Berita Tulungagung

Kades Ringinpitu Tulungagung Tegaskan, Tidak Ada Sengketa Penjualan Rumah Mbah Rukmi

Dikabarkan rumahnya dijual oleh orang lain, warga Tulungagung, Mbah Rukmi kini sedang menjadi berita viral dan banyak diperbincangkan warganet.

Penulis: David Yohanes | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/David Yohanes
Ruchmiyati (81) atau Mbah Rukmi yang kini tinggal di teras rumah di Dusun Ringinagung, Desa Ringinpitu, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Selasa (15/5/2023). 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Nama Ruchmiyati (81) alias Mbah Rukmi sedang menjadi berita viral dan banyak diperbincangkan warganet.

Warga Dusun Ringinagung, Desa Ringinpitu, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung ini dikabarkan rumahnya dijual oleh orang lain.

Sosok orang itu ternyata adalah anak tirinya, P, yang kini hidup di Jombang.

Kepala Desa (Kades) Ringinpitu, Suwito mengaku tidak ada sengketa atas penjualan rumah Mbah Rukmi.

Baca juga: Berita Viral Mbah Rukmi, Warga Tulungagung yang Rumahnya Dijual Anak Tiri dan Kini Tinggal di Teras

"Yang menjual adalah ahli warisnya, jadi tidak ada sengketa. Yang diinginkan warga adalah kesejahteraan Bu Rukmi," terang Suwito, Selasa (16/5/2023).

Lanjutnya, selama ini Mbah Rukmi mendapat Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Selain itu, ada bantuan Baznas sebesar Rp 300.000 per bulan.

Pemerintah desa juga sedang menganggarkan Rp 600.000 per bulan untuk perawatan Mbah Rukmi.

"Kalau dari desa memang baru mulai, karena penganggaran juga baru berjalan," ujar Suwito.

Semua bantuan ini diberikan kepada warga yang merawat keseharian Mbah Rukmi.

Sebelumnya juga sudah ada pertemuan antara warga dengan pihak yang membeli rumah Mbah Rukmi.

Dari pertemuan itu disepakati, pihak yang membeli rumah memberikan tambahan uang untuk Mbah Rukmi.

"Rumah itu juga tetap boleh ditempati sampai Bu Rukmi meninggal dunia. Sepertinya kesepakatan itu sudah clear," ungkap Suwito.

Sebelumnya Pemdes Ringinpitu juga siap membawa Mbah Rukmi ke panti jompo.

Pihak desa juga menganggarkan kebutuhan bulanan selama di panti jompo.

Namun, ternyata Mbah Rukmi menolah dan ingin tetap di rumahnya sampai meninggal dunia.

"Saat itu mobilnya sudah siap, sudah ada pendamping sosial dan perangkat terkait. Tapi beliau menolak dibawa," pungkas Suwito.

Sebelumnya dikabarkan, Mbah Rukmi hidup sebatang kara di teras rumahnya yang sudah dijual anak tirinya.

Kebutuhan makanan setiap hari dipenuhi warga sekitar.

Sedangkan setiap pagi dan sore hari, seorang warga bernama Anik Pratiwi (53) memandikan serta membersihkan kotorannya.

Menurut warga sekitar, rumah yang ditempati Mbah Rukmi telah terbit akta hibah dari suaminya, Nyoto.

Namun di tahun 2019, Mbah Rukmi dibawa ke sebuah tempat pencucian sepeda motor dan diminta membubuhkan cap jempol dengan alasan mendapatkan bantuan sosial.

Mbah Rukmi yang sudah dalam kondisi pikun lalu diberi uang Rp 200.000 dengan dalih BLT.

Belakangan ada proses jual beli atas obyek rumah yang ditempati Mbah Rukmi senilai Rp 150 juta.

Jual beli ini dari P kepada tetangga jauh Mbah Rukmi.

Warga pun mempertanyakan peralihan hak di saat Mbah Rukmi sudah pelupa.

Warga sekitar berharap, hak Mbah Rumi atas rumah miliknya dipulihkan berdasar akta hibah sebelumnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved