Berita Bangkalan

Bangkalan Sempat Sukses Nol Kasus Awal 2022, Kini Suspek Campak Malah Bertambah Menjadi 39 Anak

Sebelumnya, Dinkes Bangkalan masih menahan beberapa spesimen urine bayi suspek campak pada suhu 2-8 derajat.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
surya/ahmad faisol
Tim Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Bangkalan melakukan tracing kasus campak. 

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Pemantauan dan pelacakan kasus campak oleh Tim Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan selama sepekan terakhir, mendapatkan hasil mengejutkan. Dugaan kasus campak pada anak diperkirakan bertambah, bukan lagi 13 suspek pada tiga pekan pertama Januari 2023.

Tim dinkes malah menemukan tambahan suspek campak sejumlah 26 anak di bawah usia 10 tahun. Sehingga kini total suspek campak di Bangkalan berjumlah 39 anak. Kegiatan penelusuran itu sebagai tindak lanjut atas temuan sejumlah 13 anak suspek campak pada tiga minggu pertama 2023.

Hasil kegiatan tracing dalam sepekan terakhir itu sudah disampaikan Kasi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Bangkalan, Siska Damayanti kepada SURYA, Kamis (2/2/2023). “Ada tambahan 26 anak, sehingga total menjadi 39 anak. Tetapi masih suspek, karena virus yang menyerupai gejala seperti campak itu banyak. Namun bagi kami selaku surveillance, harus diperlakukan campak,” ungkap Siska, Jumat (3/2/2023).

Kondisi ini bertolak belakang dengan Januari 2022 silam, di mana Bangkalan kala itu terdata nol kasus campak. Peningkatan kasus campak saat itu terjadi mulai Maret dan April, dan total ada 140 anak terjangkit selama 2022.

Siska menjelaskan, meski menemukan 26 kasus tambahan suspek campak, pihaknya saat ini mengaku kesulitan mengambil spesimen terhadap ke-39 anak suspek campak. Spesimen tersebut akan dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Provinsi Jawa Timur.

“Kami hanya mendapatkan sekitar 5 spesimen, karena memang susah mencari pasien yang mau diambil serumnya. Kalau orang desa pasti tidak mau, dikira untuk keperluan uji coba,” jelas Siska.

Sebelumnya, Dinkes Bangkalan masih menahan beberapa spesimen urine bayi suspek campak pada suhu 2-8 derajat. Hal itu dikarenakan pihak BBLK Provinsi Jawa Timur kehabisan stok reagen. “Iya sudah kirim (ke BBLK), tetapi sekedar mengirim, belum diperiksa karena memang reagen belum ada,” pungkasnya. *****

Sumber: Surya
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved