Berita KPop

Sutradara 'In The Name of God' Dapat Perlindungan Ganda Setelah Selesaikan Dokumenter Aliran JMS

Perilisan dokumenter bertajuk "In The Name of God" oleh Netflix yang bercerita soal aliran JMS di Korea Selatan, kini kian marak dibicarakan.

Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Musahadah
Kolase Surya.co.id
Sutradara dokumenter 'In The Name of God' dapat perlindungan ganda dari Netflix seusai perilisan. 

SURYA.CO.ID - Perilisan dokumenter bertajuk "In The Name of God" oleh Netflix yang bercerita soal aliran JMS di Korea Selatan, kini kian marak dibicarakan oleh penggemar.

Di balik ketenaran itu, sama seperti halnya korban aliran JMS yang memilih untuk speak-up, sutradara dokumenter tersebut rupanya juga beberapa kali mendapat ancaman.

Hal ini yang kemudian membuat Netflix, memberikan pengamanan ganda untuk sang sutradara. Salah satunya dengan memberikannya senjata.

Baca juga: Konser BLACKPINK Dapat Pengamanan dari Ribuan Aparat Gabungan, BLINK Wajib Ikuti Aturan Ini

Melansir Instagram @panncafe, selama konferensi pers yang diadakan, Jumat (10/3/2023), Netflix mengambil langkah ekstra untuk melindungi sutradara.

Menurut laporan, perwakilan Netflix meminta agar ada kontak minimal antara mereka yang hadir di konferensi pers dan sutradara.

"Setelah acara, harap jangan maju untuk bertukar kartu nama atau alasan lain," terangnya.

Laporan juga menyatakan bahwa perwakilan Netflix tidak ingin mengambil risiko dengan keselamatan sutradara dan menyatakan mereka akan segera pergi setelah konferensi pers berakhir.

"Demi keselamatan produser Cho Sunghyun, kami akan segera pergi begitu acara berakhir," ucap perwakilan Netflix.

Baca juga: BIODATA Kyoungyoon DKZ, Disebut Jadi Pengikut JMS, Aliran Sesat dan Dibuat Dokumenter oleh Netflix

Sementara itu Cho Sunghyun mengakui bahwa ada korban di antara keluarga dan teman-temannya, sehingga sudah lama menjadi 'pekerjaan rumah' baginya untuk meliput kisah aliran sesat.

Saat meliput berita tersebut, produser Cho Sunghyun diikuti dan diancam oleh orang-orang yang terkait dengan JMS.

Namun demikian, menurutnya ini adalah topik yang harus dia ungkapkan kepada publik dan memastikan tidak ada orang lain yang menjadi korban organisasi mereka.

"Saya memiliki seorang putri dan seorang putra. Saya khawatir ketika mereka pergi ke taman kanak-kanak. Ini berbeda dari saat ayah profesor Kim Do Hyung diserang dan saya yakin Korea telah banyak berubah sejak saat itu. Namun, saya masih khawatir," jelasnya.

Dalam wawancara lain, produser menjelaskan bahwa dia telah membawa senjata bius dan pentungan setelah mengerjakan dokumen.

Series dokumenter sutradara In The Name of God: A Holy Betrayal mengejutkan bangsa ketika mengungkap kebobrokan dan aktivitas kriminal sekte di Korea.

Penonton terkejut saat mengetahui bahwa banyak dari kultus ini masih aktif hingga saat ini, dengan banyak anggotanya yang berasal dari masyarakat tertinggi Korea.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved