KKB Papua

PESAN TERAKHIR Praka Jumardi ke Orangtua Sebelum Gugur Ditembak KKB Papua, Ayah Ibu Tak Bisa Tidur

Terungkap pesan terakhir Praka Jumardi ke orangtua sebelum gugur ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua di Distrik Meagabume, Puncak

Editor: Musahadah
kolase tribun timur/kompas.com
Praka Jumardi, Prajurit Kostrad yang gugur ditembak KKB Papua di Kabupaten Puncak. Ini pesan terakhir ke orangtuanya. 

SURYA.CO.ID - Terungkap pesan terakhir Praka Jumardi ke orangtua sebelum gugur ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua di Distrik Meagabume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Jumat (3/3/2023).

Praka Jumardi gugur saat mengevakuasi warga sipil yang ditembaki KKB Papua.

Hermanto, ayah Praka Jumardi mengungkapkan, sebulan sebelum sang putra meninggal dunia, dia menelpon ibunya yang tinggal di Desa Patangkai, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone.

Kepada sang ibu, Praka Jumardi mengungkapkan rencananya. 

"Bulan lalu terakhir komunikasi. Dia menelepon sama mamanya, dia sampaikan mau pindah tugas. Ternyata ini maksudnya pindah tugas," jelas Hermanto dikutip dari TribunBone, Sabtu (4/3/2023).

Hermanto juga menambahkan, semenjak anaknya menjadi anggota TNI, baru tiga kali ia melihatnya pulang ke rumah.

Baca juga: SOSOK Praka Jumardi, Prajurit Kostrad yang Gugur Ditembak KKB Papua saat Evakuasi Warga Sipil Puncak

"Semenjak menjadi TNI tahun 2013 baru tiga kali pulang kampung. Jarang sekali memang pulang itu anakku karena bertugas," kenangnya.

Hermanto bercerita bak mendapat firasat sebelum kepergian sang anak untuk selama-lamanya.

Hermanto dan istrinya mengalami kejadian aneh, merasa gelisah terus menerus.

Kegelisahan memikirkan anak pertamanya itu membuatnya sampai tak bisa tidur dua hari dua malam.

Hingga akhirnya ia mendapatkan kabar, anaknya yang merupakan anggota TNI Yonif Raider 303/SSM Divisi 1 Kostrad gugur dalam kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Pamebut, Distrik Yugumuka, Kabupaten Puncak, Papua, Jumat (3/3/2023).

"Waktu hari Kamis saya gelisah berdua mamanya selama dua hari. Sampai-sampai tidak bisa tidur. Saya bilang ada apa ini?" kata Hermanto ditemui Tribun-Timur.com dikediamannya Jl Kemauan, Leppangeng RT/RW 006/002, Desa Patangkai, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Sabtu (4/3/2023).

"Ternyata anakku meninggal hari Jumat, hari di mana dia lahir," tambahnya.

Hermanto mengaku sempat terlambat mendapat kabar akan kepergian anaknya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved