Berita Tulungagung

Satu Pasien TBC Resisten Obat di Tulungagung Meninggal Dunia, 12 Lainnya Masih Taat Berobat

Seorang pasien tuberkulosis (TBC) resisten obat yang dalam pengawasan Dinas Kesehatan (Dineks) Tulungagung meninggal dunia.

Penulis: David Yohanes | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/David Yohanes
Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Tulungagung, Didik Eka. 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Seorang pasien tuberkulosis (TBC) resisten obat yang dalam pengawasan Dinas Kesehatan (Dineks) Tulungagung meninggal dunia.

Pasien tersebut, bagian dari 13 orang penderita TBC resisten obat yang berjuang untuk sembuh.

Namun, kondisi pasien memburuk karena ada penyakit lain, hingga akhirnya tak tertolong.

“Ada penyakit penyerta lainnya, sehingga kondisi pasien drop. Akhirnya minggu lalu pasien meninggal dunia,” terang Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Tulungagung, Didik Eka, Kamis (23/3/2023).

Lanjut Didik, TBC resisten obat biasanya dipicu oleh sikap pasien yang tidak taat berobat.

Didik mencontohkan, pada pasien TBC sensitif obat namun putus berobat, sering ganti obat atau mengobati penyakitnya sendiri.

Akhirnya, kuman yang ada di dalam dirinya berubah menjadi kebal dan resisten dengan obat TBC biasa.

“Kalau kumannya sudah resisten obat, maka obat yang biasanya itu sudah tidak mempan. Harus ditingkatkan lagi,” ungkap Didik.

Pasien TBC resisten obat, akan menularkan kuman TBC yang resisten obat juga.

Karena itu, setiap pasien TBC wajib diobati secara benar dan taat berobat hingga sembuh.

Jika TBC biasa waktu berobat 6-9 bulan, TBC resisten obat butuh waktu 9-24 bulan.

Selain itu, butuh upaya ekstra dari kader TBC, para tenaga Kesehatan dan pengawas obat.

Mereka setiap hari wajib memastikan setiap pasien minum obatnya secara rutin.

Ada sekitar 24 obat yang harus diminum pasien TBC resisten obat.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved