Berita Lumajang

Cerita Wartawan Kompas TV Lumajang saat Meliput Erupsi Gunung Semeru, Sempat Terjebak Awan Panas

Wartawan Kompas TV di Lumajang turut berkontribusi dalam pembuatan film dokumenter berjudul Usap Pilu Semeru

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: irwan sy
erwin wicaksono/surya.co.id
Wartawan Kompas TV Lumajang Abdul Rahman. Ia adalah salah satu kontributor pembuat film Usap Pilu Semeru berupa hasil peliputan erupsi Gunung Semeru pada tahun 2021 silam. 

SURYA.co.id | LUMAJANG - Wartawan di Lumajang turut berkontribusi dalam pembuatan film dokumenter berjudul Usap Pilu Semeru bikinan Bupati Lumajang, Thoriqul Haq.

Abdul Rahman wartawan Kompas TV mengaku peliputan erupsi Gunung Semeru pada tahun 2021 silam tak akan ia lupakan sepanjang hidup.

Bahkan ia harus bertaruh nyawa ketika melaporkan secara langsung detik-detik awan panas Semeru menerjang Dusun Curah Kobokan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro saat itu.

Bersama dengan kamera video yang ia bawa, Rahman merekem ngerinya awan panas Semeru membuat situasi kala itu gelap gulita.

Wartawan yang akrab disapa mas Rohman ini bercerita saat dirinya terjebak tanpa sinyal dan listrik di lokasi bencana.

Alhasil, ia harus menunggu 2 hari untuk dapat kembali ke kediamannya di Pasirian.

"Tidak sempat pulang karena memang kondisi saat itu tanpa listrik dan sinyal. Saya harus mencari tempat yang ada sinyal baru saya bisa mengabarkan kepada keluarga kalau saya selamat. Saat itu saya berdoa kepada Tuhan dan akhirnya selamat," kenangnya dramatis.

Rahman mengkiaskan keselamatan kerja seorang jurnalis begitu rentan ketika berhadapan dengan liputan-liputan bencana alam.

"Inilah jiwa dedikasi tinggi dari seorang jurnalis ketika peliputan tidak bisa dibeli dengan nyawa. Tapi sense of news dari seorang jurnalis harus kita miliki," kenangnya..

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved