Berita Kota Surabaya

Pasca Tragedi Perahu Tambang, BHS Sebut 18 Titik Penyeberangan di Karangpilang Perlu Diintervensi

Ketua Dewan Penasehat DPD Partai Gerindra Jawa Timur ini mengungkapkan, ada 18 titik perahu tambang di sekitar Karangpilang.

surya/bobby constantine Koloway
Ketua Dewan Penasehat DPD Partai Gerindra Jawa Timur, Bambang Haryo Soekartono (BHS) meninjau lokasi kandasnya perahu tambang di Jalan Mastrip Kemlaten Tambangan, Kecamatan Karangpilang, Surabaya, Senin (27/3/2023). 

SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Dunia 'pertambangan' di Surabaya berduka setelah terjadinya kecelakaan perahu tambang yang mengakibatkan satu penumpang tenggelam, Sabtu (25/3/2023) lalu. Hal ini menjadi perhatian pegiat transportasi, Bambang Haryo Soekartono (BHS) yang menilai bahwa pemerintah harus memberikan solusi konkret.

Selain membuat satu penumpang meninggal, kandasnya perahu tersebut juga menyebabkan dua orang terluka serta sejumlah kendaraan roda dua sempat terendam air.

BHS pun meninjau lokasi kandasnya perahu tambang di Jalan Mastrip Kemlaten Tambangan, Kecamatan Karangpilang, Surabaya, Senin (27/3/2023). "Saya ikut prihatin dan berduka cita mendalam atas kejadian ini. Ini tidak boleh terjadi lagi," kata BHS saat meninjau lokasi kejadian.

Ketua Dewan Penasehat DPD Partai Gerindra Jawa Timur ini mengungkapkan, ada 18 titik perahu tambang di sekitar Karangpilang. Beberapa lokasi tidak hanya menjadi andalan penyeberangan antar bibir sungai di Surabaya, namun juga lintas daerah (Surabaya-Sidoarjo).

Perahu tambang menjadi andalan warga karena jembatan yang lokasinya berjauhan. Karenanya, BHS mendukung keberadaan perahu tambang, namun dengan peningkatan standar keamanan. "Operator perahu ini perlu bimbingan. Pemerintah harus hadir. Artinya, menyiapkan regulasi untuk mengatur transportasi ini menjadi aman," kata caleg DPR RI ini.

Mengutip harapan masyarakat, BHS menilai kawasan ini layak dilengkapi dengan jembatan. Sebab, titik jembatan yang sudah ada saat ini terlampau jauh. "Tetapi karena pemerintah nggak mampu (membangun jembatan), mungkin karena belum ada anggaran, masih digantikan dengan mereka (perahu) dengan tarif yang sangat murah. Cukup Rp 1.000 per orang sudah sama sepeda motor," jelas BHS.

Dengan tarif yang yang cukup rendah, sarana prasarana pun tidak diperhatikan. "Mereka selama ini juga tak mendapatkan subsidi untuk merawat armada," kata pria yang juga memliki perusahaan perkapalan ini.

Pemerintah harus menjamin kondisi perahu yang melayani penyeberangan aman. Mulai dari regulasi dan sarana pendukung. "Ini saya mohon (diperhatikan). Sebab, masih ada 18 titik lagi. Malah ada yang antar kota bukan hanya di dalam kota saja," kata caleg dapil Jatim 1 (Surabaya-Sidoarjo ini).

Sebagai bentuk perhatian, BHS Peduli akan memberikan jaket keselamatan (rompi pelampung). Tiap perahu, akan mendapatkan 3 rompi pelampung dan pelampung penolong (lifebuoy). "Kami ingin menjadi pendorong atau pemicu agar pemerintah mau hadir memberi solusi ini. Jangan diremehkan. Walaupun jaraknya pendek, keselamatan harus tetap terjamin," tegasnya.

Usai meninjau lokasi kandasnya perahu, BHS juga menyempatkan untuk mengunjungi keluarga korban yang meninggal dunia, Desiree Peni Chindy. Kepada ibunda Desiree, R Roro Suci Rahayu, BHS juga memberikan santunan.

Menurut BHS, selain kondisi perahu yang baik, penumpang juga harus mendapat perlindungan asuransi. "Harusnya pemerintah memberikan asuransi. Selaiknya asuransi angkutan lainnya," ujar BHS. "Sekalipun nyawa tak bisa dibeli dengan nominal uang, paling tidak ada perhatian. *****

 

Sumber: Surya
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved