Proliga 2023

Penderita Kanker di Lamongan Capai 2300 Orang dan Cara Cegah Serangannya

Jumlah penderita kanker di Lamongan cukup tinggi, mencapai 2300 orang, terbanyak dialami mereka yang berusia 50 tahun ke atas

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Fatkhul Alami
Surabaya.Tribunnews.com/Hanif Manshuri
Peserta jalan sehat dalam rangka kampanye deteksi dini di Hari Kanker se- dunia di titik 0 KM Lamongan, Minggu (5/2/2023) pagi. 

 

SURYA.co.id | LAMONGAN - Jumlah penderita kanker di Lamongan cukup tinggi, mencapai 2300 orang, terbanyak dialami mereka yang berusia 50 tahun ke atas.

Sementara penanganan penderita kanker di Lamongan belum bisa paripurna karena terkendala tenaga dokter spesialis yang belum dimiliki oleh rumah sakit plat merah, RSUD dr Soegiri.

"Yang terjangkit kanker di Lamongan ini mulai usia produktif sampai usi lanjut, " kata Kepala Dinas Kesehatan Lamongan, dr Taufik Hidayat kepada Surya.co.id sebelum pemberangkatan peserta jalan sehat dalam rangka kampanye deteksi dini di Hari Kanker se- dunia di titik 0 KM Lamongan, Minggu (5/2/2023) pagi.

Hari kanker sedunia pada 4 Februari diperingati oleh Pemerintah Kabupaten Lamongan bersama insan kesehatan lewat kampanye deteksi dini yang dikemas dengan acara jalan sehat.

Menurut Taufik, melalui kampanye kesehatan yang diikuti 450 orang dari insan kesehatan, negeri maupun swasta ini diharapkan mampu memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya kesehatan dan pola hidup sehat untuk mencegah kanker.

"Dengan aksi ini kita memberikan edukasi kepada masyarakat untuk punya kesadaran yang tinggi, sekaligus mengingatkan kepada masyarakat akan bahaya ancaman kanker, " ungkapnya.

Melalui deteksi dini, maka jika ada gejala-gejala kanker akan segera tertangani dengan melakukan aktivitas pencegahan, pemeriksaan, pengobatan bagi kanker yang dideritanya.

Kalau terdeteksi dini, makan akan mudah penanganannya dan pembiayaan terlalu tinggi. Penyebab pembiayaan tertinggi di BPJS nomor dua itu penderita kanker. Karena rata-rata terdeteksi pada stadium lanjut.

Pemicu serangan kanker, masih kata Taufik, ada beberapa penyebab diantaranya pola hidup, pola makan, pola gizinya. Maka diperlukan hidup bersih dan sehat serta ketenangan hati.

Nah, katanya, untuk mencegahnya, harus mendisiplinkan pola hidup, makanan yang tidak merangsang timbulnya kanker yaitu makanan yang ada bahan pengawet tambahan.

" Istilahnya karsinogen, yaitu bahan- bahan yang memicu kanker, " kata Taufik seraya menganjurkan untuk back to nature soal makanan dan pola hidup.

Pihaknya juga intens mengkampanyekan soal upaya pencegahan dan deteksi dini soal kanker ke sekolah-sekolah, termasuk kampanye kesehatan reproduksi, pada saat UKS.

"Ada yayasan kanker Indonesia yang dipunyai Lamongan juga perlu dimanfaatkan, " kata Taufik.

Halaman
12
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved