Berita Lumajang

Nonton FIlm Usap Pilu Semeru, Bupati Lumajang Cak Thoriq Kenang Jerih Payah Mitigasi Bencana Semeru

Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, mengenang momen mitigasi bencana erupsi Gunung Semeru lewat film Usap Pilu Semeru.

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: irwan sy
erwin wicaksono/surya.co.id
Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengenang momen mitigasi bencana erupsi Gunung Semeru lewat film dokumenter. Sebuah film berjudul Usap Pilu Semeru ia rilis di Bioskop Mopic Cinema Lumajang dan Platform Media Sosial Akun Youtube resmi milik Pemerintah Kabupaten Lumajang. 

SURYA.co.id | LUMAJANG - Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, mengenang momen mitigasi bencana erupsi Gunung Semeru lewat film dokumenter.

Sebuah film berjudul Usap Pilu Semeru ia rilis di Bioskop Mopic Cinema Lumajang dan Platform Media Sosial Akun Youtube resmi milik Pemerintah Kabupaten Lumajang.

Ia mengenang penanganan bencana Semeru menjadi hal yang tak terlupakan selama dirinya menjabat Bupati Lumajang.

Salah satu omen paling mengharukan bagi Thoriq adalah saat mendapatkan kepastian lokasi lahan hunian relokasi bagi warganya yang kehilangan tempat tinggal.

"Saya sangat terharu sekali. Saat Kementerian Lingkungan Hidup mengeluarkan surat keputusan untuk dipakai sebagai tempat dibangunnya hunian relokasi seluas 81 hektar," beber Thoriq.

Kata Thoriq, film berdurasi 41 menit tersebut diputar sebagai referensi penanganan bencana di tanah air.

"Kami berharap, adanya fillm dokumenter ini  bisa menjadi referensi bagi banyak pihak untuk bisa dijadikan salah satu item penanganan. Apabila menjumpai atau mengalami keadaan-keadaan darurat dalam penanganan bencana," tutur Thoriq usai menonton film yang juga dibuat atas kontribusi wartawan televisi tersebut.

Cak Thoriq memuji kontribusi karya jurnalistik para wartawan dalam proses pembuatan film dokumenter tersebut.

Wartawan selalu hadir meliput dan mendokumentasikan proses evakuasi korban hingga rekonstruksi.

Penyampaian informasi percepatan pembangunan hunian relokasi juga senantiasa disampaikan wartawan lewat karya jurnalistiknya.

"Secara khusus saya mengapresiasi Bang Iwan wartawan TV One dan Mas Rahman wartawan Kompas TV karena latarbelakangnya dari media televisi dan mendapatkan beberapa gambaran yang perlu didokumentasi menjadi gambaran secara utuh," puji Thoriq.

Di sisi lain, Abdul Rahman wartawan Kompas TV mengaku peliputan erupsi Gunung Semeru pada tahun 2021 silam tak akan ia lupakan sepanjang hidup.

Bahkan ia harus bertaruh nyawa ketika melaporkan secara langsung detik-detik awan panas Semeru menerjang Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro saat itu.

Wartawan yang akrab disapa Rohman ini bercerita saat dirinya terjebak tanpa sinyal dan listrik di lokasi bencana.

Alhasil, ia harus menunggu 2 hari untuk dapat kembali ke kediamannya di Pasirian.

"Tidak sempat pulang karena memang kondisi saat itu tanpa listrik dan sinyal. Saya harus mencari tempat yang ada sinyal baru saya bisa mengabarkan kepada keluarga kalau saya selamat. Saat itu saya berdoa kepada tuhan dan akhirnya selamat," kenang Rohman.

Rahman mengkiaskan keselamtan kerja seorang jurnalis begitu rentan ketika berhadapan dengan liputan-liputan bencana alam.

"Inilah jiwa dedikasi tinggi dari seorang jurnalis ketika peliputan tidak bisa dibeli dengan nyawa. Tapi sense of news dari seorang jurnalis harus kita miliki," kenangnya.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved