Berita Tuban

Jejak Ulama Besar Syekh Ibrahim Asmoroqondi di Tuban, Bapak Para Wali

banyak jejak sejarah Islam yang berada di wilayah pesisir Tuban, di antaranya Syekh Ibrahim Asmoroqondi atau as-Samarqandi.

Penulis: M. Sudarsono | Editor: irwan sy
m sudarsono
Peziarah makam Syekh Ibrahim Asmoroqondi di Dusun Rembes, Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, Tuban. Ulama asal Samarkand, Asia Tengah, ini menjadi salah satu tokoh penyebar agama Islam di Tuban pada paruh kedua abad ke-14. 

SURYA.co.id | TUBAN - Kabupaten Tuban lekat dengan sebutan Bumi Wali. 

Sebutan itu bukan tanpa sebab, melainkan banyak jejak sejarah Islam yang berada di wilayah pesisir Tuban, di antaranya Syekh Ibrahim Asmoroqondi atau as-Samarqandi.

Ulama besar ini berasal dari Samarkand, Asia Tengah, pada paruh kedua abad ke-14. 

Memiliki dua istri, pertama Retno Jumilah dikarunia putra Ishaq Maqdum atau Syekh Maulana Ishaq. 

Istri kedua Dewi Candrawulan kakak dari raja Campa dan dikaruniai Putra Ali Murtadho atau Raden Santri Raja Pandhita.

Lalu Ali Rahmatullah atau Raden Rahmad Sunan Ampel

Syekh Ibrahim Asmoroqondi wafat pada sekitar tahun 1425 M dan dimakamkan di Dusun Rembes, Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, Tuban.

Menurut cerita semasa hidupnya, Wali Allah tersebut merupakan penyebar ajaran Islam, khususnya di Tuban

"Semasa hidupnya Mbah Sunan Asmoroqondi menyebarkan ajaran agama Islam," kata Ketua Yayasan Masjid Asmoroqondi, Sukardi, Rabu (29/3/2023). 

Pria yang juga sebagai perangkat desa itu menjelaskan, jika sosok Asmoroqondi ini sangat lekat dengan Wali Songo. 

Sebab, ia merupakan ayah dari Ali Rahmatullah atau Raden Rahmad atau yang dikenal sebagai Sunan Ampel, Surabaya. 

Lalu diurut lagi merupakan Mbah atau kakek dari Raden Maulana Makdum Ibrahim Sunan Bonang Tuban dan Raden Qasim Sunan Drajat Lamongan. 

"Silsilahnya begitu, ayah Sunan Ampel dan kakek dari Sunan Bonang dan Sunan Drajat Lamongan," ungkapnya. 

Masih kata Sukardi, untuk setiap hari pengunjung sangat banyak tidak terhitung secara pasti. 

Kondisi makam dan masjid pun terus dirawat agar para peziarah merasa nyaman. 

Pada saat memasuki bulan suci Ramadan biasanya banyak yang ziarah, karena saat puasa libur seperti sekarang tapi makam masih tetap buka. 

Untuk haul sendiri digelar setiap tahun, jatuh pada 10 Mei 2023.

Adapun yang hadir se-Indonesia, banyak tentunya sampai tidak muat aula makam. 

"Ini kalau bulan Jawa Suro puncaknya ziarah, puasa libur lalu pada saat menginjak malam mendekati Lebaran mulai ada yang ziarah lagi," pungkasnya. 

Berdasarkan pengamatan di sekitar lokasi, terdapat jejak peninggalan dari Syekh Ibrahim Asmoroqondi

Seperti tempat untuk kotbah, beduk, lalu ada sumur dan beberapa benda-benda lainnya.

Di sebelah makam juga ada peninggalan sebagian masjid pada masa Sunan Asmoroqondi, yang kini disatukan dengan masjid baru.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved