Berita Madiun

Razia Operasi Pekat Satpol PP Jaring PSK, Bupati Madiun Kaji Mbing: Ada yang Terjangkit HIV/AIDS

Bupati Madiun Ahmad Dawami menceritakan Pasar Muneng sudah ditutup sejak lama lantaran sering digunakan sebagai tempat lokalisasi.

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: irwan sy
febrianto ramadani/surya.co.id
Bupati Madiun Ahmad Dawami Ragil Saputro (kiri) beserta Wakil Bupati Hari Wuryanto saat ditemui, Kamis (16/3/2023). 

SURYA.co.id | MADIUN - Bupati Ahmad Dawami Ragil Saputro beserta Wakil Bupati Hari Wuryanto, buka suara terkait razia operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) yang dilakukan oleh Satpol PP Kabupaten Madiun di Pasar Muneng, Kecamatan Pilangkenceng, Kamis (16/3/2023) dini hari.

Dalam kegiatan yang dilakukan bersama TNI dan Polri, petugas menjaring 16 Pekerja Seks Komersial (PSK) tengah mangkal di tempat tersebut, dengan usia rata-rata 20 sampai 40 tahun keatas.

Bupati Ahmad Dawami menceritakan Pasar Muneng sudah ditutup sejak lama lantaran sering digunakan sebagai tempat lokalisasi.

Meski demikian, pihaknya juga mengaku rutin melakukan pemantauan.

"Ketika terlihat ada bibit bibit seperti itu lagi, maka kami akan memperketat operasi razia. Dari yang berhasil diamankan, hampir semuanya dari luar kabupaten. Sementara yang berasal dari Kabupaten Madiun cuma satu orang," ujarnya, saat ditemui di Kecamatan Madiun, Kamis (16/3/2023).

Kaji Mbing, sapaan lekatnya, menyebut petugas sempat melakukan tes kesehatan terhadap semua para wanita kupu kupu malam itu.

Hasilnya, ditemukan ada yang terjangkit HIV/AIDS

"Ini yang terpenting untuk masyarakat. Jadi melihat kondisi seperti itu, kami harus cepat memutus mata rantai penularannya. Ini kami masih dalami dengan melakukan tracing,"tegasnya.

Di tempat yang sama Hari Wuryanto sekaligus Ketua Penanggulangan HIV/AIDS menambahkan, penanganannya harus bersama sama, dan tidak dapat berjalan sendirian.

Pria yang akrab disapa dengan sebutan Hariwur ini juga menyatakan, masyarakat harus terbuka dan berani melapor, apabila ada yang terkena penyakit tersebut. Supaya bisa segera ditangani.

"Kami berharap ada keterbukaan dari penderita HIV/AIDS supaya bisa diatasi dan mempersempit ruang gerak virus. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama. Kalau masyarakat ada yang melapor maka pemerintah langsung bergerak cepat. Jika hanya diam saja maka bisa berdampak buruk. Padahal sejak 2019 tempat itu sudah ditutup. Namun tidak sampai disitu saja, masyarakat di lingkungan tersebut harus berperan serta," sambungnya.

Pemerintah melalui dinas terkait, lanjut dia pasti menemukan kasus tersebut di lingkungan masyarakat setiap bulan.

Tentunya juga tak lepas dari perilaku yang menimbulkan seseorang tertuar.

"Karena penyakit itu menular lewat hubungan seksual dan pemakaian jarum suntik bergantian. Sanksi sudah kami pasang garis police line agar tidak boleh bekerja disitu. Tanpa bantuan dan dukungan dari masyarakat juga kesulitan. Apalagi ditarget 2030 harus zero kasus. Jadi semua pihak harus bekerja sama penanggulangan HIV/AIDS," pungkas Hari Wuryanto.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved