KKB Papua

REAKSI Komnas HAM Setelah TNI Terapkan Siaga Tempur Hadapi KKB Papua, Ingatkan Hal Ini Ke Aparat

Pihak Komnas HAM angkat bicara terkait keputusan TNI menerapkan strategi siaga tempur untuk menghadapi KKB Papua.

istimewa/Tribun Batam
Ilustrasi Komnas HAM. Pihak Komnas HAM angkat bicara terkait keputusan TNI menerapkan strategi siaga tempur untuk menghadapi KKB Papua. 

SURYA.co.id - Pihak Komnas HAM angkat bicara terkait keputusan TNI menerapkan strategi siaga tempur untuk menghadapi KKB Papua.

Komnas HAM mengingatkan agar TNI-Polri tetap bisa menahan diri dalam menghadapi KKB Papua.

Komnas HAM juga mendesak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) segera membebaskan pilot Susi Air Kapten Philip Marthens.

Demikian hal tersebut disampaikan oleh Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menanggapi situasi Papua yang semakin tidak kondusif dalam beberapa waktu terakhir.

Atnike menuturkan, sudah seharusnya TPNPB-OPM membebaskan Kapten Philip Marthens yang merupakan warga negara asing.

Sebab, sang pilot tidak ada kaitannya sama sekali dengan persoalan Papua.

"Mendesak TPNPB-OPM segera melepaskan Philip Marthens selaku warga negara asing yang tidak ada kaitannya dengan persoalan Papua," kata Atnike dalam keterangan tertulisnya yang dikutip pada Rabu (19/4/2023).

Seperti dilansir dari Kompas TV dalam artikel 'Komnas HAM Desak TPNPB-OPM Bebaskan Pilot Susi Air karena Tak Ada Kaitannya dengan Persoalan Papua'.

Baca juga: 4 Prajurit TNI Gugur Setelah Baku Tembak dengan KKB Papua dan Daftar Personil yang Ditemukan Selamat

Atnike menuturkan, Komnas HAM menyesalkan tindakan yang dilakukan TPNPB-OPM yang semakin memperburuk situasi keamanan di Papua.

Upaya penyanderaan pilot Susi Air yang dilakukan mereka, kata Atnike, hanya akan menghambat upaya damai yang tengah dilakukan pemerintah Indonesia.

Selain itu, Atnike yang mewakili Komnas HAM menyampaikan turut berduka atas korban jiwa akibat konflik antara TNI dan KKB Papua.

"Turut berduka cita atas korban jiwa dan luka dari anggota TNI, khususnya prajurit TNI Satgas Yonif R 321/GR Pratu Miftakhul Arifin," ujar Atnike.

Atnike menambahkan, Komnas HAM mendukung upaya TNI untuk menyelamatkan Kapten Philip Marthen. Namun demikian, ia mengingatkan agar upaya tersebut tetap mengedepankan prinsip HAM.

Juga Atnike meminta kepada semua pihak untuk mampu menahan diri dalam merespons situasi yang terjadi di Papua.

"Untuk mencegah eskalasi konflik," ujar Atnike.

Seperti diketahui, situasi di Papua saat ini semakin memanas buntut dari aksi yang dilakukan KKB yang menyerang TNI saat berupaya menyelematkan pilot Susi Air.

4 Prajurit TNI Gugur

Sementara itu, empat prajurit TNI gugur imbas penyerangan yang dilakukan oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua di Nduga.

Hal tersebut telah dibenarkan oleh Kolonel Kav Herman Taryaman, Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) XVII/Cendterawasih.

Herman mengatakan bahwa penyerangan oleh KST tersebut dilakukan ketika prajurit melakukan pengembangan pencarian mendiang Pratu Miftahul Arifin.

Adapun sebelumnya, Pratu Miftahul Arifin gagur dalam penyerangan yang dilancarkan oleh KST.

Saat melakukan pencarian, sejumlah prajurit terpencar di beberapa titik.

Kala itulah, mereka diduga mendapatkan penyerangan. 

"Terkait perkembangan pencarian Prajurit TNI yang diserang dan ditembak oleh gerombokan KST, sehingga terpencar saat mengevakuasi Alm Pratu Miftahul Arifin Prajurit Satgas Yonif R 321/GT di Mugi-Mam Nduga, Sabtu (15/4/2023)," kata Herman dalam keterangan tertulisnya, Rabu (19/4/2023).

Namun saat ditemukan, para prajurit TNI tersebut dalam keadaan meninggal dunia, termasuk jenazah Pratu Miftahul Arifin.

"Puji syukur berkat dukungan, support dan doa dari semua pihak, bahwa Tim Gabungan TNI Polri berhasil menemukan 4 Prajurit TNI termasuk didalamnya Pratu Miftahul Arifin yang dalam proses pencarian dengan kondisi meninggal dunia," kata dia.

"Adapun keempat Prajurit tersebut yaitu (Alm) Pratu A, Pratu I, Pratu K dan Prada S," lanjut Kolonel Herman.

Tim gabungan TNI-Polri berhasil mengevakuasi seluruh jenazah yang gugur tersebut dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Timika Kabupaten Mimika, Papua untuk proses identifikasi lebih lanjut.

"Saat ini keempat prajurit yang gugur tersebut telah dievakuasi ke RSUD Timika Kab Mimika," ucap dia.

Atas insiden ini Kolonel Herman meminta doa dari masyarakat agar seluruh prajurit TNI yang gugur dalam melawan KST di Papua tersebut, dapat diterima dengan baik di sisi Allah.

"Kami Mohon Doa nya semoga keempat Prajurit yg terbaik yg gugur di medan tugas ini mendapat tempat terbaik disisi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Besar. Amin," tukas dia.

Berdasarkan informasi yang Tribunnewscom dapatkan, saat ini lokasi di sekitar penembakan sedang disterilkan. 

Dengan begitu, tidak ada yang diizinkan mendekat ke lokasi.

Adapun, proses evakuasi para prajurit tersebut menggunakan Heli Penerbad Bolco BO-105/HS-7108, dengan Pilot Mayor Cpn Lutfi Dian (perbantuan aircover), Heli Penerbad Bell-412 EP A/C HA-5232, Pilot Kapten Cpn Dimas, Heli Penerbad Bell-412 HA-5181, Pilot Lettu Cpn Hadi Prayitno dan Heli Caracal TNI AU EC-725 A/C HT-7201, Pilot Mayor Pnb Boy Nanang.

Untuk jumlah korban yang berhasil dievakuasi sebanyak 20 Personel.

Personel yang dievakuasi dalam keadaan sehat dan sadar di antaranya:

Dari Yonif R 321/GT:

  • Sertu Asep Prayoga (Satgas Yonif R 321/GT).
  • Pratu Andi Yuliandi (Satgas Yonif R 321/GT).
  • Pratu Agung Wahono (Satgas Yonif R 321/GT).
  • Pratu David Arya (Satgas Yonif R 321/GT).
  • Pratu Aditya (Satgas Yonif R 321/GT).
  • Pratu Bayu (Satgas Yonif R 321/GT).

Dari Tim Candraca di antaranya:

  • Letda Inf Rovi (Tim 2 Satgas Candraca).
  • Sertu Sadri (Tim 2 Satgas Candraca).
  • Sertu Ipong (Tim 2 Satgas Candraca).
  • Sertu Dewa (Tim 2 Satgas Candraca).
  • Praka Abdilla (Tim 2 Satgas Candraca).
  • Sertu Gabriel (Tim 2 Satgas Candraca).
  • Letda Inf Albert (Tim 11 Satgas Candraca).
  • Serda Rifki (Tim 11 Satgas Candraca).
  • Serda Purba (Tim 11 Satgas Candraca).
  • Pratu Lubis (Tim 11 Satgas Candraca).

Adapun 4 korban yang meninggal dunia, yakni:

  • Jenazah Pratu Miftahul Arifin (Yonif R 321/GT/13/1 Kostrad, Keterangan: Mengalami luka tembakan dari KST Kodap lll Ndugama sehingga meninggal dunia.
  • Jenazah Pratu Ibrahim (Yonif R 321/GT/13/1 Kostrad, Keterangan: Mengalami luka tembakan dari KST Kodap lll Ndugama sehingga meninggal dunia.
  • Jenazah Pratu Kurniawan (Yonif R 321/GT/13/1 Kostrad, Keterangan: Mengalami luka tembakan dari KST Kodap lll Ndugama sehingga meninggal dunia.
  • Jenazah Prada Sukra (Yonif R 321/GT/13/1 Kostrad, Keterangan: Mengalami luka tembakan dari KST Kodap lll Ndugama sehingga meninggal dunia.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved