Berita Surabaya

Tembus Rp 3,8 Triliun, Belanja Produk Dalam Negeri di Pemkot Surabaya Tertinggi Kedua Nasional

Belanja produk dalam negeri oleh Kota Surabaya selama 2022 mencapai Rp 3,8 triliun.

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: irwan sy
surya.co.id/bobby kolloway
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meninjau kreasi UMKM warga Surabaya 

SURYA.co.id | SURABAYA - Belanja produk dalam negeri oleh Kota Surabaya selama 2022 mencapai Rp 3,8 triliun.

Dengan alokasi anggaran tersebut, Surabaya menempati peringkat kedua sebagai pengguna produk dalam negeri terbaik dengan anggaran terbesar untuk kategori Pemerintah Kota/Kabupaten.

Capaian tersebut akan dilanjutkan tahun ini. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi akan menyiapkan alokasi untuk belanja produk dalam negeri (PDN) dan UMKM yang juga mencapai sekitar Rp3 triliun.

"Sesuai dengan data Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), belanja produk lokal dan UMKM dari APBD Surabaya termasuk tertinggi di Indonesia,” kata Cak Eri di Surabaya, Senin (20/3/2023).

Sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo, belanja untuk UMKM dan PDN harus dioptimalkan.

APBD harus didedikasikan untuk rakyat, serta untuk menstimulasi ekonomi rakyat.

"Ini soal keberpihakan ke ekonomi rakyat. APBD jangan lagi hanya dinikmati pabrikan-pabrikan besar. Karena uang ini juga berasal dari rakyat sehingga harus mendukung kesejahteraan rakyat," katanya.

Sejumlah inovasi Pemkot Surabaya telah mendorong keterlibatan UMKM dalam porsi besar, di antaranya adalah produksi paving untuk keperluan dinas yang melibatkan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Harapannya, dengan dukungan APBD untuk produksi dalam negeri dan UMKM semakin memperkuat ekonomi masyarakat Surabaya.

"Produk ini dibeli Pemkot Surabaya melalui APBD untuk pembangunan di kampung-kampung. Demikian pula seragam gratis untuk pelajar. Seragam ini diproduksi oleh penjahit di kampung-kampung yang kemudian dibeli pemkot untuk selanjutnya dibagikan kepada siswa,” katanya.

Pemkot juga memberdayakan UMKM melalui program Rumah Padat Karya.

Ini tersebar di berbagai kelurahan di Surabaya.

“Rumah Padat Karya untuk memberdayakan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Ada untuk kafe, barbershop, laundry, cuci motor, produksi kue, destinasi wisata, lahan pertanian-perikanan, dan sebagainya. Program ini telah menyerap ribuan warga MBR,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Wali Kota Eri memastikan APBD Surabaya didedikasikan untuk produk dalam negeri.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved