SOSOK Kontraktor Korban Pembunuhan Berantai Dukun Pengganda Uang Mbah Slamet, Hilang Sejak 2021

Inilah sosok Mulyadi (46), warga Kota Palembang, Sumatera Selatan, diduga menjadi salah satu korban pembunuhan berantai dukun pengganda uang, Tohari (

Editor: Musahadah
kolase tribun jateng/kompas.com
Hidayat (kanan), adik Mulyadi yang jadi korban pembunuhan berantai Mbah Slamet. Jasad Mulyadi ditemukan bersama pacarnya. 

SURYA.CO.ID - Inilah sosok Mulyadi (46), warga Kota Palembang, Sumatera Selatan, diduga menjadi salah satu korban pembunuhan berantai dukun pengganda uang, Tohari (45) alias Mbah Slamet.

Mulyadi termasuk satu dari 12 korban pembunuhan berantai Mbah Slamet yang jasadnya ditemukan di area kebun wang dukun. 

Dari 12 jasad tersebut, ada dua jasad, salah satunya Mulyadi yang sudah teridentifikasi, sisanya masih didalami polisi. 

Hal ini dibenarkan Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi saat ditemui di kantornya,Kota Semarang, Rabu (5/4/2023).

"Ada sepasang kekasih asal Palembang atas nama Mulyadi dan pacarnya dikubur di liang yang sama," ujar Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi. 

Baca juga: HASIL FORENSIK 9 Korban Pembunuhan Berantai Dukun di Banjarnegara, Penyebab Kematian Terungkap

Berdasarkan pengakuan Mbah Slamet, para korban dikubur dalam beberapa liang.

Korban Paryanto (53) asal Sukabumi dikubur di liang nomor 1.

Satu warga asal Gunung Kidul laki-laki dikubur di liang nomor 2.

Dua warga Tasikmalaya laki-laki dan perempuan dikubur di liang nomor 3. 

Dua warga Jakarta laki-laki dan perempuan dikubur liang nomor 4.

Dua warga Palembang atas nama  Mulyadi dikubur liang sama bersama kekasihnya di liang nomor 5.

Dua warga Jogja dikubur di liang sama di liang nomor 6.

"Tiap dua jenazah Dikubur di lima liang berbeda. Sisanya ada di tiap satu liang," imbuh Kapolda.

12 belas jasad tersebut telah diperiksa oleh tim forensik Polda Jateng.

Polisi sejauh ini hanya mendeteksi sembilan mayat sisanya yakni enam laki-laki umur 40-50 tahun dan tiga perempuan umur 25-35 tahun.

"Di masing-masing liang didapati botol Aqua. Secara medis mati lemas tidak ada unsur kekerasan," terang Kapolda.

Ia meminta kepada masyarakat yang merasa kehilangan keluarga supaya menghubungi polisi terutama dari daerah yang disebut tersangka.

"Tidak harus di Banjarnegara, bisa di polres wilayah kami, nanti untuk dilakukan pengambilan data antemortem," paparnya.

Kasus tersebut terbongkar berasal dari pesan WhatsApp korban Paryanto kepada anaknya.

Anaknya lantas melapor ke polisi, setelah diinterogasi, tersangka Slamet Tohari mengaku telah membunuh lima orang.

Para korbannya dikubur di lokasi sama di jalan setapak area perkebunan dusun Balun, Wanayasa, Banjarnegara.

"Awalnya mengaku lima, setelah dibongkar ternyata ada sembilan mayat," ucap Kapolda. 

Siapa sebenarnya Mulyadi? 

Tersangka TH alias Mbah Slamat dan rekannya BS (kiri) Pengalian mayat korban dukun di Banjarnegara (kanan)
Tersangka TH alias Mbah Slamat dan rekannya BS (kiri) Pengalian mayat korban dukun di Banjarnegara (kanan) (Kolase Tribun Jateng/Permata Putra Sejati)

Dikutip dari kompas.com, Mulyadi dilaporkan hilang sejak 2021 setelah bertemu dengan Mbah Slamet di rumahnya Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Adik Mulyadi, Hidayat (33) menceritakan, kakaknya yang merupakan kontraktor perumahan ini dikenalkan dengan Mbah Slamet oleh seseorang yang tidak dikenal.

"Sepengetahuan saya dikenalkan orang, tapi saya tidak tahu orangnya," kata Hidayat, usai pemakaman korban dukun pengganda uang di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Selasa (4/4/2023).

Mulyadi mengatakan, kakaknya datang dua kali menemui Mbah Slamet. Pada pertemuan yang kedua kakaknya tak pernah kembali ke rumah.

"Bulan Oktober 2021 pergi, setelah sampai sini (mengirim) WhatasApp saya, share location. Seminggu dari situ kemudian hilang," ujar Hidayat.

Keluarga lantas melacak keberadaan Mulyadi, sesuai dengan lokasi yang ditunjukkan dan melaporkan ke polisi.

Hidayat juga sempat beberapa kali menemui Mbah Slamet, namun tidak membuahkan hasil.

"Saya sudah laporan polisi, sudah ketemu Pak Tohari (Mbah Slamet), cuma kabur-kabur terus. Pernah ketemu di Polsek, dia bawa pengacara, mengelak terus," kata Hidayat.

Setelah lebih dari setahun, pencarian keluarga akhirnya membuahkan hasil setelah adanya kabar penemuan mayat korban penggandaaan uang.

Hidayat meyakini, satu di antara sembilan mayat yang belum teridentifikasi merupakan kakaknya. Namun, untuk memastikannya harus menunggu tes DNA.

"Untuk saat ini keterangan dari pelaku memang Pak Mul (Mulyadi) yang jadi korban. Tapi untuk tes DNA belum tahu, masih menunggu anaknya dari Palembang," ujar Hidayat.

Hidayat menuturukan, sebelum hilang Mulyadi sempat mengajaknya pergi bersama menemui Mbah Slamet.

"Selama ini Pak Mul sama saya terus, karena kerja bareng. Sempat ngajak ke sini, tapi karena ada kegiatan di Palembang saya tidak ikut," ungkap Hidayat.

Menurut Hidayat, keluarga telah berulang kali mengingatkan Mulyadi agar tidak percaya dengan penggandaan uang.

"Sering mengingatkan supaya jangan percaya hal-hal kayak gitu, karena itu mustahil. Mungkin karena terjerat utang, jadi mungkin pikiran ke mana-mana," kata Hidayat.

Hidayat mengaku, tidak mengetahui berapa uang yang diserahkan Mulyadi kepada Mbah Slamet. Namun, yang pasti, mobil milik korban raib bersamaan dengan hilangnya Mulyadi.

"Waktu itu (menemui Mbah Slamet) bawa mobil Innova, hilang, sampai sekarang tidak bisa dilacak. Kalau uang kurang paham," ungkap Hidayat.

Diberitakan sebelumnya, sembilan korban pembunuhan dukun pengganda uang dimakamkan di Desa Balun, Kecamatan Wanyasa, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (4/4/2023) sore.

"Sembilan jenazah dimakamkan di sini. Sembilan belum teridentifikasi, hanya jenis kelamin, enam jenzah laki-laki dan tiga perempuan," kata Kanit 3 Polres Banjarnegara Iptu Imam Sanyoto.

Sementara itu, Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto belum dapat memastikan salah satu mayat tersebut bernama Mulyadi. Pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Diberitakan sebelumnya, tersangka pembunuhan TH (45) alias Mbah Slamet si dukun pengganda uang ditangkap polisi lantaran membunuh para korbannya.

Ia mengiming-imingi para korban dengan keuntungan besar bilamana menggandakan uang di tempatnya.

Korban dijanjikan misal setor uang Rp40 juta hingga Rp70 juta akan digandakan menjadi Rp5 miliar.

Bukannya menempati janji, para korban malah dibunuh secara keji dengan dikubur di satu liang lahat di area perkebunan di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.

Polisi telah melakukan penggalian sejak Senin (3/4/2023) siang.

Penggalian merupakan hasil penulusuran polisi dengan pemantik terbunuhnya korban korban pertama atas inisial PO (53) warga Sukabumi, Jawa Barat.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id 

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Ini Daftar Asal Korban Dukun Slamet Banjarnegara, Sepasang Kekasih dari Palembang Dikubur 1 Liang

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved