Berita Kota Kediri

Beras dan Cabai Rawit Ikut Dongkrak Inflasi di Kota Kediri, BPS Sarankan Digelar Operasi Pasar

Menjelang Lebaran Pemkot Kediri diimbau agar menggelar kegiatan operasi pasar serta melakukan pemantauan harga dan stok rutin

Penulis: Didik Mashudi | Editor: Deddy Humana
surya.co.id/didik mashudi
Kegiatan Operasi Pasar komoditas beras yang digelar TPID Kota Kediri untuk menstabilkan harga beras. 

SURYA.CO.ID, KOTA KEDIRI - Kenaikan komoditas beras pada awal tahun 2023 mempengaruhi tingkat inflasi Kota Kediri pada Februari secara month to month (MtM) sebesar 0,16 persen. Kepala BPS Kota Kediri, Pardjan, menjelaskan, inflasi di Kota Kediri dipicu kenaikan harga pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau.

Menurutnya, angka inflasi tersebut masih terkendali dan setara dengan inflasi nasional yakni 0,16 persen. "Kita akan memantau terus dari 10 penyumbang inflasi apakah masih terjadi gejolak harga atau tidak. Kalau masih ya perlu untuk segera dilakukan intervensi," kata Pardjan.

Tercatat 10 komoditas penyumbang inflasi di Kota Kediri pada Februari yaitu beras menyumbang inflasi 0,134 persen, cabai rawit 0,029 persen; sabun deterjen bubuk/cair 0,024 persen; pecel 0,023 persen, bawang putih 0,016 persen; upah Asisten Rumah Tangga (ART) 0,015 persen; sawi hijau 0,014 persen; cabai merah 0,013 persen; susu bubuk untuk balita 0,012 persen; serta minyak goreng 0,012 persen.

Selain itu terdapat 10 komoditas penghambat inflasi, antara lain ikan tongkol diawetkan menyumbang deflasi -0,048 persen; emas perhiasan -0,028 persen; telur ayam ras -0,020 persen; terong -0,016 persen; tahu mentah -0,013 persen, pindang asin -0,013 persen; tomat -0,009 persen; kembang kol -0,008 persen; kacang panjang -0,007 persen; di urutan terakhir ikan lele dengan andil -0,006 persen.

Menjelang Lebaran Pemkot Kediri diimbau agar menggelar kegiatan operasi pasar serta melakukan pemantauan harga dan stok secara rutin guna mengecek ketersediaan komoditas. Juga untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan harga bahan kebutuhan.

"Harapannya, kenaikan itu bisa ditekan dan tidak terlalu besar sehingga inflasi tidak begitu tinggi. Kita harus mengecek di lapangan untuk memastikan barang itu ada sehingga inflasi terjaga dengan baik," ujarnya.

Sementara Tetuko Erwin Sukarno selaku Kabag Administrasi Perekonomian Pemkot Kediri yang juga Sekretaris Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri menyampaikan, untuk komoditas minyak goreng, pemkot terus melakukan penetrasi pasar dengan menyalurkan produk berlabel Minyakita kepada para pedagang pasar rakyat.

"Bulan lalu harga cukup tinggi karena produk berlabel Minyakita ternyata banyak dijual oleh distributor kepada pedagang dengan sistem bundling atau sepaket dengan margarin, kopi atau detergen yang kurang laku di pasaran. Sehingga pedagang harus menaikkan harga jual Minyakita untuk kompensasi harga produk bundling yang slow-moving itu,” jelas Tetuko.

Selain itu Pemkot Kediri telah melaksanakan monitoring dan pengendalian distribusi. "Sudah ada Surat Edaran Menteri Perdagangan tentang larangan distribusi MinyaKia secara bundling. Jadi kita monitoring dan tertibkan di lapangan. Alhamdulillah sudah mulai turun, semoga harganya tetap stabil, perhatian utama kita di ketersediaan pasokan," tambahnya.

Komoditas lain yang menjadi fokus pengendalian harga dan pasokan TPID Kota Kediri adalah beras. “TPID Kota Kediri terus bekerjasama dengan Bulog untuk menyalurkan beras medium dengan harga terjangkau kepada masyarakat. Dan dengan stok yang tersedia di Gudang Bulog,cCadangan Beras Pemerintah masih cukup aman hingga akhir April,” tegasnya.

Apalagi mulai awal Maret telah memasuki masa panen di beberapa wilayah sekitar Kota Kediri, serta beberapa lokasi di Jawa Timur sudah memasuki panen raya. *****

Sumber: Surya
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved