Berita Tuban

Wabah PMK Jilid II Muncul di Beberapa Daerah, Bupati Tuban Pikirkan Opsi Penutupan Pasar Hewan

Menurutnya penutupan pasar merupakan pilihan terakhir ketika perkembangan angka PMK terus meningkat.

Penulis: M. Sudarsono | Editor: Deddy Humana
surya/mochammad sudarsono
Penyemprotan desinfektan di pasar hewan Tuban. 

SURYA.CO.ID, TUBAN - Setelah sempat mereda, wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) jilid II di Jatim kembali menjadi ancaman karena muncul lagi kasus penularan pada sapi di beberapa daerah. Bahkan beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur mengalami kenaikan kasus PMK di awal 2023.

Antisipasi yang dilakukan Dinas Peternakan Jawa Timur baru lewat penyemprotan cairan disinfektan di tiga pasar hewan di Tuban. Terbaru, Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, telah menggelar rapat untuk menyikapi wabah PMK.

Rapat dilakukan sebagai upayamerencanakan pencegahan penyakit itu agar tidak semakin meluas. "Kita sudah rapat dengan forkopimda untuk menyikapi PMK agar tidak semakin meluas," kata Bupati Aditya kepada wartawan, Kamis (2/2/2023).

Pria yang juga Ketua DPD Golkar Tuban itu mempertimbangkan opsi penutupan pasar hewan. Menurutnya penutupan pasar merupakan pilihan terakhir ketika perkembangan angka PMK terus meningkat.

Saat ini yang diperlukan adalah sosialisasi gencar terkait penanganan wabah tersebut, selain juga vaksinasi. "Penutupan pasar hewan itu opsi terakhir, karena dampaknya sangat luas. Untuk saat ini yang penting adalah sosialisasi dan vaksinasi. Insya Allah untuk vaksin tercukupi," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, kasus PMK yang menyerang ternak sapi tengah menjadi perhatian serius pemerintah provinsi. Di awal 2023, terjadi lonjakan 188 kasus yang tersebar di berbagai daerah. Sebaran penyakit yang begitu cepat tersebut, membuat Dinas Peternakan Provinsi Jatim harus bekerja ekstra melakukan pencegahan.

"Kita perlu waspada jika terjadi penularan cukup tinggi," kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jatim, Indyah Ariyani saat meninjau penyemprotan desinfektan di pasar hewan Tuban, Kamis (19/1/2023).

Jika mengacu data Dinas Peternakan Jatim, ia membeberkan sebaran kasus PMK di beberapa daerah di Jawa Timur. Di antaranya Ponorogo ada 35 kasus, Ngawi 35, Bojonegoro 35, Nganjuk 35. Sedangkan Tuban 26 kasus.

Kemudian Jombang 7, Blitar 5, Probolinggo 4, Magetan 4 dan Lamongan 2 kasus. Sementara untuk daerah lain belum terdeteksi. "Tambahan kasus PMK muncul awal tahun hingga 18 Januari kemarin, total ada 188 kasus," terangnya.

Meski begitu, berdasarkan data yang masuk juga ada angka kesembuhan sapi yang terjangkit PMK. Seperti Tuban dan Bojonegoro, kesembuhan masing-masing di angka 14, dan 2 di Lamongan.

Dengan adanya kenaikan kasus PMK, maka akan dilakukan penyemprotan di pasar hewan, vaksinasi bagi hewan ternak dan memonitor arus lalu lintas ternak antar wilayah satu dengan yang lain, terutama antar provinsi. "Kita akan lakukan upaya seperti awal PMK dulu, lalu lintas ternak dari Jateng ke Jatim juga akan menjadi perhatian," pungkasnya. ****

Sumber: Surya
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved