Apakah Puasa Syawal 6 Hari Harus Berurutan atau Boleh Selang-seling?
Berikut tata cara mengerjakan Puasa Syawal 6 hari, berurutan atau selang seling.
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID - Setelah Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal, umat Islam dianjurkan melaksanakan Puasa Syawal 6 hari.
Anjuran puasa Syawal juga diriwayatkan Rasulullah dalam hadist Muslim.
"Nabi Muhammad SAW bersabda "Barangsiapa berpuasa penuh di Bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam (6) hari di bulan Syawal, maka Pahalanya seperti berpuasa selama satu tahun" (HR. Muslim).
Bagaimana tata cara mengerjakan Puasa Syawal 6 bulan? Harus berturut-turut atau boleh selang-seling?
Melansir buki Fiqih Ibadah, Puasa Syawal boleh dikerjakan secara berurutan mulai tanggal 2 Syawal, ataupun bisa dilakukan secara tidak berurutan.
Memang terdapat perbedaan pendapat antara ulama, tentang cara mengerjakan Puasa Syawal.
Menurut pendapat Imam Ahmad bin Hanbal, puasa Syawal boleh dilaksanakan berurutan dan langsung setelah lebaran (tanggal 2 Syawal) atau secara terpisah-pisah dan tidak langsung, asal masih dalam lingkup bulan Syawal.
Sementara menurut pendapat Imam Hanafi dan Syafi'i, yang lebih utama dilaksanakan secara langsung setelah idul fitri dan berurutan (2-7 Syawal). Namun boleh juga dikerjakan secara terpisah dan tidak langsung.
Niat Puasa Syawal
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَي
(Nawaitu shauma ghadin ‘an sittatin min syawwaalinn sunnatan lillaahi ta’aalaa)
Terjemahannya, "Aku berniat puasa besok dari enam hari Syawal, sunah karena Allah Ta’ala."
Keutamaan Puasa Syawal
1. Mendapatkan Pahala Puasa Sunnah
Mengerjakan Puasa Syawal tidak hanya mendapatkan keutamaannya, namun juga mendapatkan keutamaan Puasa Sunnah.
Dari Abi Sa’id al-Khudri r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa berpuasa pada suatu hari di jalan Allah, maka Allah akan menjauhkannya dari api neraka selama 70 tahun. [HR. Al Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ahmad, ad Darimiy, dan Ibnu Majah].
2. Malaikat memberikan sholawat
Dari Umi Umarah binti Ka’ab bahwa Nabi saw. pernah mendatanginya, lalu Umarah meminta makanan untuk dihidangkan kepada beliau, maka Nabi saw. bersabda kepadanya: Silakan engkau juga makan. Umi Umarah menjawab: Saya berpuasa. Kemudian Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya orang berpuasa apabila ada perjamuan makan padanya, maka malaikat akan memberi shalawat kepadanya sampai perjamuan tersebut selesai, atau menurut lafal lain sampai mereka selesai makan. [HR. at-Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah, dan ad-Darimiy].
3. Seperti Puasa Setahun Penuh
Diriwayatkan oleh Imam Muslim ra, disebutkan bahwa berpuasa selama enam hari setara dengan berpuasa selama setahun penuh.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim, no. 1164).
puasa Syawal
puasa sunnah syawal
Idul Fitri 2023
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Puasa Qadha Ramdhan
Ojol di Bojonegoro Menggelar Doa Bersama dan Salat Ghaib untuk Affan Kurniawan |
![]() |
---|
Ya Hanana Lirik Arab, Latin dan Arti |
![]() |
---|
Kondisi Demonstrasi di Surabaya Kian Memanas, Massa Kembali Bakar Pos Polisi, Kali Ini Dekat KBS |
![]() |
---|
Polres Kediri Gelar Salat Ghaib untuk Affan Kurniawan, Berlangsung Haru dan Khidmat |
![]() |
---|
Hadir di GIIAS Surabaya 2025, VinFast Serius Kembangkan EV di Indonesia dengan Pabrik di Subang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.