1 Abad NU

Peringati 1 Abad NU, Unusa dan Eyelink Foundation Akan Gelar Operasi Katarak Gratis di Bawean

Mengambil momentum 1 Abad NU, Unusa bersama Eyelink Foundation menggelar operasi katarak dan berbagi kacamata secara gratis di Pulau Bawean, Gresik

Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Cak Sur
Istimewa
Tenaga medis Eyelink Foundation saat mengecek kondisi mata pasien katarak di Pulau Bawean pada Novmber 2022. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Mengambil momentum 1 Abad NU (Nahdlatul Ulama), Eyelink Foundation bersama Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) resmi berkolaborasi untuk menggelar operasi katarak dan berbagi kacamata secara gratis di Pulau Bawean, Gresik, serta sejumlah daerah lainnya yang ada di Jawa Timur.

Kerja sama tersebut pun telah diwujudkan hari ini, melalui penandatanganan MoU antara Eyelink Foundation bersama PBNU, Unusa, Pemprov Jatim serta beberapa lembaga terkait seperti Yarsis dan masih banyak yang lainnya, Sabtu (4/2/2023), di Tower RSI A Yani Surabaya.

Pembina Eyelink Foundation dr Uyik Unari, SpM (K) mengatakan, dipilihnya bakti sosial kesehatan mata di Bawean untuk pertama kalinya ini, mengingat data di sana menunjukkan ada ratusan masyarakat mengalami gangguan penglihatan akibat katarak kelainan refraksi.

"Jadi, komitmen 'Indonesia Bebas Kebutaan' ini didukung penuh oleh Eyelink Foundation, melalui upaya percepatan pemberantasan kebutaan dalam agenda bakti sosial kesehatan mata di Pulau Bawean Gresik, 6-11 Februari 2023," ujar dr Uyik Unari.

Dari hasil pemeriksaan dan skrining awal pihak Eyelink Foundation pada 24 - 26 November 2022, lanjut dr Uyik Unari, menyebutkan terdapat 296 orang menderita Katarak dan 90 orang menderita pterygium dari 900 warga yang diperiksa.

"Nah ini nanti, ratusan pasien akan mendapatkan operasi katarak dan pterygium gratis selama 1 pekan ini (6-11 Februari 2023)," imbuhnya

Bahkan, selain gangguan penglihatan katarak dan pterygium, dari pemeriksaan pada 900 siswa itu pula, terdeksi 135 di antaranya menderita kelainan refraksi. Sehingga tentunya juga membutuhkan kacamata untuk mengoreksi penglihatannya.

"Dan sejalan dengan sejumlah layanan yang akan dihadirkan itu, Eyelink Foundation sendiri akan melibatkan 4 dokter mata dan 40 tenaga medis dalam pelaksanaan baksos ini," sambung dr Uyik Unari.

Ia menambahkan, baksos ini akan dijalankan bertahap hingga akhir tahun 2023 mendatang.

“Masih sebagian warga saja kami periksa, harapannya dalam setahun ini bisa mencakup seluruh warga di Bawean dan segera memberikan tindakan untuk mengembalikan kondisi penglihatan mereka,” kata dr Uyik Unari.

Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis), Prof Muhammad Nuh dalam sambutannya menambahkan, MoU yang ditandatangani ini nantinya tidak hanya untuk Bawean, Gresik, tapi akan dilakukan juga di daerah-daerah di Jatim.

“Yarsis bersama rumah sakitnya dan Unusa akan men-support kegiatan dalam kegiatan ‘Indonesia Bebas Kebutaan’ yang diinisiasi oleh Eyelink Foundation. Unusa akan menerjunkan mahasiswa perawat dan para dokter muda dan dosen sebagai bagian dari proses pembelajaran,” katanya.

Sementara itu, Rektor Unusa, Prof Achmad Jazidie mengungkapkan, kerja sama ini bagian dari keikustertaan Unusa sebagai perguruan tinggi NU dalam memperingati 1 Abad NU.

“Kami bersyukur dapat bersama-sama asosiasi dan lembaga terkait serta Eyelink Foundation, dapat berkontribusi untuk masyarakat yang memang masih dapat disembuhkan atas kebutaan mereka diderita,” katanya.

Tentu, lanjut Jazidie menambahkan, langkah menolong orang yang awalnya dapat melihat dan dipastikan sudah dapat membaca baik latin maupun Alquran. Lalu kemudian buta karena katarak dan bisa kembali melihat akibat dioperasi, nilainya amat sangat besar dan tak ternilai.

“Insya Allah ganjarannya sangat besar dari huruf-huruf Alquran yang bisa dibaca kembali,” kata Jazidie.

  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved