Berita Lamongan

Kenakan Batik Berfilosofi, Bupati Lamongan Raih Best Contestan di Parade Fashion Show Fair 2023

Yuhronur Efendi dengan Anis Kartika berhasil Penghargaan Best Contestant Kategori Ramah Lingkungan.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa Humas Pemkab Lamongan
Yuhronur Efendi bersama sang istri Anis Kartika turut ambil bagian dalam parade fashion show 18 Tahun Batik Bordir dan Aksesoris Fair 2023 di Grand City Exhibition Surabaya, Rabu (8/3/2023) 

SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Bupati Lamongan Yuhronur Efendi bersama sang istri Anis Kartika turut ambil bagian dalam parade fashion show 18 Tahun Batik Bordir dan Aksesoris Fair 2023 di Grand City Exhibition Surabaya, Rabu (8/3/2023).

Tidak percuma, Yuhronur Efendi dengan Anis Kartika berhasil Penghargaan Best Contestant Kategori Ramah Lingkungan.

Kaji Yes dan Anis sekali Ketua Dekranasda Lamongan ini harus bersaing dengan 31 kota / kabupaten se Jawa Timur.

Dalam penampilannya, keduanya tetap mengedepankan kearifan lokal, mengenakan busana sarimbit ala desainer ternama Yusi Marta yang memadukan beberapa motif batik Lamongan.

Diantaranya, motif batik ceplok matahari, ornamen gendangan, junjung drajad, enam kathil dan ornamen singo mengkok.

Yuhronur dan Anis tak canggung berlenggak- lenggok bak model profesional. Sekaligus mengenalkan produk kerajinan asli Lamongan dikancah nasional.

Busana dengan beragam motif batik khas Lamongan karya desainer Yumi ini penuh filosofi mendalam yang tergambar dalam setiap detailnya.

Seperti motif ceplok matahari misalnya, mempunyai filosofi yang menggambarkan suratan takdir dan keteraturan hidup, bahwasanya dalam kehidupan di dunia sudah ada aturan dan garisnya.

Dengan begitu, diharapkan orang yang memakainya dapat menjalani hidup secara teratur dan jujur.
"Batik ceplok juga mengandung makna sebagai simbol yang serasi, seimbang serta sempurna, " ungkap Yuhronur kepada Surya.co.id, Kamis (9/3/2023).

Kemudian motif ornamen gendangan, menggunakan teknik geometris atau trapesium yang membentuk jajaran genjang dan biasa disebut masyarakat Lamongan dengan istilah ‘wajik’.

Garis -garis sejajar yang melintang diagonal mengandung pesan agar masyarakat senantiasa menjalin komunikasi yang baik dan senantiasa beriringan agar terhindar dari konflik sosial.

Sedangkan Motif junjung drajad dapat diartikan, seluruh manusia sama derajatnya baik perempuan atau laki-laki, miskin maupun kaya, berpangkat maupun yang tidak.

"Di negara kita ini sejatinya tidak diperbolehkan adanya diskriminasi terhadap suku, agama, ras, antar golongan, maupun politik. Semua mempunyai kedudukan yang sama di hadapan sang pencipta, " ungkap.

Selanjutnya, motif enam kathil berasal dari kata “ngenam” yang memiliki arti menganyam kursi dan terdiri dari garis vertikal dan horizontal yang berhubungan dengan kekuasaan, hubungan dengan Tuhan dan kepada sesama.

Pengingat terhadap individu agar selalu mengingat penciptanya dan memiliki hubungan baik dengan sesama, karena kekuasaan dapat membutakan mata hati seseorang.

Sedangkan motif singo mengkok merupakan simbol warisan dari Sunan Drajat yaitu Raden Qosim. Simbol ini berbentuk singa yang sedang membungkuk.

Makna dari singo mengkok, bahwa singa itu berarti tingkah laku kehewanan. Sedangkan membungkuk, bengkok atau menunduk atau merunduk.

Arti dari Singo Mengkok sendiri adalah singa yang sedang menahan hawa nafsu dan tunduk di hadapan Allah.

Semua motif tersebut disatukan dalam bentuk mahakarya luar biasa indah namun tetap elegan yang mengantarkannya mendapat penghargaan the best contestan dengan katagori ramah lingkungan.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved