Berita Trenggalek

Lima Kecamatan di Trenggalek Terdampak Tanah Gerak, Mas Ipin Siapkan Opsi Tempat Relokasi

Pemkab Trenggalek menindaklanjuti sejumlah laporan adanya musibah tanah gerak yang terjadi di beberapa kecamatan

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Titis Jati Permata
tribun jatim/sofyan arif
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin 

SURYA.CO.ID, TRENGGALEK - Pemkab Trenggalek menindaklanjuti sejumlah laporan adanya musibah tanah gerak yang terjadi di beberapa kecamatan yang ada di Bumi Menak Sopal.

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan pihaknya tengah melakukan advokasi dengan sejumlah pihak untuk mencari relokasi.

"Beberapa tempat sudah diadvokasi sebagai (alternatif) relokasi dan proses pembangunannya bertahap, tidak bisa secara bersamaan," kata Mas Ipin, sapaan akrab Mochamad Nur Arifin, Rabu (8/3/2023).

Ia memberi contoh, relokasi korban bencana tanah gerak sudah dilakukan di Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan.

Sebanyak 29 hunian tetap telah berdiri di lahan hibah dari Pemprov Jatim.

"Masih ada Pandean, lalu yang terbaru di Desa Ngerdani, Kecamatan Dongko, ada juga di Desa Timahan, Kecamatan Kampak, dan di Desa Watulimo, Kecamatan Watulimo," lanjutnya.

Titik-titik tersebut sudah di data oleh Pemkab Trenggalek yang akan dilanjutkan dengan pengklasifikasian berdasarkan tingkat kerusakan dan kelayakan untuk dijadikan tempat tinggal.

"Kita pilah mana yang ringan, sedang, berat, lalu mana yang butuh relokasi. Diusahakan tahun ini," tambah Mas Ipin.

Sebelumnya, Sekretaris BPBD Trenggalek, Tri Puspita Sari menyebut setidaknya ada 5 kecamatan yang terpantau terdapat titik tanah gerak baru pada tahun 2023 ini.

Yang pertama adalah di Kecamatan Tugu, di mana tanah gerak terdapat di Desa Gading dengan 2 titik tanah gerak dan di Desa Nglinggis dengan 1 titik tanah gerak.

"Lalu di Kecamatan Pule yaitu di Desa Joho ada 12 titik. Di Kecamatan Panggul ada di Desa Terbis dan Desa Manggis masing-masing satu titik," kata Pipit, sapaan akrab, Tri Puspita Sari.

Terbaru, BPBD Kabupaten Trenggalek juga tengah mengawasi pergerakan retakan tanah di Desa Nglebo, Kecamatan Suruh, dan Desa Ngerdani, Kecamatan Dongko.

"Di Desa Ngerdani ini ada 14 Kepala Keluarga (KK) dengan anggota 41 jiwa yang terdampak tanah gerak. Bahkan 7 KK harus mengungsi saat hujan lebat turun," ucapnya.

Titik tanah gerak tersebut akan menjadi fokus pengawasan BPBD terutama pada masa musim hujan.

Kepada masyarakat, Pipit mengimbau untuk selalu waspada apabila terjadi tanda-tanda adanya tanah gerak agar segera mencari tempat yang aman.

"Kita imbau juga kepada tim reaksi cepat (TRC) dan relawan BPBD yg ada di wilayah masing-masing terutama di wilayah tanah gerak, agar selalu melakukan monitoring atau pemantauan sehingga ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bisa segera tertangani," pungkasnya.

BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved