowi masih dianggap sebagai tokoh kunci atau King Maker untuk Pilpres 2024

Terkait pemanggilan Gibran itu, Mochtar memandang PDI Perjuangan ingin meneguhkan otoritas mereka sebagai parpol kepada kadernya.

Ini dinilai penting dilakukan parpol, menjelang Pemilu. 

"Bahwa masih kuat, dipatuhi, ditaati dan disegani. PDIP berupaya meneguhkan otoritasnya, bahkan untuk seorang Mas Gibran yang sedang naik daun, media darling. Bahwa PDIP memiliki otoritas yang cukup kuat," jelasnya. 

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved