Berita Jember

Belum Selesai, Proyek Pembangunan Tembok Penahan Tanah di Km 38 Gumitir Jember Sudah Ambrol

Proyek pembangunan Tembok Penahan Tanah milik Kementerian PUPR ini baru dikerjakan awal Februari 2023 kemarin, tetapi bangunannya kini sudah ambrol

Penulis: Imam Nahwawi | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Imam Nahwawi
Kondisi proyek plengsengan di Km 38 Jalur Gumitir Jember-Banyuwangi usai longsor, Kamis (23/3/2023). 

SURYA.CO.ID, JEMBER - Insiden plengsengan setinggi 14 meter di kilometer 38 Gumitir Jalan Nasional Jember-Banyuwangi Dusun Gunung Gumitir, Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember yang longsor saat  masih dalam tahap pengerjaan rupanya menyita perhatian publik.

Pasalnya, proyek pembangunan Tembok Penahan Tanah milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ini baru dikerjakan pada awal Februari 2023, namun kini bangunannya malah sudah ambrol saat masih tahap pengerjaan.

Pantauan di lapangan, di lokasi tersebut tidak ada papan proyek, sehingga nilai anggaran dan target pengerjaannya plengsengan yang berada di barat Cafe Gumitir ini sulit diketahui oleh masyarakat.

"Hasil pengerjaan plengsengan sebulan setengah hilang, gara-gara ambrol kemarin," ujar Ikrom seorang pengatur jalan di tikungan sebelum Cafe Gumitir, Kamis (23/3/2023).

Menurutnya, setelah ambrol pada 17 Maret 2023 kemarin, plengsengan selebar 20 meter tersebut belum pernah dilakukan perbaikan atau pembangunan lagi oleh kontraktornya.

"Karena bangunan tembok yang dipasang sudah tinggi, tiba-tiba ambles porak poranda. Sejak itu pengerjaan berhenti masih menunggu gambar dan teknis agar kerjanya tidak sia-sia lagi, " tutur Ikrom.

Sementara, Suharto Koordinator Pengawas Lapangan Direktorat Jenderal Bina Marga Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur-Bali Satuan Kerja PJN Wilayah I, Pejabat pembuat Komitmen 1.6 Propinsi Jawa Timur di Jember, menerangkan bahwa proyek TPT tersebut paket swakelola yang menggunakan dana (M) dari Kementerian PUPR Pusat.

"Sementara untuk berapa besar nilai anggaran proyek, yang mengetahui Kantor Balai besar Surabaya. Sedangkan yang mengerjakan dari PT. Kami hanya memantau dan mengawasi saja," Suharto menanggapi melalui saluran telepon.

Suharto menyarankan, bila ingin mengetahui biaya pembangunan plengsengan tersebut, bisa langsung di Balai Beser Direktorat Jendral Pekerjaan Umum Kementerian PUPR di Kota Surabaya.

"Berapa besar anggaran yang digunakan, bisa klarifikasi ke Kantor Balai Besar PUPR Surabaya Waru," katanya singkat.

Sekadar informasi, plengsengan setinggi 14 meter di km 38 jalur Gumitir ini, longsor pada 17 Maret 2023 sekitar pukul 07.00 WIB, ketika masih tahap pengerjaan.

Kapolsek Sempolan, AKP Suhartanto menjelaskan, ketika plengsengan tersebut longsor, beruntung para pekerjanya dapat menyelamatkan diri. Sehingga tidak membawa korban luka maupun jiwa.

"Hanya kerugian materiil bangunan proyek plengsengan setinggi sekitar 14 meter dan panjang sekitar 20 meter. Bangunan yang sudah dibangun selama beberapa bulan tersebut, ambrol sampai ke dasar jurang,"

Menurutnya, proyek ini baru dikerjakan beberapa bulan lalu, bahkan masih tahap pengerjaan.

Kata Suhartanto, diduga kuat bangunan tidak mampu menahan getaran kendaraan yang melintas di jalan nasional tersebut, sehingga ambrol ketika proyek belum selesai.

"Jadi saya imbau para pekerja untuk hati-hati, karena sudah dua kali terjadi longsor. Karena kalau di bawah ada pengerjaan dan di atas ada kendaraan yang lewat dengan muatan berat, maka akan terjadi getaran dan bisa membuat longsor-longsor berikutnya," tambah polisi yang akrab disapa Tanto ini.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved