Berita Blitar
Kejari Blitar Didesak Usut Proyek Plengsengan Rp 227 Juta, Sepekan Dibangun Sudah Ambrol Kena Hujan
betoneser itu tidak diikat dengan bendrat atau kawat agar mengkait dan menguatkan, hanya batu-batu yang ditancapkan ke tanah.
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, BLITAR - Contoh proyek fisik yang dikerjakan asal-asalan oleh rekanan, kembali terlihat di Kabupaten Blitar. Kelalaian dalam pengerjaan proyek plengsengan di Dusun Bebekan, Desa/Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar pun menuntut perhatian dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Blitar, akibat warga menemukan kualitas proyek yang rapuh dan sudah ambrol padahal baru sepekan dikerjakan.
Semua terungkap ketika warga setempat mengetahui bangunan plengsengan yang baru dikerjakan 70 persen di sungai kering di dusun setempat, ternyata tergerus air hujan. Padahal plengsengan sepanjang 23 meter dan ketinggian 6 meter itu ambrol, ketika dicek warga pada 16 Maret lalu.
Informasinya, pembangunan plengsengan itu merupakan 'jatah' anggota dewan dari Provinsi Jatim di daerah pemilihan (dapil) Blitar senilai Rp 277 juta. Dan tanpa ada yang mengomando, warga melampiaskan kekesalannya dengan membongkar bangunan fisik plengsengan itu.
Warga bukan melakukan perusakan melainkan untuk mengetahui kualitas pengerjaannya. Rasa penasaran warga wajar, karena baru kena hujan beberapa hari saja, banyak pasangan batunya rontok.
"Awalnya warga tidak begitu perhatian dengan proyek yang baru dikerjakan itu. Namun, begitu tahu kalau plengsengan yang sedang dibangun itu ambrol, warga emosi karena melihat pengerjaannya buruk," ujar BI, seorang warga setempat, Senin (27/3/2023).
Puncaknya, sesaat setelah plengsengan itu ambrol pada 16 Maret 3023 kemarin, warga yang penasaran dan mengecek pemasangan besi betoneser untuk tulangan. Betapa kagetnya warga, ternyata betoneser yang sudah terpendam batu pasangan plengsengan itu mudah ambrol padahal hanya ditarik dengan tangan.
Ternyata, betoneser itu tidak diikat dengan bendrat atau kawat agar saling mengkait dan menguatkan, namun hanya batu-batu yang ditancapkan ke tanah. Diduga pekerja membuat akal-akalan, seolah ada tulangan besinya di dalam pasangan batu itu sehingga malah tidak ada gunanya karena tak ada kekuatannya sama sekali.
"Kalau tidak dijebol oleh warga, dikira seperti proyek umumnya yang ada besi tulangannya. Besinya juga kecil saat ditarik warga dari posisi tertanam pasangan batu itu," ujarnya.
Karena pekerjaannya asal-asalan seperti itu, akhirnya proyek itu langsung dihentikan oleh warga dengan diberi tulisan peringatan. "Masak, proyek itu baru dikerjakan pada 6 Maret, lalu tanggal 16 Maret, pasangan batunya mrotoli," begitu tulisan yang dipasang warga.
Dugaan warga, rekanan poyek menganggap kalau pengawas tidak akan mengecek sedetail itu karena lokasi proyek memang berada di dusun yang terpencil. Memang Dusun Bebekan berlokasi paling ujung di antara dusun lainnya di Desa Doko.
Selain itu, jalan menuju dusun itu sulit, naik turun dan rusak sehingga tidak sembarang mobil bisa melewati perbukitan yang berjarak 4 KM dari Desa Doko. Juga sungai yang menjadi titik pembangunan plengsengan itu tidak ada airnya saat musim kemarau.
"Karena dusun kami bukan wilayah persawahan melainkan perbukitan. Kalau proyek seperti itu dikerjakan warga sendiri pasti hasilnya bagus, dan orang lain yang mengerjakan juga tidak tahu medan desa kami," tegasnya.
Sementara Camat Doko, Heri Widiyatmoko mengaku tahu ada proyek dari Pemprov Jatim di sana. "Terserah warga kalau proyek itu dianggap tak sesuai dengan yang diharapkan. Karena warga memang lebih paham kondisi dusunnya," ujar Heri.
Mencuatnya kabar itu membuat kalangan LSM berang. M Trianto, koordinator LSM KRPK (Komisi Rakyat Pemberantasan Korupsi) langsung mendesak Kejari Blitar turun tangan mengusutnya. Menurut Trianto, rekanan yang mengerjakan proyek itu diduga memainkan kualitas pekerjaannya sehingga langsung rusak meski baru kena hujan dua minggu saja.
"Tidak peduli itu proyek anggota dewan, misalnya, kalau diduga kualitasnya disunat seperti itu ya harus diusut. Mestinya, kalau itu proyek pokja atau jasmas ya harus lebih baik dari proyek umumnya. Karena itu proyek untuk rakyat yang ada di dapil anggota dewan," pungkasnya. *****
proyek plensengan ambrol kena hujan
kecurangan proyek fisik di Blitar
proyek plengsengan 22 juta sudah rusak
Kejari Blitar didesak usut proyek plengsengan
Warga Blitar stop proyek fisik Jatim
LSM Komite Rakyat Pemberantasan Korupsi (KRPK)
Naik Tajam, Harga Daging Ayam di Kota Blitar Tembus Rp 38.000 per Kilogram |
![]() |
---|
Ribuan Mati Massal Dalam Semalam di Blitar, Peternak Ayam Potong di Blitar Terpaksa Panen Dini |
![]() |
---|
Polres Blitar Kota Kembali Terapkan Tilang Manual, Fokus Tindak Aksi Balap Liar dan Knalpot Brong |
![]() |
---|
PPDB SMP di Kota Blitar, Sekolah Belum Penuhi Pagu Akan Diisi Menggunakan Sistem Pemenuhan Kuota |
![]() |
---|
Perubahan Gapeka 2023, Stasiun Blitar Jadi Stasiun Transit bagi Penumpang Kereta Api Lokal |
![]() |
---|