SOSOK Bang Man 'Ida Dayak' dari Aceh yang Obati Pasien Tanpa Menari, Sudah Berlangsung Puluhan Tahun

Selain Ida Dayak, ada sosok Salman alias Bang Man, pengobat alternatif dari Aceh. Dia dijuluki Ida Dayak dari Aceh, namun ada beda model pengobatannya

Editor: Musahadah
kolase serambinews/TikTok
Salman alias Bang Man yang dijuluki Ida Dayak dari Aceh. Begini cara pengobatannya! 

Salman kepada Serambinews.com, mengatakan mengurut memiliki keahlian tersendiri, bakat alam, pikiran. 

Menurutnya, setiap orang itu, apa yang bisa atau keahliannya, maka harus belajar terus untuk mengasahnya.

"Pesan orang tua dulu katanya, kalau begini sakit begini cara urutnya, turut kata hati dan insting bermain. Hati bermain, tangan sebagai media kerja, mengurut-mengurut dan insting. Komunikasi antara orang mengurut dan orang yang diurut sangat penting,” ujarnya.

Di akhir pembicaraan, Salman, mengharapkan orang-orang yang memiliki keahlian mengurus, maka juga harus membina orang-orang yang memiliki bakat ke arah itu. 

Dengan demikian tukang urut bisa berkembang di mana-mana dan mudah membantu masyarakat membutuhkan. 

Beda dengan Ida Dayak

Berbeda dengan Ida Dayak yang melarang pasiennya memberikan uang, namun hanya meminta membeli minyak urut seharga Rp 50.000 per botol, Salman tidak memberika obat apapun ke pasien.

Bang Man juga tidak melakukan ritual menari saat mengobati pasiennya. 

“Pasien datang ke rumah, ditanyakan kenapa sakit, kemudian diurut, Salman tidak menyediakan obat, obatnya banyak di apotek atau rumah sakit,” ujar keluarga dekat.

Pekerjaan mengurut yang dilakukan Salman atau bang Man, juga  tidak memerlukan tempat khusus di komplek rumah.

Begitu pasien datang dan ada waktu mengurut, maka ia sambil keliling langsung mengurut.

“Misalnya, anak dalam gendongan ibunya, sambil berbicara langsung diurut,” ujar keluarga dekat.

Pekerjaan yang dilakukan untuk membantu warga yang sakit, tidak ada aturan dan tidak ada patokan harga.

Ia menjalankan pesan orang tua dulu, bila tidak mungkin diurut, maka jangan diurut.

Bang Man kembali disela-sela melayani pasien kembali menimpali bahwa praktik urut yang dijalankannya tidak ada jadwal khusus. 

Kadang-kadang dilakukan pagi, siang atau sore dan lebih sering sore hari, tidak ada waktu tertentu mengurut karena takut tidak dapat ditepati nantinya.

Ilmu mengurut ulangnya, adalah turun temurun dari orang tua, waktu kecil ia mendampingi ayahnya mengobati orang.

Bang Man mengaku tidak belajar di tempat lain, tetapi murni mendampingi orang tua dan orang tua menurunkan ilmu, cara urut dan juga mengandalkan perasaan dan juga kata hati.

Dalam mengurut, kata Bang Man, semua saling menjaga.

"Dokter adalah mitra kerja dan bukan lawan, orang lain yang mengurut atau mengobati, bukan saingan, tapi mitra kerja," ucapnya. (*)

Sebagian artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Heboh Ida Dayak, Di Aceh Ada Bang Man Urut, Sudah Lama Terkenal dan Ramai, Pengobatan Santai & Cepat

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved