Breaking News:

Berita Surabaya

Petronas Kembangkan 2 Lapangan Migas di Jatim

Petronas Indonesia terus agresif meningkatkan kinerjanya di Jawa Timur (Jatim).

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
Petronas
Presiden Direktur PC Ketapang II Ltd dan Country Head Petronas Indonesia Yuzaini Md Yusof memberikan penghargaan kepada staf Bukit Tua di Gresik, Senin (3/4/2023). 

SURYA.co.id | SURABAYA - Salah satu perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) minyak dan gas (migas) di Indonesia, Petronas Indonesia terus agresif meningkatkan kinerjanya di Jawa Timur (Jatim).

Mereka tengah on progres mengembangkan sumur Hidayah-1 yang terletak di Wilayah Kerja North Madura II dan lapangan Bukit Tua Fase-2B yang ada di Wilayah Kerja North Ketapang.

Presiden Direktur PC Ketapang II Ltd dan Country Head Petronas Indonesia Yuzaini Md Yusof mengatakan, Petronas telah menemukan cadangan minyak di sumur Hidayah-1 pada tahun 2021 dan saat ini memasuki tahap pengembangan.

"Petronas Indonesia baru saja memasuki fase pengembangan (development phase) setelah mendapatkan persetujuan yang diberikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada akhir bulan Desember lalu untuk rencana pengembangan pertama atau Plan of Development I (POD I) lapangan Hidayah," kata Yuzaini, di Gresik, Senin (3/4/2023) malam.

Lapangan Hidayah yang berlokasi sekitar 6 kilometer di utara Pulau Madura miliki estimasi cadangan minyak sekitar 88,55 Million Stock Tank Barrel (MMSTB).

Lapangan ini diproyeksikan menjadi salah satu kontributor penting untuk mencapai target produksi minyak 1 juta barel di tahun 2030.

Dengan disetujuinya POD I Lapangan Hidayah, kegiatan pembangunan fasilitas produksi dapat segera dilakukan.

Diharapkan lapangan ini akan mulai berproduksi (onstream) pada awal tahun 2027 dengan tingkat produksi saat itu pada kisaran 8.973 barrel oil per day (BOPD).

Lapangan ini akan mencapai puncak produksi pada tahun 2033 dengan kisaran produksi 25.276 BOPD.

Lapangan ini diperkirakan akan aktif berproduksi selama 15 tahun (2027-2041).

Adapun perkiraan biaya yang diperlukan untuk pengembangan Lapangan Hidayah antara lain terdiri dari biaya investasi (di luar sunk cost) yang diperkirakan sekitar USD926 juta, biaya operasi termasuk PBB sampai lapangan mencapai economic limit sebesar sekitar USD 1,99 miliar; dan biaya Abandonment and Site Restoration (ASR) sebesar sekitar USD201 juta.

Petronas Indonesia juga baru saja merampungkan proyek pengembangan lapangan Bukit Tua Fase-2B pada awal Bulan Maret lalu dan menargetkan pelaksanaan survei seismik untuk Wilayah Kerja North Ketapang pada kuartal keempat tahun ini.

“Aktivitas penting ini diharapkan menjadi fondasi yang kokoh untuk memperkuat pijakan kami di Indonesia dalam rangka memberikan pasokan energi yang aman dan berkelanjutan,” jelas Yuzaini.

Tidak hanya itu, Petronas Indonesia juga berkomitmen untuk terus memberikan nilai dan kontribusi positif kepada masyarakat di sekitar daerah operasi melalui Program Pengembangan Masyarakat (PPM).

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved