KABAR TERBARU Pilot Susi Air yang Disandera KKB Papua Egianus Kogoya, Kapolres: Kesehatan Menurun

Setelah beberapa minggu disandera KKB Papua, terungkap kabar terbaru pilot Susi Air Captain Phillip Mark Mehrtens. Kesehatannya menurun.

Dok Sebby Sambom via Kompas.com
salah satu foto KKB Papua bersama pilot Susi Air. Setelah beberapa minggu disandera KKB Papua, terungkap kabar terbaru pilot Susi Air Captain Phillip Mark Mehrtens. 

SURYA.co.id - Setelah beberapa minggu disandera KKB Papua, terungkap kabar terbaru pilot Susi Air Captain Phillip Mark Mehrtens.

Menurut Kapolres Nduga AKBP Rio Alexander Panelewen, kondisi pilot susi Air yang disandera Egianus Kogoya CS itu kini dikabarkan kesehatannya menurun.

"Bisa kami pastikan bahwa pilot sekarang sampai update informasi terakhir masih dalam kondisi hidup," kata Rio dalam tayangan Kompas TV, Minggu (26/3/2023).

Namun kondisi pilot Susi Air tersebut berdasarkan informasi terbaru alami penurunan kesehatan.

Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor diantaranya kelelahan, cuaca serta makanan selama yang bersangkutan disandera.

"Akan tetapi ada beberapa analisa dari kami bahwa kondisi pilot sekarang lagi kondisi kesehatannya menurun. Itu dari beberapa faktor yang kami analisa, karena kecapean, cuaca atau makanan itu akan sangat berdampak untuk kesehatan pilot tersebut," ungkapnya.

Rio menerangkan bahwa sampai saat ini upaya negosiasi masih tetap diutamakan untuk tujuan pembebasan.

Selain itu ada juga sejumlah upaya alternatif yang ditempuh, namun hingga kini upaya tersebut masih belum membuahkan hasil.

"Upaya negosiasi tetap dilaksanakan, dilakukan, dan kita sudah menggunakan beberapa alternatif dan sampai sekarang masih belum berhasil tapi tetap kita upayakan," katanya.

"Kita berdoa saja bersama-sama mudah-mudahan dalam waktu dekat ini pilot sudah keluar," ujar Rio.

Benarkah Pilot Susi Air Mulai Simpati Dengan KKB Papua?

Sebelumnya, Pengamat Isu-isu Strategis dan Global Prof Imron Cotan menyebut pilot susi air Philip Mehrtens bisa saja mulai bersimpati dengan KKB Papua yang menyanderanya.

Menurut Imron, hal ini disebabkan karena terlalu lama penyanderaan.

Imron juga menilai tuntutan KKB Papua yang ingin menukar kebebasan sanderanya dengan kemerdekaan Papua, adalah tuntutan di luar nalar. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Papua
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved