Gadis Meninggal di Gudang Peluru
BREAKING NEWS: 3 Minggu Hilang, Gadis Belia Ditemukan Meninggal di Gudang Peluru Surabaya
Gadis belia di Surabaya dikabarkan hilang selama 3 minggu, sebelumnya izin ke rumah teman untuk mengerjakan tugas sekolah. Ditemukan meninggal dunia
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Matahari perlahan-lahan tenggelam mengikuti lantunan suara pujian ayat suci Alquran, sebentar lagi memasuki malam. Pada Minggu (7/5/2023) itu, Waluyo (56) dan anak sulungnya, Adi Setiawan (18) tengah menemui tamu di rumah.
Tamu itu orang asing yang memberi kabar kalau pernah melihat putri bungsunya, Nurdiyana (14) berada di Terminal Purabaya.
Bapak warga asal Kedungmangu Timur Gang III No10A ini didatangi orang asing, karena dua hari sebelumnya telah menyebarkan foto Nurdiyana di media sosial.
Di media sosial itu, ia meminta tolong siapa saja yang melihat Nurdiyana untuk segera menghubunginya. Pasalnya, sudah 3 minggu Nurdiyana tidak pulang.

Baca juga: Sebelum Meninggal, Gadis Belia di Surabaya Ini Diduga Sempat Bertemu Cowok yang Dikenal Lewat Medsos
Nurdiyana pergi meninggalkan rumah pada tanggal 16 April 2023, sekitar pukul 8 pagi.
Saat itu, Nurdiyana pamit pergi ke rumah teman untuk mengerjakan tugas sekolah. Sejak saat itu, Nurdiyana tak pernah pulang ke rumah. Bahkan, nomor handphone-nya dihubungi tak pernah aktif.
Tamu itu belum pulang, tiba-tiba telepon Waluyo berdering. Ada panggilan dari Iptu Suryadi Kanit Reskrim Polsek Kenjeran.
Waluyo diminta segera pergi ke kamar jenazah RSUD dr Soetomo untuk melihat jenazah yang baru saja ditemukan di Gudang Peluru Kedung Cowek.
Hatinya saat itu berdebar setelah menjawab telepon itu. Ia meyakini anaknya masih baik-baik saja, karena beberapa minggu sebelumnya, Waluyo pernah menanyakan keberadaan putrinya kepada seorang paranormal. Di situ disebutkan, kalau putrinya ada di sebuah kota wilayah selatan dalam kondisi selamat.
Namun untuk membuktikan kerisauan itu, Waluyo kemudian memutuskan pergi ke kamar jenazah, sedangkan anak sulungnya diutus pergi ke terminal Purabaya.
Sebelum pergi, Waluyo mengajak anak sulungnya untuk salat berjamaah.
Dua puluh lima menit perjalanan, Waluyo sampai di kamar jenazah.
Sebelum menginjakkan kaki masuk ke kamar jenazah, Waluyo berdoa, berharap jasad perempuan yang ditemukan di gudang peluru itu bukan anaknya.
Pelan-pelan Waluyo mendekati jenazah itu. Setelah diamati, hatinya hancur.
Ia menangis, ciri-ciri jasad perempuan itu seperti putrinya. Keyakinan itu muncul lantaran tak asing dengan cincin dan baju yang menempel di badan jenazah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.